Setiap orang pasti pernah mengalami pasang surut dalam hidup. Terkadang seseorang merasakan kesedihan yang berlarut-larut. Orang mungkin mengatakan bahwa mereka merasa tertekan ketika merasa sedih. Namun, perlu diketahui bahwa sedih bukan berarti mengalami depresi.
Jadi, depresi itu apa sih?
Depresi adalah gangguan mood yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat secara terus-menerus. Gangguan depresi mempengaruhi perasaan, pemikiran, dan perilaku dalam keseharian. Selain itu, depresi mungkin juga menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik.
Ketika depresi menyerang, kamu mungkin kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari dan terkadang merasa bahwa hidup ini tidak layak untuk dijalani.
Gejala depresi bisa muncul sepanjang hari bahkan beberapa minggu. Depresi bisa terjadi pada siapa saja baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.
Tak peduli seberapa sedih dan putus asa kamu, kamu tetap bisa menjadi lebih baik. Salah satu caranya yakni dengan mengenali tanda-tanda depresi.
Dengan begitu, kamu dapat mengambil langkah pertama untuk mengatasinya agar merasa lebih baik. Apa saja tanda depresi?
1. Kehilangan Minat
Depresi bisa menyebabkan seseorang mengalami Anhedonia, Anhedonia merupakan ketidakmampuan untuk merasa senang dalam suatu kegiatan yang biasanya dianggap menyenangkan. Anhedonia menjadi gejala umum depresi serta gangguan kesehatan mental lainnya.
2. Kelelahan Meningkat
Depresi dapat menyebabkan kelelahan yang parah dan membuat aktivitas terganggu, bahkan kegiatan yang paling sederhana seperti bangun dari tempat tidur, menjadi terlalu sulit untuk dilakukan.
Menurut laporan tahun 2018, kelelahan mempengaruhi lebih dari 90% orang dengan gangguan depresi mayor.
3. Perubahan Nafsu Makan
Salah satu tanda depresi yang paling umum adalah perubahan pada seberapa banyak yang kamu makan.
Bagi sebagian orang dengan depresi, ini menyebabkan kehilangan nafsu makan. Sementara bagi orang lain, jumlah nafsu makan justru meningkat.
“Kehilangan nafsu makan bisa menjadi tanda awal depresi atau peringatan depresi kambuh. Disisi lain, beberapa orang tidak bisa berhenti makan saat depresi,” kata Gary Kennedy, MD, direktur psikiatri geriatri di Montefiore Medical Pusat di Bronx, New York.
Bagaimana Depresi Mempengaruhi Nafsu Makan?
Perubahan kebiasaan makan, mungkin terkait dengan gejala depresi lainnya seperti kelelahan dan kurangnya minat pada aktivitas tertentu.
“Banyak orang dengan depresi kehilangan energi dan minat. Ini bisa termasuk hilangnya minat makan. Bagi yang lain, mual mungkin merupakan gejala depresi mereka dan menyebabkan hilangnya nafsu makan.” kata Dr. Kennedy.
Meskipun kehilangan nafsu makan adalah gejala depresi yang umum, perasaan sedih atau tidak berharga dapat membuat beberapa orang makan berlebihan.
“Depresi juga dapat menyebabkan makan secara emosional, peristiwa umum di mana kebutuhan makan tidak terkait dengan kelaparan fisik,” kata Debra J. Johnston, RD, manajer layanan kuliner di Remuda Ranch, pusat perawatan gangguan makan di Wickenburg, Ariz.
“Sebaliknya, makan secara emosional adalah makan sebagai respons terhadap kelaparan emosional. Ketika pasien makan sebagai respons terhadap emosi mereka, mereka ditenangkan oleh makanan karena makanan itu mengubah keseimbangan kimiawi di otak, menghasilkan perasaan kenyang yang lebih nyaman daripada perut kosong, dan meningkatkan mood melalui asosiasi positif dengan saat-saat bahagia” imbuhnya.
4. Perubahan Berat Badan
Pada tahun 2009, peneliti di University of Alabama di Birmingham melaporkan bahwa orang yang depresi cenderung mengalami kenaikan berat badan lebih cepat daripada orang yang tidak depresi.
Sedangkan sebuah tinjauan bulan Maret 2010 terhadap 15 studi yang diterbitkan dalam Archives of General Psychiatry, menghubungkan obesitas dengan risiko yang lebih besar untuk mengembangkan depresi dan sebaliknya.
