A. Pengertian DinamikaPengertian dinamika adalah cabang dari mekanika klasik yang sama-sama berhubungandengangeraknamunmempelajarigayaserta torsidalam pengaruhnya pada gerak. Dengan demikian, istilah dinamika berarti perubahan. Sementara itu pengertian dinamika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani dari kata “dynamics” yang berarti kekuatan, melansir dari jurnal yang diterbitkan Universitas Pendidikan Indonesia.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dinamika berarti gerak dari dalam, tenaga yang menggerakkan, dan semangat Dinamika sendiri mencakup perubahan yang selalu bergerak dinamis. Gerak tersebut cenderung dilakukan dengan semangat. Bidang-bidang kehidupan yang hampir selalu melibatkan dinamika antara lain ekonomi, sosial, musik, dan sebagainya.Terdapat sejumlah pendapat lain mengenai pengertian dinamika menurut para ahli, yaitu:Menurut Kartono pengertian dinamika adalah perubahan baik berubah secara lambat maupun cepat, kecil maupun besar, dan relevan dengan kehidupan yang sedang dijalani. Jadi, orang tersebut menjalani hidupnya sebagaimana yang terjadi.Menurut Wildan Zulkarnain pengertian dinamika adalah suatu hal yang diberi dorongan berupa tenaga kekuatan sehingga mampu berpindah tempat dalam arti bergerak serta berkembang. Bahkan juga memiliki kemampuan beradaptasi sesuai lingkungan sekitarnya.Dinamika memang memiliki sifat dinamis yang tidak bisa diam konstan. Menurut Idrus pengertian dinamika ialah suatu hal yang selalu berubah-ubah dan bergerak karena adanya dorongan oleh tenaga yang dimiliki.B. Pengertian Dinamika PendidikanDinamika Pendidikan adalah dimana pendidikan merupakan suatu konsep ketidaktetapan dari ketidaktahuan menjadi tahu. Pada hakekatnya Dinamika Pendidikan diartikan sebagai suatu proses yang berjalan yang secara kontinu (terus-menerus) dimana dalam menghadapi era yang bergerak begitu cepatnya perkembangan yang sudah tentu akan membawa banyak perubahan, namun disisi lain dinamika pendidikan juga sering merujuk pada ketidakmampuan seseorang dalam menerima pengaruh era globalisasi ini.Pendidikan selalu dipercaya untuk membentuk masyarakat agar dapat menjadi pribadi yang dapat berpartisipasi dalam pembangunan. Tapi, idealitas ini tampaknya akan sangat jauh bila kita melihat apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Cita-cita untuk menciptakan manusia yang lebih baik seakan-akan hanyalah ilusi. Bahkan, kita gagap menghadapi perubahan yang begitu cepat. Dan pendidikan tidak bisa menjawab sama sekali kecenderungan itu.Kebijaksanaan pemerintah dalam pendidikan justru membatasi akses rakyat untuk mendapatkannya. Kebijakan privatisasi pendidikan telah mendiskriminasikan rakyat dalam memperoleh pendidikan, hanyalah golongan masyarakat yang berduit saja yang dapat bersekolah dan memperoleh pendidikan.2 Tantangan global juga sangat berpengaruh terhadap perubahan suatu bangsa (dunia pendidikan), namun pada kenyataannya dalam bidang pendidikan kita tertinggal jauh; jangankan dengan negara-negara besar; kita masih berada dibawah Malaysia, Vietnam, India yang beberapa tahun yang lalu kalah kualitasnya dengan pendidikan kita.Tetapi sampai kapan pun pendidikan sebagai suatu upaya menghadapkan manusia (peserta didik) pada realitas yang terus menerus berubah. Tugas pendidikan ialah membawa generasi ini mampu merengkuh mekanisme yang lebih dekat agar dalam menghadapi kontradiksi alam yang selalu mengalami perubahan.Ditengah-tengah permasalahaan global diupayakan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan interaksional yang berorientasi masa kini dan masa akan datang. Lebih mengedepankan manusia sebagai makhluk sosial. Hidup bersama kerjasama. Untuk memperbaiki kehidupan kearah yang lebih baik. Sekolah dianggap pintu gerbang memasuki kehidupan di masyarakat luas.Makanya