Pernah dengar nggak, kalau teman yang baik adalah asset berharga yang tidak bisa ditukar dengan uang. Yup, memang benar. Memiliki teman yang baik memang mendekatkan kita pula kepada kebaikan dan hidup yang cenderung lebih bahagia. Namun, bagaimana jadinya kalau teman yang kita punya adalah seorang toxic friend? Bukannya menjalin hubungan yang sehat malah sebaliknya, kita yang dirugikan.
Beberapa orang berpikir bahwa kita tidak boleh pilih-pilih dalam berteman. Memang benar, karena pergaulan yang luas juga membuka banyak peluang. Tapi nggak mau kan, kalau peluang yang kamu dapatkan justru menjerumuskanmu kepada hal buruk?
Kita perlu menjaring circle yang positif terutama dalam hal pertemanan. Wajar-wajar saja memilih siapa orang-orang yang boleh masuk ke lingkar pertemanan kita dan memilih mereka yang benar-benar mau berteman, bukan cuma mencari untungnya saja.
Toh, kamu juga berteman dengan tulus dan ingin tumbuh bersama, bukan? Nah, biar nggak salah pilih dan ujung-ujungnya ketulusan kalian cuma dimanfaatkan, yuk simak beberapa ciri toxic friend beserta ulasannya berikut.
1. Playing victim
Pernah ketemu dengan orang-orang yang selalu menyalahkan orang lain bahkan jika itu sudah terbukti dirinya yang bersalah? Jika pernah, pasti membuat kalian stress dan sampai berpikir, kok ada sih manusia seperti ini? Ya, orang yang pandai memutar balikkan fakta, lantas menyalahkan orang lain dan merasa dialah korbannya adalah salah satu ciri toxic friend.
Meski kamu adalah temannya, dia tidak peduli dan bagaimana pun caranya dia akan terus menyalahkan dirimu, seolah-olah hidupnyalah yang paling berat dan kamu pantas disalahkan. Apa pun yang terjadi di sekitar kalian, kamulah yang salah.
Orang seperti ini memiliki ego yang tinggi dan mau diakui menjadi yang paling unggul dalam segala hal. Agak menyebalkan memang. Walaupun dia adalah temanmu, sebaiknya jangan terlalu menaruh respect jika tidak ingin depresi sendiri.
Baca juga : 10 Cara Memilih Teman yang Baik dan Bukan Fake Friend
2. Suka mengadu-domba
Jangan salah, sifat suka mengadu domba ini nggak hanya ada di sinetron, lho. Orang-orang seperti ini memang nyata adanya. Bahkan sebagian dari kita tidak menyadarinya karena dia adalah orang yang kita anggap teman. Bahkan orang seperti ini tidak segan-segan untuk mengadu domba sesama teman untuk mencari keuntungan sendiri. Entah ingin menjadi satu-satunya yang dipercaya, atau mencari kepuasan tersendiri.
Jika memiliki teman yang suka mengadu-domba, tidak hanya kamu yang rugi, tapi sekelilingmu juga. Karena dia akan terus melangsungkan niatnya sampai kamu sadar bahwa satu per satu orang-orang di sekelilingmu mulai menjauhimu. Nah, pada saat itulah dia merasa puas. Seolah-olah kamu hanya memiliki dia sebagai teman. Padahal dialah yang menyebabkan kekacauan dalam lingkunganmu.
3. Tidak peduli dengan keadaanmu
Katanya sih teman, namun saat kamu kesusahan dia lenyap bagai ditelan segitiga bermuda. Begitu pun saat kamu mendapatkan kebahagiaan, dia tidak perduli dan tidak mau mengapresiasi. Tapi, ketika dia membutuhkan sesuatu dia akan menempel bak permen karet dan menuntut kepedulianmu. Wah ini sih benar-benar seperti parasit.
Padahal, yang namanya teman adalah dia yang ada saat kamu senang maupun susah. Seorang teman akan membersamaimu dalam segala keadaan. Dia ada untuk memberikan dukungan, kepedulian, serta mendengarkan saat kamu membutuhkan dan begitu pula sebaliknya.
Bukan mereka yang hanya datang saat membutuhkan saja namun tidak peduli dengan keadaanmu. Wah ini benar-benar bikin emosi, nggak sih? Semoga kamu sadar segera sadar ya jika mendapati ciri-ciri ini.
