“Jika kita membiarkan diri kita terjebak di masa lalu, maka seterusnya kita juga akan hidup di masa lalu, padahal waktu terus berjalan.”
Tahun baru selalu identik dengan resolusi baru. Rasanya kurang lengkap jika kita belum membuat resolusi meskipun beberapa resolusi dari tahun sebelumnya belum benar-benar terlaksana.
Begitu juga dengan kita yang tidak sadar masih terjebak masa lalu, masih belum bisa melupakan sosok yang pernah dicintai. Meskipun sudah melalui banyak usaha setiap tahunnya tapi dirasa masih gagal saja.
Lika-liku naik turun untuk menyembuhkan dari luka-luka terdahulu yang masih berat hingga saat ini. Oleh karena itu, mari membuat beberapa resolusi yang lebih meyakinkan agar kita tidak lagi terjebak dengan masa lalu dan kenangan yang susah untuk dilupakan.
Eits, sebelum itu kita harus yakin dan memiliki kemauan tinggi untuk benar-benar terlepas dari sosok yang pernah kita cintai. Tidak mau kan jika tahun ini masih terbayang-bayang akan sosoknya yang tidak lagi hadir di hari-harimu dan tidak lagi menempati ruang di hatimu?
1. Berusaha mengikhlaskan meski belum benar-benar lupa
Melupakan seseorang bukanlah hal yang mudah dan serba cepat, apalagi seseorang yang pernah kita anggap spesial dan selalu ada untuk kita. Kemarin rasanya sudah lupa tapi ketika ada kabar tentangnya tiba-tiba pikiran tidak bisa diajak berkompromi lagi.
Sudah dipaksa untuk melupakan tapi ternyata usaha kita terasa sia-sia. Bahkan tak jarang kita mencari pengganti agar bisa cepat melupakan sosoknya, eh tapi ternyata meskipun kita sudah memiliki pengganti hal tersebut belum tentu menjamin bahwa kita sudah benar-benar melupakan seseorang di masa lalu.
Pada awalnya sebagian dari kita menganggap bahwa konsep move on adalah sebuah keberhasilan karena sudah lupa. Kita terlalu fokus untuk melupakan, hingga kita tidak sadar bahwa yang seharusnya dilakukan adalah berusaha untuk mengikhlaskan.
Ikhlas bahwa keputusan untuk berpisah adalah hal yang terbaik bagi kalian berdua. Ikhlas jika memang sosoknya tidak diperuntukkan untuk kita. Ikhlas bahwa kepergiaannya adalah semata-mata untuk kebahagiaan kita.
Jangan memaksa melupakan jika pada akhirnya belum benar-benar mengikhlaskan. Inti dari segala halnya adalah belajar untuk ikhlas. Hal ini dikarenakan tidak ada jaminan ketika kita memberikan segalanya dan orang tersebut tidak akan meninggalkan kita di masa yang akan datang.
Untuk mengikhlaskan diperlukan waktu bertahun-tahun dan proses yang dijalani juga butuh kemauan yang tinggi.
2. Fokus pada diri sendiri
Hal mendasar yang tidak kita sadari ketika kita berusaha untuk move on adalah kita terlalu terlena pada sosok di masa lalu kita. Segala hal tentangnya terlihat lebih menarik di mata kita, sehingga kita selalu ingin mendapatkan kabar terbarunya.
Di lain sisi kita juga ingin mengikhlaskannya dan bersikap tidak lagi peduli dengan apapun tentangnya. Dilema yang membuat perhatian kita tersita dan terlalu fokus akan dirinya sehingga membuat kita lupa bahwa ada hal yang lebih krusial atau penting yang harus diperhatikan, yaitu diri sendiri.
Kita lupa bahwa diri kita tetap berharga tanpa kehadirannya. Kita lupa untuk tidak memperhatikan dan merancang masa depan kita. Kita lupa bahwa diri kita juga harus bahagia. Sejenak kita tersadar bahwa mencintai diri sendiri adalah sebuah prioritas sebelum kita bisa mencintai orang lain.
Mungkin di tahun sebelumnya kita terlalu bersaing dengan kebahagiaannya, “Lihat saja aku pasti bisa lebih unggul dari dia.” Tapi pada kenyataannya kita tidak melakukan apapun, kita terlalu membanding-bandingkan hingga kita lupa untuk memperbaiki diri sendiri.