pendidikan harus mampu bersama masyarakat untuk menyiapkan warga masyarakat yang aktif, produktiv dan dinamis. Dalam hal ini kurikulum yang dikembangkan adalah memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Dengan melibatkan siswa tentang masalah yang hangat untuk dipecakah secara berkelompok dan kooperarif.C. Tinjauan Tentang Inovasi Lembaga Pendidikan Islam1. Pengertian Lembaga Pendidikan IslamSecara bahasa, lembaga adalah badan atau organisasi. Dalam KBBI disebutkan bahwa lembaga ialah badan atau organisasi yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.3 Badan atau lembaga pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia yang karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab pendidikan kepada peserta didik sesuai dengan badan tersebut.Secara terminologi lembaga pendidikan adalah suatu sistem peraturan yang bersifat abstrak, suatu konsepsi yang terdiri dari kode-kode, norma-norma, ideologi-ideologi, dan sebagainya, baik tertulis atau tidak, termasuk perlengkapan material dan organisasi simbolik kelompok manusia yang terdiri dari individu-individu yang dibentuk dengan sengaja atau tidak, untuk mencapai tujuan tertentu dan tempat-tempat kelompok itu melaksanakan peraturan-peraturan tersebut adalah masjid, sekolah, kuttab dan sebagainya.4 Daud Ali dan Habibah Daud menjelaskan bahwa ada dua unsur yang kontradiktif dalam pengertian lembaga, pertama pengertian secarafisi, materil, kongkrit, dan kedua pengertian secara non fisik, non materil dan abstrak.Terdapat dua versi pengertian lembaga dapat dimengerti karena lembaga ditinjau dari segi fisik menampakkan suatu badan dan sarana yang didalamnya ada beberapa orang yang menggerakkannya, dan ditinjau dari segi non fisik lembaga merupakan suatu sistem yang berperan membantu mencapai tujuan.Sebagian lagi mengartikan lembaga pendidikan sebagai lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu kearah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan lembaga pendidikan mengandung pengertian kongkrit berupa sarana dan prasarana dan juga pengertian abstrak dengan adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri.Sedangkan yang dimaksud dengan lembaga pendidikan islam menurut Hasbullah adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pembudayaan. Kelembagaan pendidikan islam merupakan subsistem dari masyarakat atau bangsa.Dalam operasionalitasnya selalu mengacud dan tanggap kepada kebutuhan perkembangan masyarakat. Tanpa bersikap demikian, lembaga pendidikan islam menimbulkan kesenjangan sosial dan kultural. Kesenjangan inilah menjadi salah satu sumber konflik antar pendidikan dan masyarakat.Dari sanalah timbul krisis pendidikan yang intensitasnya berbeda-beda menurut tingkat atau taraf kebutuhan masyakarakat. Oleh karena itu, lembaga-lembaga pendidikan islam haruslah sesuai dengan tuntunan dan aspirasi masyarakat, sebab tanpa memperhatikan hal tersebut barangkali untuk mencapai kemajuan dalam perkembangannya akan sulit.6 Lembaga pendidikan islam merupakan hasil pemikiran yang diceteuskan oleh kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang didasari. digerakkan, dan dikembangkan oleh jiwa islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Lembaga pendidikan islam secara keseluruhan bukanlah suatu yang datang dari luar, melainkan dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai hubungan erat dengan kehidupan islam secara umum.Ditinjau dari aspek penanggung jawabnya, lembaga pendidikan islam terbagi menjadi 3 bagian yaitu:a. Lembaga Pendidikan Islam nonformal (Keluarga)Dalam islam keluarga dikenal dengan istilah usrah, dan nasb. