Atur Sampah Plastik dengan 7 Kebiasaan ini Agar Lingkungan Terjaga

Atur Sampah Plastik dengan 7 Kebiasaan ini Agar Lingkungan Terjaga
Atur Sampah Plastik dengan 7 Kebiasaan ini Agar Lingkungan Terjaga
Iron Man
Iron Man
Print PDF

Plastik merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Mulai dari perabotan rumah tangga, alat tulis menulis, piranti makanan, alat elektronik, eksesoris gadget sampai tas kresek yang multi fungsi terbuat dari plastik.

Coba Anda perhatikan sekitar, ada banyak sekali barang-barang berbahan plastik.

Plastik dianggap sebagai bahan yang ringan, praktis dan tahan lama. Sebagai contoh, piring plastik pasti lebih awet dari piring kaca. Bahkan saat jatuh atau terbentur, piring plastik tidak mengalami kerusakan yang berarti. Berbeda dengan piring kaca yang akan pecah atau minimal retak.

Sayangnya, plastik merupakan bahan yang susah diuraikan. Bahkan tas kresek yang biasa kita gunakan untuk membuang sampah, akan terurai 500-1000 tahun kemudian. Bayangkan ada begitu banyak limbah plastik di sekitar kita, jika dikalkulasikan pada jumlah limbah plastik di seluruh daerah. Sudah banyak sekali.

Belum lagi ketika plastik sudah terurai, ada banyak bahaya yang akan timbul. Pertama, bahan kimia berbahaya pembentuk plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Kedua, bila limbah plastik dibakar dan pembakaran dilakukan dengan tidak sempurna, maka sampah plastik akan menghasilkan racun dioksin yang bisa bercampur di udara. Belum lagi dengan sampah yang dibuang sembarangan dan bertumpuk di sungai, dalam parit bahkan laut, salah satu penyebab banjir dan polusi di lautan.

Hal ini yang menjadi kekhawatiran pemerintah, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Terlebih lagi pada tahun 2015 lalu, Indonesia menduduki peringkat kedua penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia. Hal ini bukanlah prestasi yang membanggakan.

Berbagai kebijakan pun dikeluarkan sebagai usaha menekan laju limbah plastik, salah satunya membayar tas plastik (kresek) saat berbelanja di supermarket. kebijakan yang sempat mendapat pro dan kontra ini nyatanya hanya diterapkan pada supermarket atau ritel besar. Padahal penggunaan tas plastik menyeluruh mulai dari pedagang kaki lima hingga di pasar dan warung-warung.

Kampanye lain yang dilakukan untuk mengurangi limbah plastik yaitu melakukan diet plastik, dan sosialisasi untuk memisahkan sampah organik dan anorganik.

Kebiasaan dalam melakukan sesuatu, dalam hal ini manajemen penggunaan barang berbahan plastik, seharusnya diajarkan sejak dini. Seperti larangan membuang sampah sembarangan yang telah diajarkan sejak Anda kecil. Maka manajemen penggunaan plastik pun dapat Anda terapkan sejak dini dari usia terendah.

Kebiasaan memisahkan sampah anorganik yang susah terurai seperti plastik, sejogyanya dilakukan agar masyarakat paham bahwa barang berbahan plastik perlu penanganan khusus dan tidak dibuang sembarangan.

Berikut ini adalah beberapa kebiasaan yang bisa kita lakukan untuk memanajemen penggunaan barang plastik.

1. Kenali barang plastik sekali pakai

Kenali barang plastik sekali pakai
Gambar: Pexels

Manajemen pengunaan plastik lebih cocok kita terapkan pada barang berbahan plastik sekali pakai seperti, botol minuman, tas plastik/kresek atau wadah makanan. Tapi terkadang kita bingung menentukan barang berbahan plastik sekali pakai atau barang yang dapat dipakai kembali.

Lihat simbol pada kemasan plastik, bila ada yang simbol segitiga dengan angka 1 di dalamnya, artinya wadah itu hanya bisa digunakan sekali saja. Artinya setelah kemasan itu kosong, segera buang. Kemasan-kemasan seperti itu yang kita hindari penggunaannya.

Bila sudah terlanjur dibeli, maka kumpulkan kemasan plastik pada karung khusus. Saat sudah terkumpul banyak, berikan pada pengumpul limbah plastik untuk didaur ulang.

2. Bawa kantong atau tas sendiri

Bawa kantong atau tas sendiri
Gambar: Pexels

Hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah tidak meminta tas plastik saat berbelanja. Bila jumlah barang yang kita beli sedikit, lebih baik menolak saat diberi bungkus plastik.

