FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN ALVINA, M. RIZKI SEBIAN SARAGIH, SUHARDI S.Pd, I, M.A IAIDU Asahan, Fakultas Tarbiyah Jurusan MPI [email protected]
PENDAHULUAN
Menghadapi seluruh kenyataan yang ada dalam realitas kehidupan ini, manusia senantiasa merasa kagum atas apa yang dilihatnya, yang dihadapinya, meskipun ia bertanya-tanya juga. Manusia bertanya-tanya dan di situlah ia mulai menyadari keterbatasannya. Timbulnya filsafat bdalam diri manusia disebabkan oleh berbagai macam faktorPandangan pertama tentang hal ini adalah bahwa filsafat sudah menjadi kodrat manusia dan sudah melekat padanya filsafat tidaklah sesulit yang dibayangkan, tidaklah hanya mengandung pengertian-pengertian yang abstrak tetapi juga kongkrit, tidak hanya teoritik tetapi juga praktik. Tidak hanya dalam angan-angan tetapi juga berhubungan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Misalnya, masalah baik buruk dibicarakan oleh cabang filsafat yang dinamakan etika, masalah indah tidak indah dibicarakan oleh estetika, masalah manusia dibicarakan oleh filsafat manusia, masalah kemasyarakatan dibicarakan oleh filsafat sosial dan lain-lain.Masalah-masalah tersebut bukan masalah abstrak tetapi justru masalah kongkrit yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah untuk mengetahui apa pengertian filsafat, untuk mengetahui Apa pengertian ilmu pengetahuan, dan untuk mengetahui Bagaimana filsafat dan ilmu pengetahuan dikaitkan.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Pada dasarnya jika kita cermati lebih lanjut kata filsafat berasal dari kata falsafah (bahasa Arab) dan piloshsophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philoshophia terdiri dari dari dua kata “Philos” yang berarti cinta dan “Shopia” berarti kebijaksanaan.Berarti jika kedua kata tersebut disambungkan maka akan bermakna mencintai kebijaksanaan. Arti kebijaksanaan itu sendiri berarti pula kebenaran di dalam perbuatan. Jika orang beriman ia berinsip bahwa kebenaran yang mutlak itu hanya ada pada Tuhan, dan manusia hanya bisa mencari kebenaran itu karena didorong oleh cintanya akan kebenaran tersebut.Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai segala sesuatu dengan memandang sebab-sebab yang terdalam, tercapai dengan budi murni. (Edi Sumanto,2019:4)Secara terminologi pengertian filsafat yang dirangkum dari pendapat beberapa ahli filsafat yaitu filsafat adalah ilmu-ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada hakikatnya.Filsafat tidak mempersoalkan tentang gejala-gejala atau fenomena, tetapi mencari hakikat dari suatu gejala atau fenomena. Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu dapat hidup dan berkembang.Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggung jawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif.Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja. Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat, prinsip, dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan, termasuk filsafat itu sendiri. (Muliadi,2020:2)Berdasarkan pernyataan diatas menurut penulis sendiri filsafat adalah suatu pengetahuan berdasarkan fenomena atau kenyataan yang terjadi sehingga cakupannya sangat luas sehingga cakupannya tak terbatas karena meliputi suatu kejadian yang ada, sehingga menurut penulis filsafat induknya pengetahuan, sehingga pembagian pengetahuan berdasarkan dari filsafat, kemudian lahirlah jenis-jenis pengetahuan yang terbagi-bagi berdasarkan kelompoknya seperti pengetahuan umum, ilmu sosial, Ilmu pengetahuan alam yang semuanya awalnya didasari dari anak cabang filsafat itu sendiri.
