Kutipan | Kalimat | Ucapan | Caption | Mutiara | Bijak |Motivasi | Quotes | Kata Kata Pena |
Pena adalah salah satu alat tulis yangdigunakan untuk memberikan tinta ke permukaan, seperti kertas, untuk menulisatau menggambar. Pena berbedadari pensil karena umumnya tintanya tidak dapat dihapus, meskipun masih bisaditutupi menggunakan penghapus khusus, seperti Tipp-Ex.
Sifat pena yang sulit dihapus dan cenderung abadi ini takjarang kita gunakan untuk menggambarkan isi hati. Bagi yang suka menulis, penaterkadang menjadi teman dekat untuk meneruskan imajinasi yang dihasilkan oleh perasaandan pikiran ke dalam sebuah tulisan. Bahkan pena turut adil menciptakantulisan-tulisan yang indah.
Dalam satu momen, terkadang kita merasa hanya pena yang bisamengerti tentang perasaan kita saat ini. Bukan karena bentuknya, tapi karenafungsinya yang bisa mencurahkan isi hati. Disaat kata-kata tak bisa terucapkan,mungkin pena bisa menyampaikannya ke dalam tulisan. Tulisan yang kita buatsendiri, tulisan yang hanya kita nikmati sendiri.
Bagi kamu yang saat ini menikmati makna dari sebuah pena,berikut ini adalah kata kata tentang goresan pena hitam yang kecil.
Kata Kata TentangPena
Jika pena mampu menulis notasi nada, saat itulah hatiku bersuara, dan melodi cinta mengalun didalamnya.
Perihal menulis mungkin pena jawaban terbaiknya. Tapi perihal rindu, hanya kamu yang jadi jawabannya.
Habis air mata, pena dan kertas berbicara.
Bagaikan menulis tanpa kertas dan pena.
Tutup buku masa lalu, goreskan pena untuk masa depan!.
Cukup dengan goresan pena, kita bisa mengubah dunia.
Karena hidup ini hanyalah kertas putih dan pena tanpa penghapus.
Entah kenapa, aku bisa begitu akrab dengan pena. Hingga tangan berkata ‘kita sudah seperti saudara’.
Seberkas kata dibalik kertas dan pena.
Saya lebih takut pada sebuah pena daripada seratus meriam.
Jika kata itu tak mampu kau utarakan secara langsung maka kertas dan pena siap menjadi media pelipur lukamu.
Jika tak mampu menjadi pena kebaikan, jadilah penghapus keburukan.
Ketika pena menari dan secarik kertas memberinya irama, maka karya pun tercipta.
Mengertilah, membencimu bagaikan tinta yang asing terhadap pena.
Sebab engkau adalah inspirasi, dari pena penulis yang haus imajinasi.
Hanya sebatas kertas dan pena. Dan secangkir kopi disisinya. Tak butuh tinta tuk melukisinya. Aku ada ketika kau percaya.
Baca Juga: 50 Kata Kata Selembar Kertas Putih yang Kosong
Kertasku bisu tanpa pena, tanpa tulisan dan kata, perihal nama yang sempat kueja, hilang bersama luka yang menganga.
Terkadang ingin menilai orang lain, tapi pena ku habis tintanya.
Bisakah kita duduk sejajar, biar pena tak lagi mencari kertas selembar. Karena rindu bukanlah seni yang mudah digambar.
Luka memapah perih pada daun yang tertetes air hujan, lembaran kertas basah menjadi penghapusnya saat pena menulis satu nama; cinta
Jika hidup ini hanyalah secarik kertas dan pena, saya hanya akan meratapi tulisan yang salah. Karena dengan menghapusnya saya adalah pecundang.
Ada saat pena menjadi sebaik teman. Saat diri hanya butuh kesunyian; kala semesta tak mau berikan hiburan.
Lebih baik kusayat kertas dengan pena daripada ku robek hati dengan lidah.
Seperti tulisan pena yang sulit terhapus apa yang sudah tertulis.
Hanya kertas dan pena yang bisa menghiburku dikala rindu.
Kita sedang menulis kisah dengan pena tanpa tinta.
Jangan coba meminta pena sedangkan tinta pun tak pernah kau berikan.
Ilmu itu bagaikan binatang buruan, sedangkan pena adalah pengikatnya. Maka, ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat.
Pengalaman mengajari aku, bahwa menulis bukan tentang kertas dan pena.
Aku senang berhadapan dengan kertas dan pena. Karena ia selalu menerima. Apa pun yang kuceritakan padanya.
Ketika menulis kisah hidup Anda, jangan biarkan orang lain memegang penanya.
Biasakanlah menulis. Karena semua perubahan di dunia ini datang dari pena dan tulisan.
Yang menjadi pena adalah kebaikan, yang menjadi tinta adalah kemanusiaan.
Kita terkadang tak cukup kuat untuk mengungkapkan kata-kata yang dapat dengan mudah dituliskan oleh pena.
Karena semua isi semesta tak perlu tahu jika kau sedang terluka. Simpan sakitmu di ujung pena, ceritakan pada selembar kertas.
Jika sebuah pena mampu memberi warna, maka kehadiranmulah yang mampu memberi banyak makna.
Penulis bagaikah pena, dan pembaca bagaikan bukunya, cuman menunggu waktu sampai tintanya habis.
Kau dan aku terlupa. Pernah ada rasa dalam pena. Saat rasa terungkap dalam untaian kata.
Ada yang tak bisa kuucapkan lewat kata. Ada yang tak mampu kujabarkan lewat pena.
Kau ajarkan tanganku untuk menulis, namun pena dan ceritanya terbelenggu di garis yang kau sebut takdir.
Karena kepergianmu yang tanpa permisi, Pena dan kertasku kehilangan inspirasi saat hati ini ingin menulis sebuah puisi.
Bukan sekedar cerita yang usai, bahwasannya cerita masih berlanjut dan sedang ditulis dengan pena.
Ada hal-hal yang tidak dapat diperbaiki oleh kertas dan pena.
Seringkali yang membuat ujung pena terhenti menuangkan kata adalah keinginan untuk melahirkan tulisan yang banyak disanjung orang.
Mereka bisa berkata apapun. Tapi kau yang memegang pena. Kau yang berhak menulis apapun yang mau kau tulis dalam hidup. Bukan dia bukan mereka.
Jika pena berganti rupa menjadi daun senja, biarlah dia mengering, lalu tersapu angin, sendiri dan dibiarkan oleh sepi.
Tiap lembaran kertas putih tak pernah menyalahkan tiap goresan pena yang tertuang.
Karena yang lebih penting dari berlari adalah sampai tujuan, maka aku tak pernah memperkenalkan pena kepada buku sebagai tuan.
Mereka bukan satu golongan tetapi mereka saling membutuhkan. Karena pena tak bisa merangkai kata-kata dengan indah tanpa adanya kertas dibawahnya.
Seandainya semua pohon yang ada di bumi menjadi pena dan air tujuh samudera menjadi tintanya tidak akan cukup untuk menulis nikmat Allah (QS. Luqman: 27)