Apapun yang ada pada dirinya tampak bahagia, hingga kita terus-terusan mengutuk diri sendiri bahwa usaha yang dilakukan selama ini sia-sia. Padahal yang penting kita bisa berjalan terus, mampu beraktivitas seperti sedia kala, hidup tidak terganggu, masih bisa produktif dan melanjutkan hidup seperti manusia biasa.
Fokus pada diri sendiri, memperbaiki kualitas yang ada dalam diri kita, sementara kita tidak perlu menengok ke masa lalu. Berusaha untuk fokus pada mimpi dan cita-cita kita, menyadari bahwa hidup terus berjalan dan masa depan adalah cerminan dari apa yang kita lakukan saat ini.
Jadi jika ingin masa depanmu sesuai dengan yang kita harapkan, kita juga harus bisa fokus terhadap diri sendiri terlebih dahulu.
3. Move on itu berjalan terus, bukan diam di tempat
Move on merupakan sebuah komitmen yang harus dijalankan setelah mengalami putus cinta dan berdasarkan kemauan masing-masing orang. Waktu yang dibutuhkan setiap orang dalam melewati tahap ini berbeda-beda.
Ada yang mampu melewati tahap ini dengan cepat bahkan dalam hitungan hari, ada juga yang baru sanggup melewatinya setelah bertahun-tahun berpisah. Kebanyakan dari kita tersugesti akan memiliki ketakutan atau ketidaksiapan menjalani hari-hari tanpa dirinya.
Jika begitu kita akan terus-menerus terjebak dengan masa lalu, terbayang-bayang akan sosoknya yang selalu hadir bersama kita.
Terkadang kita tergoda untuk mengecek media sosialnya hanya untuk mendapatkan kabar terbaru atau hanya untuk memastikan bahwa dia sedang baik-baik saja. Secara tidak sadar hal tersebut mampu menggagalkan usaha move on kita, bahwa sebagian dari waktu kita masih tersita untuk mencari tahu tentangnya.
Jika hal tersebut masih kerap kita lakukan secara diam-diam, artinya kita masih belum memiliki kemauan yang tinggi untuk benar-benar tidak terbayang-bayang akan sosoknya. Lalu merasa usaha kita telah gagal dan menyalahkan media sosial.
Padahal selain kemauan kita juga butuh usaha lebih untuk terlepas dari sosoknya, seperti tidak stalking media sosial mantan, mensenyapkan story atau postingannya, menghapus atau mengeblock kontaknya hingga tidak mengikuti dirinya di jejaring sosial manapun. Tidak ada salahnya melakukan hal-hal yang memang perlu kita lakukan sebagai usaha untuk move on.
Pada dasarnya kunci move on adalah ketika kita mampu membiasakan menjalani hari-hari tanpanya ataupun tanpa bayangan dirinya. Mencoba untuk membiasakan hidup tanpa dirinnya, menyadari bahwa hubungan yang dijalani di masa lalu adalah sebuah pembelajaran untuk menjalani hubungan yang lebih baik di masa depan.
Tidak ada salahnya beristirahat pada cinta yang mungkin keliru dan tidak lagi berekspektasi lebih untuk merasakan kembali hal hal yang pernah dilalui bersama. Tidak boleh menggantungkan kebahagiaan kita pada orang lain, karena sebelum mengenalnya kita adalah orang yang bahagia sehingga seharusnya setelah berpisah dengannya kita juga bisa merasakan bahagia.
Seperti konsep bahagia pada umumnya, kita harus mengerti bahwa kebahagiaan kita adalah kewajiban diri kita sendiri.Kita tidak bisa menyesal ataupun menyalahkan keadaan. Jika sudah terjadi memang sepantasnya terjadi.
Keputusan-keputusan yang tidak bisa diatur kembali bukan lagi tanggung jawab kita bersamanya. Jika kita membiarkan diri kita terjebak di masa lalu, maka seterusnya kita juga akan hidup di masa lalu, padahal waktu terus berjalan dan kita akan berubah menjadi sosok yang berbeda, tidak seperti sedia kala.
Move on yang sebenarnya adalah ketika kita memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya lalu berinteraksi seperti dulu saat pertama kali bertemu. Jika hati kita biasa saja, tidak ada perasaan amarah hingga dengki, maka itu artinya kita sudah berhasil move on.