B. Ilmu Pengetahuan
Kata pengetahuan dalam bahasa arab adalah al-irfan, pengetahuan manusia dari Allah dan ssangat brbatas. Allah memberi engetahuan kepada nabi Adam as dan mengajari manusia apa-apa yang tidak diketahuinya dengan kalam.Yang diketahui oleh manusia karena kehendak Allah.Manusia dilahirkan tanpa ilmu dan tidak mengetahui sesuatu pun, diberinya pendengaran agar memperoleh ilmu,dan melihat agar melihat kenyataan serta diberinya hati atau akal agar memperoleh ilmu dengan penalaran atau pemahaman. Kata ilmu berasal dari bahasa arab alima ya’limu, ilman dengan wazan fa’ila yaf’alu yang berarti mengerti, memahami benar-benar. (Ahmad Taufik Nasution,2016:2)Ilmu pengetahuan atau sains adalah suatu pengetahuan ilmiah yang memiliki syarat-syarat dasar yang mampu dibuktikan dengan metode ilmiah dan teruji dengan cara kerja ilmiah, serta sistematik yang tersusun melalui proses, metode, dan saling terkait serta terjamin keabsahannya atau kebenarannya.Dilihat dari sifatnya maka ilmu pengetahuan itu universal atau umum dan dapat dikomunikasikan untuk memberikan pengetahuan baru kepada orang lain serta mengikuti perkembangan sesuai dengan tuntutan modern.Bedasarkan pemahaman diatas menuru penulis ilmu pengetahuan adalah sesuatu ilmu sebagai pemahaman dan penalaran yang diatur secara sistematis dan mengikuti langkah-langkah atau metode ilmiah yang tidak diragukan lagi kebenarannya karena sudah diuji dan dipertanggungwabkan secara teori karena hal-hal ini terjadi dilingkungan manusia itu hidup, serta muncullah ide-ide baru melalui pemahaman dan penalaran manusia itu sendiri sesuai dengan tuntutan zaman.Pada dasarnya jika kita memahami filsafat dan pengetahuan tidak pernah lepas dari landasan ontologi, epistomologi, aksiologi. Semua hal yang berkaitan dengan hal ini pasti berdasarkan pemahaman ontologi, epistomologi, aksiologi.
1. Landasan Ontologis
Ontologi membahas realitas atau entitas apa adanya. Pembahasan secara ontologis berarti pembahasan kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu. (Yosephus,2020,114).Menurut Soemargono, ontologi merupakan sebuah spesifikasi eksplisit dari konseptualisme. Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base.Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.Berdasarkan pendapat diatas maka menurut penulis ontologi adalah realitas atau fakta yang terjadi pada manusia sehingga manusia itu memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman dan kejadian ynag nyata dalam masyarakat.
2. Landasan Epistemologis
Landasan epistemologis ilmu berkaitan dengan aspek-aspek metodologis dan sarana berpikir ilmiah, yaitu bahasa, logika matematika, dan statistika. Landasan ini berdasar pada premis bahwa alam semesta tidak dapat berbicara. Alam hanya memanifestasikan diri dalam dan lewat fakta atau kejadian saja. Agar ilmu dapat berada, metode-metode tertentu diciptakan untuk ”menanyai” alam semesta dan untuk menerima jawaban-jawaban yang signifikan. Itulah fungsi pokok ilmu.Pertanyaannya adalah apakah ilmu dapat menjamin diperolehnya kebenaran dan apa saja batas-batas pengetahuam ilmiah. Epistemologi iadalah suatu teori tentang pengetahuan yang berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan dan metode keilmuan. Untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dari proses berfikir yang benar, dalam arti sesuai dengan tujuan mencari ilmu pengetahuan, maka seorang pengamat atau peneliti harus menggunakan penalaran yang benar dalam berfikir.Hasil penalaran itu akan menghasilkan kesimpulan yang dianggap sahih dari sisi keilmuan. Menalar merupakan kemampuan atau daya untuk memahami suatu informasi dan menarik kesimpulan. Dengan nalar tersebut, sesorang akan dapat menyajikan gagasan atau pendapat secara tertib, runtut, teratur dan mengikuti struktur yang sifatnya logis. Dengan nalar, ilmu dapat berfungsi menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan keadaan atau kejadian.Menurut penulis, epistomologi adalah pengetahuan atau penalaran yang membuat manusia itu dapat menarik gagasan atau ide untuk menjelaskan suatu kejadian yang benar-benar nyata dan diuji secara ilmiah.
