Pernah Diremehkan, Sekarang Nokia Malah Pakai Android. Kenapa?

Pernah Diremehkan
Pernah Diremehkan
Iron Man
Iron Man
Print PDF

Pada akhirnya Nokia Pakai Android

Pada akhirnya Nokia Pakai AndroidSeakan tak belajar dari kesalahan, Nokia masih saja percaya windos phone bisa melawan Android. Sayangnya seri Lumia, smartphone hasil kolaborasi antara Microsoft dan Nokia tak begitu menonjol dipasaran, dan harus puas tersisih oleh Android dan IOS.Bercermin akan hal itu, saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Nokia akhirnya mencoba peruntungannya pada smartphone berbasis Android pertamanya yang diluncurkan pada Februari 2014 dengan Nokia X, X+ dan Nokia XL.Namun penjualan Nokia bersistem operasi Android tak selaris produk lain dikelasnya. Banyak pengamat mengatakan reputasi Nokia yang pernah menjadi raja ponsel dunia sudah hancur di masyarakat.Keterlambatan Nokia merespon perkembangan dan kebutuhan pengguna juga dirasa memberikan dampak menurunnya kepercayaan pengguna terhadap brand itu.Bayangkan saja, smartphone Android pertama kali diluncurkan pada tahun 2005, sedangkan Nokia baru menerapkannya pada tahun 2014. Lalu, 9 tahun kemana saja?Dianggap gagal total, pada tahun 2016 Microsoft lalu memutuskan menjual divisi Microsoft Mobile (dulunya Nokia) ke FIH Mobile, anak perusahaan Foxconn.Nilai transaksi pembelian ini mencapai US$ 350 juta atau sekitar Rp 4,6 triliun. Lewat pembelian ini, 4.500 karyawan Microsoft divisi feature phone akan dipindahkan ke FIH Mobile.Nokia sendiri direncanakan akan digunakan sebagai merek untuk perusahaan baru yang diberi nama HMD global. Perusahaan tersebut akan memproduksi serta menjual perangkat smartphone dan tablet Android bermerek Nokia.HMD Global, secara resmi mengumumkan perilisan smartphone pertama, Nokia 6 berplatform Android pada 2017 lalu.

Ada apa? Kenapa Nokia beralih ke Android?

Kenapa Nokia beralih ke Android?Kita tentu tidak lupa ketika Nokia pernah meremehkan Android. Lalu kini Nokia malah menggunakan Android pada produk smartphone-nya. Pasti ada alasan kenapa Nokia mengubah haluan bisnisnya ini.Dikutip dari Kompascom, Kehadiran Nokia seri X, gadget bersistem operasi Android pertama Nokia boleh jadi merupakan bagian dari strategi “mengalah untuk menang” dari Microsoft. Alih-alih menjatuhkan pengguna dari Microsoft, Nokia X justru diharapkan bakal menjadi gerbang yang menggiring para pengguna Android ke pangkuan Microsoft.Caranya layanan Nokia dan Microsoft seperti Here, MixRadio, Skype, Outlook dan Onedrive akan ditambahkan di tiga model ponsel tersebut. Sedangkan untuk mengunduh aplikasi, disediakan Nokia Store dan toko aplikasi pihak ketiga yang lain.Setelah lepas dari Microsoft, HMD global selaku pemegang hak merek Nokia masih mempertahankan Android sebagai sistem operasinya. Alasannya simple, Android telah meraksasa dengan dukungan para pengembang aplikasi pihak ketiga.Sekarang perlahan tapi pasti, Nokia mulai bangkit kembali. Pada tahun 2018, HMD Global, sang pemegang merek smartphone Nokia, mengumumkan perangkatnya sudah menjadi Top 5 Brand Smartphone di 15 negara.Berbeda dari data internal HMD Global, Counterpoint menyebut Nokia masuk dalam daftar Top 10 brand smartphone dunia untuk periode tiga bulan kedua 2018.Dalam laporan Q2 2018 lembaga riset global itu, Nokia disebut menempati posisi 9 untuk merek smartphone dunia dan posisi ketiga di ranah feature phone.

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah Nokia

Ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita petik. Yang pertama adalah jangan terlalu sombong. Nokia terlihat terlalu nyaman dengan status ‘raja ponsel’ kala itu, mereka lalu meremehkan merek-merek baru dan menganggap kemunculan brand-brand itu bukanlah sebuah ancaman yang berarti. Namun sekarang, brand-brand itulah yang justru memukul Nokia hingga tersungkur.Pelajaran kedua ialah jangan menutup mata tentang perkembangan yang terjadi disekitar. Dari cerita panjang Nokia, merek ponsel ini tak mau mengakui perkembangan teknologi yang terjadi. Ambisi Nokia yang terlalu percaya diri dengan produk ciptaannya pada akhirnya membuat brand ini lambat-lambat mulai ketinggalan jaman.Pelajaran terakhir adalah fokus pada kompetitor. Adanya kompetisi dalam dunia bisnis memang baik. Itu berarti akan ada perbaikan yang terus berkelanjutan. Korporasi raksasa yang tidak peka terhadap persaingan akan membuatnya ketinggalan informasi tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pelanggan.