4. Memiliki rasa iri kepadamu
Merasa iri dengan pencapaian seseorang memang manusiawi, tapi kalau perasaan iri sampai membuat buta dan bahkan ingin berkompetisi untuk menyaingi dan menjatuhkan teman sendiri sih namanya enemy. Perasaan iri yang terus dipelihara akan membuat racun di hati dan kadang manusia bisa melakukan apa saja kalau sudah iri.
C’mon, sama teman sendiri ngapain pakai iri dengki segala sih, nggak mesti harus menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan, kan? Padahal ada lho cara yang lebih elegan dan membuat hubungan persahabatan kalian makin langgeng.
Coba deh untuk sama-sama bertumbuh dan berkembang, lakukan hal yang kalian inginkan sama-sama, meski itu adalah sebuah kompetisi, lakukanlah dengan benar dan saling support. Kalau salah satu di antara kalian ada yang unggul, teman yang benar-benar teman pasti akan merasa kebahagiaan adalah milik bersama.
5. Meremehkanmu dan membuatmu insecure    Â
Seorang teman yang baik pasti akan mencoba memahamimu dan senantiasa menjaga perasaanmu. Bahkan dalam kondisi tertentu yang membuatmu tertekan, seorang teman yang baik akan membelamu dengan sekuat tenaga layaknya saudara. Bukan mereka yang malah meremehkanmu dan membuatmu insecure.
Jika kamu berteman dengan seseorang yang bahkan tanpa basa-basi sering membuatmu malu di hadapan teman-temanmu yang lain, maka kamu perlu hati-hati dan berpikir ulang apakah benar dia adalah temanmu.
Apalagi jika sampai dia mem-bullymu habis-habisan padahal tahu kamu tidak menyukainya, maka segera jauhi dia sebelum kamu makin tertekan dengan sikapnya yang mengatasnamakan pertemanan kalian. kamu perlu menentukan sikap jika ada hal-hal yang membuatmu tidak nyaman. Kamu berhak memilih teman yang menghargai kamu. Bukan orang yang hanya membuatmu semakin tidak percaya diri.
6. Membuatmu menjadi orang lain
Jika kamu berada dalam suatu kondisi di mana kamu berusaha menjadi orang lain atau harus terlihat sempurna, maka saat bersama teman-temanmu kamu bebas menjadi diri sendiri dan melakukan hal-hal yang kamu sukai bersama. Namun, jika yang terjadi malah sebaliknya, berarti pertemanananmu di bumbui kamuflase dan banyak hal palsu. Ini jelas kurang baik terutaa bagi kesehatan mentalmu.
Seharusnya dalam hubungan pertemanan kita bebas menjadi diri sendiri dan teman-teman kita akan menerima hal tersebut. Bukan malah saat bersama mereka, kamu berusaha mengenakan topeng untuk menjadi orang lain atau menjadi seseorang yang disukai oleh mereka namun sebenarnya hal tersebut bertolak belakang dengan keinginanmu.
Tanpa kamu sadari, hal ini sebenarnya adalah toxic bagi dirimu sendiri. Kalau lingkungan pertemananmu saja tidak menerima kamu sebagai apa adanya kamu, lalu bagaimana kamu akan bergaul dengan orang lain di luar sana?
7. Mempengaruhimu dalam hal-hal buruk
Terkadang, kita mencari teman yang bisa satu frekuensi. Yup, teman yang se-frekuensi dengan kita memang paling bisa membuat nyaman sehingga kita bisa tumbuh bersama.
Namun, jangan sampai kalian satu frekuensi dalam keburukan. Kamu yang sebenarnya paham dan bisa membedakan mana hal baik dan hal buruk namun ikut terbawa karena temanmu melakukan hal yang sama, sebaiknya kalian bisa saling mengingatkan.
Namun, temanmu malah semakin mengajakmu kepada hal yang buruk dan merugikan dan kamu merasa tidak enak menolaknya karena kalian adalah teman.
Kamu juga perlu hati-hati. Setelah kamu mencoba mengingatkan dan mengajaknya untuk meninggalkan hal buruk dan dia menolak, sebaiknya kamu meninggalkannya sebelum hal buruk tersebut menyeretmu semakin dalam. Ya. kamu juga perlu tegas terhadap dirimu sendiri untuk menentukan kehidupanmu.
Cukup banyak ya ciri-ciri toxic friends¸ semoga kamu tidak menemuinya di lingkungan pertemannanmu, ya! hati-hatilah dalam memilih teman karena berpengaruh terhadap kehidupanmu secara keseluruhan. Ingat, bestfriends are family who you choose.