3. Landasan Aksiologis
Aksiologi adalah suatu teori tentang nilai atau makna. Landasan aksiologis ilmu berkaitan dengan dampak ilmu bagi umat manusia. Persoalan utama yang mengedepan di sini adalah apakah manfaat (untuk apa) ilmu bagi manusia.Menurut Suseno Ilmuwan tidak pernah boleh sematamata merupakan ilmuwan, tetapi harus mengembangkan tanggungjawab sosial dengan tidak melepaskan kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dikuasai manusia lagi. Pembatasan penggunaan pengetahuan ilmiah menuntut penanganan yang menyeluruh karena ilmuwan itu sendiri tidak berdaya menangani masalah-masalah etis.Berdasarkan pemahaman penulis maka aksiologi berkaitan dengan perilaku manusia atau etika manusia itu sendiri dalam memanfaatkan suatu ilmu pengetahuan tersebut dan bertanggung jawab atas perbuatan manusia dalam memahami ilmu pengetahuan tersebut.
C. Filsafat Dan Ilmu Pengetahuan
Filsafat dan ilmu merupakan hasil dari kegiatan berfikir secara sadar. Sedangkan dilihat dari prosesnya, keduanya menunjukan suatu kegiatan yang berusaha untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan manusia.Perbedaan antara filsafat dan ilmu pengetahuan juga jelas ketika berhadapan dengan masalah-masalah kenyataan yang bersifat praktis. Ilmu pengetahuan bersifat infomasional dan analitis untuk bidang-bidang tertentu. Tetapi filsafat tidak hanya memberikan informasi, tetapi memberikan pandangan menyeluruh dimana informasi informasi dikehidupan menjadi satu bagian yang di kaitkan dengan pengetahuan lainnya. (Nurani Suyokmukti,2011:131)Berdasarkan pemahaman diatas maka penulis menarik kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan merupakan anak dari filsafat atau bagian dari filsafat, filsafat cakupannya masih sangat luas dibandingkan dengan pengetahuan tetapi kedua hal ini memiliki kesatuan yang selalu tak terpisahkan dalam setiap hal.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Filsafat adalah suatu pengetahuan berdasarkan fenomena atau kenyataan yang terjadi sehingga cakupannya sangat luas sehingga cakupannya tak terbatas karena meliputi suatu kejadian yang ada, sehingga menurut penulis filsafat induknya pengetahuan, sehingga pembagian pengetahuan berdasarkan dari filsafat, kemudian lahirlah jenis-jenis pengetahuan yang terbagi-bagi berdasarkan kelompoknya seperti pengetahuan umum, ilmu sosial, Ilmu pengetahuan alam yang semuanya awalnya didasari dari anak cabang filsafat itu sendiri.2. Ilmu pengetahuan adalah sesuatu ilmu sebagai pemahaman dan penalaran yang diatur secara sistematis dan mengikuti langkah-langkah atau metode ilmiah yang tidak diragukan lagi kebenarannya karena sudah diuji dan dipertanggungwabkan secara teori karena hal-hal ini terjadi dilingkungan manusia itu hidup, serta muncullah ide-ide baru melalui pemahaman dan penalaran manusia itu sendiri sesuai dengan tuntutan zaman. Pada dasarnya jika kita memahami filsafat dan pengetahuan tidak pernah lepas dari landasan ontologi, epistomologi, aksiologi.3. ilmu pengetahuan merupakan anak dari filsafat atau bagian dari filsafat, filsafat cakupannya masih sangat luas dibandingkan dengan pengetahuan tetapi kedua hal ini memiliki kesatuan yang selalu tak terpisahkan dalam setiap hal.
DAFTAR PUSTAKA
Muliadi, Filsafat Ilmu, Bandung: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati, 2020.Sumanto, Edi. Filsafat Jilid 1, Bengkulu: Vanda, 2019.Suyokmukti, Nurani. Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2011Taufik Nasution, Ahmad. Filsafat Ilmu (Hakikat mencari Pengetahuan), Yogyakarta: Deepublish, 2016.Yosephus, Filsafat Ilmu (Inti Dari Filsafat Ilmu Pengetahuan), Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata, 2020