Kutipan | Kalimat | Ucapan | Caption | Mutiara | Bijak |Motivasi | Quotes | Kata Kata Menjaga Lisan |
Pada jaman sekarang, banyak orang yang sudah tidak lagi memperhatikan tentang lisannya. Mereka yang suka berbicara seenaknya saja, asal ceplas-ceplos, sering berkata kasar, dan sebagainya. Padahal lisan adalah poin terpenting dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Jadi sepatutnya kita harus berhati-hati dalam berlisan dan bertutur kata.
Ada kata-kata bijak mengatakan “mulutmu adalah harimaumu”. Maknadari kata kata tersebut adalah terkadang perkataan kita akan berbalik kepadadiri kita sendiri. Jika lisan kita baik, maka kebaikan itu mungkin akan kembalikepada diri kita, sebaliknya, jika lisan kita buruk maka bukan tidak mungkinhal itu menjadi bomerang untuk kita di masa depan.
Selain itu, kita juga harus menjaga lisan pada orang lainsecara langsung. Perlu kamu ketahui bahwa setiap orang itu memiliki sifat yangberbeda-beda. Bisa jadi perkataan yang keluar dari lisanmu menyinggung perasaanorang lain, meskipun kamu sudah merasa sudah bertutur kata dengan baik.
Nah bagi kamu yang saat ini lagi nyari kata kata bijak tentang lisan, berikut ini adalah kata kata menjaga lisan dan perkataan yang buruk.
Kata Kata Menjaga Lisan
Terkadang lisan itu bisa menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh jarum.
Diamku adalah caraku menjaga dari ketidakberdayaan diriku sendiri menjaga lisan dan keinginan.
Jagalah lisanmu agar tidak ada hati yang terluka karenanya.
Lisan yang kasar bisa melukai hati, walaupun terkadang anda tidak menyadarinya.
Baca Juga: 30 Kata Kata tentang Ghibah atau Membicarakan Orang Lain di Belakang
Tidak pandai menjaga lisan adalah bukti tidak pandai menjaga hati.
Apabila jarak memisahkan, masih ada lisan untuk mendoakan. Membuat dirinya, merasa nyaman.
Masalah terbesar orang dengan pikiran sempit adalah mulut mereka selalu terbuka lebar.
Janganlah kamu mengucapkan perkataan yang kamu sendiri tak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya.
Bebasnya pikiran dan hati karena lurusnya lisan ketika bicara.
Lisan yang mudah merendahkan orang lain adalah tanda orang yang sulit mendapatkan kebahagiaan.
Lisan perlu dikendalikan karena ada hati yang perlu dijaga.
Jika lisan ini tak mampu mengutarakan, biar saja hati ini yang terus mendoakan.
Hati-hati menjaga lisan, sebab seringkali apa yang kita ucapkan berbalik ke diri sendiri.
Tidak semua air mata berarti lemah. Terkadang air mata adalah kebahagiaan yang tidak mampu diungkapkan oleh lisan.
Marahmu diam, itu lebih kejam dibanding marah dengan lisan. Diam terkesan tidak peduli, tidak peduli tanda tak butuh.
Bicaralah dengan kalimat yang baik, suara yang lembut tapi tegas. Karena tak jarang kamu dinilai dari ucapan dan sikap ketika berbicara.
Kebohongan berawal dari jiwa, merembet pada lisan dan merusak perkataan. Kemudian merembet pada anggota badan dan merusak segalanya.
Tuhan meletakkan mulut di antara mata dan telinga agar kita dapat melihat dan mendengar dari dua pihak, berbicara tanpa memihak.
Wahai Lisan! Ucapkanlah kebaikan niscya engkau beruntung, atau diamlah dari bicara jelek niscaya engkau selamat.
Kadang. Hati dan lisan kita tidak sejalan. Lisan meminta yang terbaik. Tapi, hati meminta apa yang diinginkan.
Semakin bijaksana seseorang, maka semakin bijak pula orang itu menjaga lisannya.
Kita kadang tak sadar bahwa kemungkinan lisan atau sikap kita lah yang justru terkesan merendahkan seseorang bahkan menghinanya.
Menulis layaknya mengukir ungkapan hati yang tidak bisa terucap secara lisan.
Jika tangan kita tak mampu membalas kebaikan seseorang, mampukan lisan dengan selalu berdoa untuknya.
Jika hati kita berat untuk memuliakan orang lain, sekurang-kurangnya jagalah lisan kita daripada menyakiti hati orang lain.
Lisan merupakan cermin baik atau buruknya kualitas iman seseorang. Maka jagalah lisanmu sebaik mungkin.
Menyampaikan pesan kebaikan tak bisa dengan lisan kebencian. Biasanya malah jadi menampilkan kedengkian.
Tidak ada jihad yang lebih berat dari menjaga lisan. (Fudhail bin ‘Iyadh)
Kata yang lepas dari lisanmu bukan lagi milikmu tapi milik yang mendengarkannya.
Belajarlah untuk tidak mudah mengumbar kata, karena begitu sesuatu diikrarkan, kita terikat, dan tak bisa menariknya kembali.
Permintaan maaf tidak akan berarti jika kamu tidak tulus memintanya. Maaf bukan hanya dari lisan, tapi juga dari hati.
Kata yang diucapkan dari hati akan masuk ke hati, kata yang hanya di mulut saja akan berhenti di telinga.
Sesungguhnya kata-kata itu letaknya didalam hati, adapun lisan itu hanyalah bukti dari apa yang ada dalam hati.
Kata-kata lembut melunakkan hati yang lebih keras dari batu. Kata-kata bernafsu mengeraskan hati yang selembut sutra.
Mungkin lisan lebih sering mengatakan jujur, daripada perbuatan yang seringkali menolak untuk jujur.
Jangan terlalu mudah mengatakan sesuatu yang menyakitkan sebab menyembuhkan luka karena sakit hati tidak semudah mengucapkan maaf.
Hendaknya setiap kita senantiasa menjaga diri dari berbicara atau menuliskan komentar yang tidak jelas manfaatnya.
Ketika hati kotor, maka ucapan pun akan kotor karena ucapan gambaran hati pemiliknya.
Berbicaralah hanya ketika kata-kata yang kamu ucapkan lebih indah daripada diam.
Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan. (HR.Bukhori)
Bahagia itu berasal dari kesuksesan untuk tidak merawat iri dengki dalam diri, juga menjaga lisan untuk tidak menyakiti banyak hati.
Lisan adalah cerminan isi hati. Maka jika kamu ingin mengetahui isi hati seseorang, cermatilah apa yang lisan mereka katakan.
Lebih baik berpikir dahulu sebelum mengucapkan apapun, karena lisan yang keluar dari mulut tidak bisa ditarik kembali.
Lisanmu janganlah kamu pergunakan untuk membicarakan aib orang lain. Ingat aib mu juga banyak dan orang lain juga punya lisan.
Menjaga hati sama pentingnya dengan menjaga lisan, karena jika hati seseorang baik, maka akan keluar dari lisannya perkataan yang baik. Lisan mencerminkan kebersihan hati seseorang.
Hati itu adalah harta rahasia, bibir adalah gemboknya dan lisan adalah kuncinya. Maka hendaklah setiap orang menjaga kunci rahasianya itu.