Meskipun kenaikan berat badan dikaitkan dengan depresi, penurunan berat badan juga bisa dikaitkan dengan depresi.
“Saat Anda depresi, jauh lebih sulit untuk bangun dari tempat tidur. Apalagi memperhatikan apa yang Anda makan” kata Edward Abramson, PhD, seorang profesor psikologi emeritus di California State University di Chico dan penulis buku Emotional Eating:What You Need To Know Before Starting Another Diet.
Sementara itu, James Gordon mengatakan bahwa ketika depresi berat mungkin membuat seseorang kehilangan berat badan. Ini disebabkan karena hilangnya keinginan makan dan hilangnya minat pada kesenangan.
“Dengan depresi berat, Anda mungkin kehilangan berat badan karena kehilangan minat pada makanan, yang disebabkan oleh hilangnya minat pada kesenangan,” kata psikiater James Gordon, MD, penulis Unstuck: Your Guide to the Seven-Stage Journey out of Depression.
5. Gangguan Tidur
Melansir dari sleepfoundation, Depresi sangat erat kaitannya dengan tidur. Hampir semua penderita depresi mengalami gangguan tidur.
Ini berarti bahwa kurang tidur dapat berkontribusi pada perkembangan depresi dan depresi membuat seseorang lebih mungkin mengalami masalah tidur.
Masalah tidur yang terkait dengan depresi adalah insomnia, hipersomnia, dan obstructive sleep apnea.
Insomnia merupakan yang paling umum dan diperkirakan terjadi pada sekitar 75% pasien dewasa dengan depresi. Kemudian sekitar 20% orang dengan depresi mengalami obstructive sleep apnea. Sedangkan sekitar 15% mengalami hipersomnia.
Masalah tidur dapat berkontribusi pada perkembangan depresi melalui perubahan fungsi neurotransmitter serotonin. Gangguan tidur dapat mempengaruhi sistem stres tubuh, mengganggu ritme sirkadian, dan meningkatkan kerentanan terhadap depresi.
6. Marah dan Mudah Tersinggung
Melansir dari medicalnewstoday, kemarahan adalah emosi yang bisa dirasakan semua orang. Tetapi jika seseorang merasa sangat sering marah, mungkin mereka mengalami depresi. Menurut peneliti, ada hubungan antara tingkat kemarahan yang dialami seseorang dan tingkat keparahan depresi.
Dalam sebuah studi tahun 2013 yang melibatkan 536 peserta yang mengalami depresi mayor, 54,5% melaporkan perasaan mudah tersinggung dan marah.
Menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA), depresi dapat bermanifestasi dalam berbagai cara pada orang yang berbeda.
ADAA mencatat bahwa wanita dengan depresi cenderung merasa sedih atau bersalah, sedangkan pria yang mengalami depresi lebih cenderung merasa mudah tersinggung dan marah.
Meski begitu, pria juga masih dapat merasakan kesedihan atau rasa bersalah dan wanita juga dapat mudah tersinggung atau marah.
7. Merasa Putus Asa
Putus asa merupakan salah satu gejala depresi. Pikiran keputusasaan membentuk persepsi dan menurunkan mood.
Pikiran negatif ini berpusat pada ekspektasi, seperti kamu tidak bisa berubah dan hidup kamu akan terus memburuk. Selain itu, kamu mungkin meyakini bahwa depresi kamu tidak akan pernah berakhir.
Namun, jangan mudah menyerah dan putus asa karena depresi. Semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Sebaiknya kamu segera melakukan sesuatu yang mampu mengangkat suasana hati kamu menjadi lebih baik, misalnya dengan mengerjakan hobi.
8. Membenci Diri Sendiri
Setiap orang terkadang mengalami perasaan membenci diri sendiri, rasa bersalah yang mendalam atau mungkin menderita karena harga diri yang rendah.
Perasaan ini normal dan biasanya cepat berlalu. Namun, bagi sebagian orang, kebencian terhadap diri sendiri dan rasa bersalah menjadi meluas dan dapat menjadi indikasi depresi.
Nah, itulah beberapa tanda depresi yang sebaiknya kamu ketahui. Dengan mengetahuinya, kamu bisa mencari solusi untuk mengatasinya.