Investasi merupakan suatu cara untuk menyalurkan dana padainstrumen keuangan yang dikelola dan diputar, dengan harapan akan memberikantimbal balik yang lebih besar dari nilai awal investasi yang ditanamkan. Saatini banyak pilihan alternatif untuk investasi. Untuk di Indonesia, pada umumnyapemilik modal atau investor akan menempatkan dananya pada produk sepertiobligasi, saham dan reksadana.
Reksadana merupakan produk investasi yang relatif aman dibandingkansaham dan returnnya lebih besar dibandingkan obligasi.
Reksadana sendiri menurut undang-undang pasar modal adalahwadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untukselanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek oleh manager investasi.
Manajer Investasi adalah perusahaan yang kegiatannyamengumpulkan dan mengelola portfolio efek untuk para nasabahnya berdasarkanperaturan perundangan-undangan pasar modal yang berlaku. Sehingga untuk menjadimanajer investasi, memerlukan pelatihan dan lisensi khusus sebelum terjun untukmengelola dana masyarakat.
Jadi ibaratnya, masyarakat Indonesia bersama-samamengumpulkan dan menempatkan dananya pada satu wadah investasi yang akandikelola oleh manajer investasi dalam sebuah perusahaan investasi yang tentunyaberpengalaman dalam bidang tersebut.
Investasi dalam bentuk reksadana memliki beberapa jenis,berikut diantaranya:
1. Reksadana PasarUang
Reksadana jenis ini hanya melakukan investasi dalam jangka pendekkurang dari satu tahun, seperti SBI, Sertifikat Deposito, dan Obligasi di bawah1 tahun. Sangat cocok bagi para pemula yang baru mau belajar investasi, tapibelum berani mengambil resiko yang terlalu besar.
Jenis reksadana ini bisa dibeli dengan nominal antara Rp.500.000 – Rp. 1.000.000. Karena resiko kecil, return-nya juga tidak terlalubesar antara 4% – 5% setahun. Kurang lebih sama seperti deposito. Namun kalaudeposito, jumlah penempatan dananya tidak bisa terlalu kecil.
2. ReksadanaPendapatan Tetap
Reksadana jenis ini hampir menempatkan 80% dari aktivitasnyadalam bentuk efek ke dalam surat hutang atau efek pendapatan tetap, sepertiobligasi pemerintah dan obligasi swasta. Sehingga return-nya tergantung dengansuku bunga bank. Reksadana jenis ini sebaiknya digunakan untuk investasi 1-3tahun atau bisa juga lebih dari 3 tahun, jika anda termasuk investor yangkonservatif.
3. Reksadana Campuran
Penempatan pada jenis reksadana jenis ini biasanyadikombinasikan pada efek jenis surat hutang (obligasi) dan efek saham. Karenaada campuran sahamnya, jenis reksadana ini biasanya memberikan return sekitar12% lebih tinggi dari dua reksadana sebelumnya. Sangat disarankan untukdigunakan pada investasi jangka menengah sekitar 3-5 thn.
4. Reksadana Saham
Reksadana jenis ini menempatkan mayoritas dananya pada efeksaham. Sehingga dari setiap jenis reksadana yang ada, jenis reksadana inilahyang bisa mengembalikan return yang paling besar sekitar 20%. Tapi denganresiko yang tinggi pula, high risk high return. Bagusnya jenis reksadana jenisini digunakan untuk investasi jangka panjang lebih dari 5 tahun.
Investasi apapun pasti memiliki resiko kerugiannya masing-masing. Tapi banyak orang, termasuk saya dan anda, pasti menginginkan return atau imbal balik yang berlipat-lipat. Orang-orang konservatif, biasanya akan terpaku dalam menganalisa kerugian-kerugiannya saja.
Baca Juga: Kenapa Millenial Wajib Beli Reksadana? Inilah 5 Alasannya
Daripada anda sibuk menganalisa kerugian dari sebuah investasi, akan lebih baik anda mengurangi resiko kerugian tersebut. Khusus untuk investasi dalam bentuk reksadana, berikut tips dan cara menimalisasi resiko investasi reksadana.
1. Tentukan TujuanKeuangan
Penentuan tujuan keuangan akan membantu anda menentukanberapa target keuangan yang anda ingin capai dan jangka waktu investasi.Sehingga anda bisa memilih 1 dari 4 jenis reksadana yang telah dijelaskan diatas.
Untuk tujuan jangka pendek, jangan memilih produk reksadanayang terlalu agresif seperti saham. Sedangkan untuk jangka panjang, sebaiknyapilih yang resikonya tidak terlalu besar. Carilah referensi sebanyak-banyaknyasebelum menentukan membeli produk reksadana.
2. Pastikan Legalitas
Untuk melihat legalitas dari sebuah perusahaan investasi,anda bisa cek di badan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Silakan kunjungiwebsitenya langsung di https://www.ojk.go.id/.
OJK memiliki tugas untuk mengatur dan mengawasi semuakegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, sektor pasar modal, dan sektorindustri keuangan non bank. Sehingga bisa meminimalisasi rasa khawatir andaterhadap resiko kerugian dalam berinvestasi.
Paling tidak ada pengawas yang mengawasi manajer investasisesuai dengan undang-undang yang berlaku. Meskipun kita tahu, yang namanyainvestasi efek dalam bentuk apapun tidak ada yang bisa menjamin aman.
3. Cek Prospektusnya
Sebuah manajer investasi wajib memiliki prospektus yangmenyediakan informasi detail dan terperinci untuk para investornya dibalik produkreksadana yang ditawarkan.
Informasi dalam sebuah prospektus biasanya menjelaskantentang latar belakang manajer investasi tersebut, bank kustodian yang dipilihuntuk mentransfer dana investasi, biaya-biaya yang ada dalam produk reksadana,resiko, hak-hak para investor, perpajakan, ketentuan penjualan dan pembelianreksadana, dll.
4. Ketahui ManagerInvestasinya
Pastikan anda mengetahui siapa saja orang dibalikpengelolaan produk reksadana yang anda pilih. Biasanya anda bisa cek diprospektusnya atau di website manajer investasi yang bersangkutan. Pastikanorang-orang tersebut memiliki lisensi sebagai manajer investasi.
Selain itu anda harus kepo kepada agen yang menawarkanproduk reksadana tersebut. Pastikan dia juga memiliki lisensi. Jangan mau uanganda dikelola sembarangan oleh manajer investasi yang tidak kompeten.
5. Cek Fund FactSheet
Fund Fact Sheet (FFS) adalah sebuah kertas laporan yangdikeluarkan setiap bulan oleh manajer investasi. Biasanya FFS berupa laporankinerja produk reksadana dari manajer investasi tersebut selama satu bulan,satu tahun, atau tiga tahun, sejak reksadana diluncurkan.
Dalam FFS biasanya berisi detail tanggal efektif kapanpertama kali reksadana diluncurkan, total nilai aktiva bersih, total unitpenyertaan, NAB/Unit, tingkat return, dan daftar 10 saham terbesar di produkreksadana manajer investasi tersebut.
6. Cek biaya-biayayang dibebankan
Perhatian biaya-biaya yang ada dalam produk reksadanaseperti biaya pembelian reksadana (subscription fee) dan PPN 10% dariSubcription Fee, biaya penjualan kembali, dan biaya switching. Agak sedikitmahal tidak mengapa, asal bisa memberikan kinerja return yang lebih tinggi.
Itulah tips meminimalisir resiko investasi reksadana. Semua jenisinvestasi memiliki resikonya masing-masing. Untuk itu cerdaslah dalam memilihprogram investasi untuk kehidupan anda.