Nama perusahaan pemasok perangkat telekomunikasi, Huawei Technologies menjadi sorotan dunia setelah salah satu petinggi perusahaannya, Meng Wanzhou, ditahan oleh otoritas Amerika Serikat di Kanada. Diketahui bahwa Meng Wanzhou menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO) sekaligus merupakan putri dari pendiri Huawei Technologies, Ren Zhengfei.Imbas dari penahanan ini membuat hubungan dagang antara Amerika dan China kian memanas. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kedua negara adidaya ini tak akur dalam bidang bisnis dan perdagangan, dan terlibat perang dagang satu sama lain.Lalu apa penyebab bos Huawei ditahan? Mengutip dari berbagai sumber, ternyata salah satu ketakutan Amerika Serikat ialah terkait masalah keamanan negara.Lalu apa saja kekuatan Huawei sampai-sampai membuat Amerika ketar-ketik? Berikut adalah ulasannya.
Huawei didirikan oleh mantan anggota militer China
Kesuksesan Huawei di ranah bisnis teknologi dunia tak lepas dari tangan dingin pendiri Huawei bernama Ren Zhengfei. Pria yang lahir pada 25 Oktober 1944 itu pernah bergabung di People Liberation Army sebagai teknolog militer China.Setelah keluar dari dinas militernya, Ren Zhengfei kemudian mendirikan bisnis bernama Huawei dan menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO). Pengalaman sebagai seorang peneliti teknologi ketika masih bergabung di militer membuat Huawei bisa dengan mudah mengembangkan teknologi yang canggih, salah satunya adalah teknologi ponsel dan jaringan telekomunikasi.
Adanya dugaan Huawei merupakan mata-mata China
Kasus penahanan petinggi Huawei oleh otoritas Amerika Serikat di Kanada beberapa waktu lalu di duga terkait spionase secara diam-diam. Mengutip dari inet.detik.com, pihak Intelijen Amerika Serikat sudah sering menuduh bahwa Huawei dimanfaatkan sebagai proxy aktivitas mata-mata yang dilakukan oleh pemerintah China.Meski tuduhan tersebut selalu dibantah oleh Huawei, namun bantahan tersebut tak bisa menghindarkan Huawei atas larangan produknya beredar di AS. Tak cuma Amerika, negara yang notabene sekutu AS seperti Inggris, Jepang, Australia, dan Selandia Baru, juga melarang penggunaan perangkat Huawei, khususnya pada perangkat pengembangan teknologi 5G.Sebagai Informasi, Huawei kini lagi serius membangun jaringan 5G dan berencana meluncurkannya di beberapa negara.
Menjadi produsen ponsel terbesar kedua di dunia
Berkat inovasi yang selalu dihadirkan, kini Huawei menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia. Dalam industri perangkat smartphone misalnya, Huawei berhasil bertengger di posisi ke 2 sebagai produsen ponsel terbesar di dunia dengan berhasil mengirim 54,2 juta unit ponsel dalam kuartal II/2018. Huawei berada dibawah Samsung yang mengirim sekitar 72 juta unit ponselnya. Sedangkan Apple berada pada posisi ketiga.Okee, mungkin saja pemerintah AS khawatir dengan perkembangan Huawei yang sukses menggeser dominasi Apple yang notabene adalah merek lokalnya.
Perusahaan yang berambisi tinggi
Sukses di dunia ponsel bukan berarti Huawei harus berpuas diri. Mereka sedang mengembangkan teknologi telekomukasi 5G dan sesumbar akan menjadi pemimpin dalam teknologi 5G di dunia.Bahkan meskipun perangkat-perangkat Huawei terkait pengembangan teknologi 5G dilarang beredar di sejumlah negara, namun pihak Huawei masih percayadengan keyakinannya menjadi leader di 5G.”Sebagai pemimpin teknologi 5G, kami tak punya kesempatan melayani konsumen AS. Sekarang, saya ragu apa mereka bisa mencapai target jadi pemain nomor satu dunia di 5G,” tandas seorang petinggi Huawei seperti yang dikuti inet.detik.com.Huawei berpendapat bahwa dengan atau tanpa mereka terlibat dalam peluncuran teknologi 5G di sejumlah negara, Huawei masih akan membuat teknologi tersebut di China. Dengan pasar 1,4 miliar jiwa, maka pelarangan itu mungkin saja tak akan berpengaruh secara signifikat bagi Huawei.
Karyawan yang Inovaif
Perkembangan Huawei yang tak terbendung tak lepas dari peran sumber daya manusia-nya. Mereka terus berinovasi dan tak pernah merasa takut untuk melawan raksasa teknologi yang telah punya nama besar sebelumnya.Huawei memiliki jumlah karyawan sebanyak 180.000 tenaga di seluruh penjuru dunia, setengah dari mereka difokuskan untuk bekerja dalam divisi penelitian dan pengembangan. Menurut Vice President International Media Affairs, Roland Sladek, Huawei menganggarkan setidaknya 10 persen dari total belanja modal tahunan untuk divisi penelitian dan pengembangan.Maka tak heran kenapa perkembangan Huawei melesat dengan cepat dan membuat Amerika dan Negara Eropa lainnya yang juga menjadi produsen menjadi gerah dan mengaggap Huawei sebagai “sebuah ancaman”.