Saat kita berbelanja di pasar atau minimarket, usahakan membawa tas sendiri dari rumah, seperti tote bag dari bahan kanvas. Bila belanjaan kita banyak, lebih baik meminta kardus untuk mengangkut semua belanjaan dalam satu wadah, dibanding membungkusnya ke dalam banyak tas plastik.

3. Siapkan wadah makanan dan minuman sendiri

Siapkan wadah makanan dan minuman sendiri
Gambar: rukita.co

Siapkan tempat makan atau lunch box atau tumbler atau botol air minum yang bisa gunakan untuk isi ulang air minuman.

Bagaimana bila berbelanja makanan? Penjual tentu tidak akan marah bila kita membawa wadah sendiri. Selalu siapkan wadah bersih kemanapun kita berada, bisa berupa mangkuk mika atau mangkuk plastik ukuran sedang. Ini untuk meminimalisir penggunaan wadah makanan dari styrofoam, salah satu bahan yang susah didaur ulang.

Bila ingin membeli makanan yang dibawa pulang, sediakan gelas atau wadah yang ada tutupnya. Tapi ingat, untuk selalu mencuci atau setidaknya membilas wadah yang sudah kita pakai, agar bisa dipakai kembali.

4. Stop pakai alat makan plastik

Stop pakai alat makan plastik
Gambar: Pixabay

Terkadang saat memesan makan cepat saji atau minuman yang dibawa pulang, penjual akan menyertakan sedotan, sendok plastik atau garpu plastik. Sama seperti wadah makanan dan minuman, usahakan untuk membawa alat makan sendiri. Selain lebih terjaga kebersihannya, itu juga salah satu cara mengurangi limbah plastik.

5. Jangan pikirkan pendapat orang lain

Jangan pikirkan pendapat orang lain
Gambar: Pexels

Awalnya, kita mungkin akan dianggap aneh atau berbeda. Membawa wadah kemana-mana, menolak kantung plastik, meneliti dulu kemasan makanan atau minuman. Tapi bukankah itu untuk kebaikan kita sendiri dan lingkungan? Mungkin yang kita lakukan kecil dan mendapat tanggapan negatif dari orang-orang sekitar. Selama hal itu tidak merugikan orang lain, teruslah lakukan.

Ingat, tidak menggunakan plastik sekali pakai bisa berdampak besar bagi kesehatan bumi yang kita pijak ini.

6. Ajak teman-teman untuk diet plastik

Ajak teman-teman untuk diet plastik
Gambar: dw.com

Bila kita berani, ajak teman-teman untuk turut serta memanajemen pengunaan plastik sekali pakai. Tidak perlu seterusnya, cukup minta mereka untuk melakukannya selama seminggu. Bila mereka merasa kerepotan, tidak perlu memaksa. Yang terpenting teman-teman kita sudah berupaya membantu untuk mengurangi sampah plastik. Kesadaran dalam diri tentang menjaga lingkungan akan lebih baik daripada karena paksaan.

7. Sharing kebiasaan baik Anda di media sosial

Sharing kebiasaan baik Anda di media sosial
Gambar: Pexels

Posting media sosial dengan konten yang bermanfaat. Bagikan pada dunia bahwa kita berupaya melakukan perubahan untuk menjaga lingkungan. Bukan untuk ajang pamer, tapi untuk memberi contoh pada banyak orang tentang bahaya penggunaan plastik, manajemen penggunaan plastik, dan bagaimana cara kita menjaga lingkungan sekitar.

Siapa tahu postingan kita viral dan teman-teman di media sosial tertarik untuk memiliki kesadaran yang sama dalam menjaga lingkungan dari bahaya limbah plastik.

Apakah kebiasan-kebiasaan di atas merepotkan? Pasti merepotkan bila pertama kali kita lakukan. Namun bila hal-hal kecil itu menjadi kebiasaan, maka tidak akan merepotkan sama sekali. kita malah akan senang melakukannya, karena itulah bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan, salah satunya dengan tidak menciptakan limbah plastik sekali pakai.

Namun terkadang, masih ada yang berpikir, apa dampaknya bagi pengurangan sampah plastik bila hanya saya sendiri yang melakukannya? Bukannya masih ada begitu banyak orang yang tetap memakai plastik sekali pakai dan membuangnya sembarangan.

Ingat, kebiasaan baik akan menular. Sekarang kita belum merasakan perubahan lingkungan yang signifikan. Tapi bila kebisaan tersebut telah menyebar dan masyarakat peduli akan bahaya limbah plastik maka usaha kecil kita tidak akan sia-sia.

Mulai kebiasaan memanajemen plastik mulai dari diri kita dan lingkungan keluarga. Semoga Bermanfaat.