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah persekutuan antar sekelompok orang yang mempunyai pola-pola kepentingan masing-masing dalam mendidik anak yang belum ada dilingkannya. Kegiatan pendidikan dalam lembaga ini tanpa ada suatu organisasi yang ketat. Tanpa ada program waktu dan evaluasi.Melihat peran yang dapat dimainkan oleh lembaga pendidikan keluarga maka tidak berlebihan bila Sidi Ghazalba mengkategorikannya pada jenis lembaga pendidikan primer, utamanya untuk masa bayi dan masa kanak-kanak sampai usia sekolah. Dalam lembaga ini sebagai pendidikan adalah orang tua, kerabat, dan sebagainya.b. Lembaga Pendidikan Islam Formal (Sekolah/Madrasah)Pengertian Lembaga pendidikan islam formal adalah bila dalam pendidikan tersebut diadakan di tempat tertentu, teratur, sistematis, mempunyai perpanjangan dan dalam kurun waktu tertentu berlangsung mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dan dilaksanakan berdasarkan aturan tertentu yang telah ditetapkan.c. Lembaga Pendidikan Islam Non Formal (Masyarakat)Lembaga Pendidikan islam non formal merupakan lembaga yang teratur namun tidak mengikuti peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. Menurut Abu Ahmadi mengartikan lembaga pendidikan non formal kepada semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan terencana diluar kegiatan lembaga sekolah dengan tetap menumbuhkan nafas islami didalam proses penyelenggaraannya.2. Latar Belakang Perlunya Inovasi Lembaga Pendidikan IslamTimbulnya gerakan pembaharuan pendidikan ini berkaitan erat dengan adanya berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan. Secara ringkas tantangan-tantangan tersebut timbul karena akibat dari:a. Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat pesat dan sekaligus bertambahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang secara komulatif menuntut sarana pendidikan yang memadai.b. Berkembangnya ilmu modern yang mengkehendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penugasan kemampuan dasar-dasar pendidikan menuntut pendidikan yang lebih lama dan banyak sepanjang umur.c. Berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai dan memanfaatkan alam dan lingkungannya, tetapi seringkali dianggap sebagai suatu ancaman terhadap kelestarian peranan manusia. Keseluruhan tantangan dan persoalan tersebut memerlukan pemikiran kembali yang mendalam dan pendekatan yang progresif. Pendekatan ini harus selalu didahului dengan penjelajahan percobaan dan pengujian serta tidak boleh hanya semata-mata untuk coba-coba. Kemudian ada beberapa latar belakang perlunya inovasi lembaga pendidikan islam, yaitu sebagai berikut:a. Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia. Sistem pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan di Indonesia belum mampu mengikuti dan belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut sehingga dunia pendidikan belum dapat menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, kreatif dan aktif sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat.b. Laju eksplosi penduduk yang cepat, menyebabkan daya dampung, ruang fasilitas pendidikan yang tidak seimbang.c. Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, sedangkan dipihak lain kesempatan sangat terbatas.d. Mutu lembaga pendidikan islam yang dirasakan semakin menurun yang belum mampu mengikuti perkembangan iptek.3.Tujuan Inovasi Lembaga Pendidikan IslamTujuan utama inovasi yakni meningkatkan sumber-sumber tenaga, uang dan sarana termasuk struktur dan prosedur organisasi. Adapun tujuan dari inovasi lembaga pendidikan islam adalah meningkatkan efisien, relevansi, kualitas dan efektivitas, sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya menurut kriteria kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pembangunan dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat dalam jumlah yang sekecil-kecilnya. Secara rinci, tujuan dari inovasi lembaga pendidiakan islam ini adalah sebagai berikut:a. Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.b. Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warganegara. Seperti meningkatkan daya tampung usia sekolah tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi.Disamping itu, perlu diusahakannya peningkatan mutu yang dirasakan makin menurun dewasa ini. Dengan sistem penyampaian yang baru diharapkan peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif dan terampil memecahkan masalahnya sendiri. Tujuan jangka panjang yang hendak dicapai ialah terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.4.Upaya-Upaya Inovasi lembaga Pendidikan IslamUntuk mengejar ketinggalan, lembaga pendidikan Islam mengadakan inovasi atau pembaharuan disegala komponen atau aspek pendidikan. Beberapa upaya inovasi pendidikan pada lembaga pendidikan Islam antara lain:a. Penerapan kurikulum terpaduYang dimaksud kurikulum terpadu adalah perpaduan antara kurikulum pendidikan nasional dengan kurikulum Departemen Agama atau kurikulum khas lembaga pendidikan Nasional. Dengan kurikulum terpadu ini diharapkan anak memperoleh pengetahuan yang lengkap dan komprehensif.Dari kurikulum pendidikan Nasional, anak akan memperoleh pengetahuan sebagaimana yang ditargetkan oleh pemerintah dan dari kurikulum Departemen Agama atau kurikulum khas lembaga pendidikan Islam anak memperoleh pengetahuan agama yang memadai. Atau dengan ungkapan lain, bahwa dengan kurikulum nasional anak memperoleh pengetahuan umum sebagai bekal menghadapi perkembangan zaman yang menuntut keahlian, keterampilan atau skill.Dengan kurikulum Departemen Agama atau kurikulum khas lembaga pendidikan Islam anak memperoleh pengetahuan agama sebagai bekal pembentukan moral dan akhlakul karimah. Dengan kurikulum terpadu diharapkan anak dapat menyeimbangkan antara IPTEK (Ilmu Pengetahuan danTeknologi) dan IMTAQ (Iman dan taqwa).Upaya penerapan kurikulum terpadu tersebut dilatar belakangi oleh munculnya dikotomi dalam sistem pendidikan, yaitu sistem pendidikan Barat yang dinasionalisasikan dengan menambah beberapa mata pelajaran agama (Islam) dan sistem pendidikan yang berasal dari zaman klasik (tradisional) yang tidak diperbaharui secara mendasar, mempunyai arah yang berbeda atau dalam beberapa isi penting justru bertolak belakang.Ini sebenarnya permasalahan klasik, namun tetap aktual sampai sekarang, karena sering dipersoalkan oleh para pakar pendidikan Islam. Biang keladi semua ini tidak ada lagi selain pemerintah Belanda yang dengan politiknya sengaja ingin memecah belah dan menghambat kemajuan umat Islam.Dengan adanya dua lisme-dikotomik dalam pendidikan tersebut, maka sebagai akibatnya yang tidak terhindarkan lagi, banyak umat Islam yang seperti terjebak ke dalam pemahaman yang dikotomi tentang keilmuan, yang melahirkan jurang pemisah antara ilmu agama dan non agama (ilmu umum). Bahkan ada yang menghadapkan keduanya secara diametral.Padahal sebenarnya dalam pandangan Islam, ilmu pengetahuan itu hanya satu dan bersumber dari yang satu yaitu Allah SWT dan lebih parah lagi menurut penjelasan Amrullah Ahmad bahwa sistem pendidikan yang dikotomik, menyebabkan lahirnya sistem pendidikan umat Islam yang sekularistk, rasionalistik, empiristik, intuitif dan materialisik. Keadaan tersebut tidak mendukung tata kehidupan umat yang mampu melahirkan peradaban Islam.b. Menata manajemen pendidikanLembaga pendidikan dapat dipandang sebagai suatu organisasi yang melibatkan sejumlah orang untuk melakukan berbagai kegiatan kependidikan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Berbagai kegiatan dalam organisasi merupakan suatu proses produksi yang melakukan transformasi mengubah input menjadi out put.Proses ini akan dapat berjalan dengan baik, dalam arti efektif dan efisien jika dikelola dengan baik. Pengelolaan yang baik tersebut membutuhkan diterapkannya fungsi-fungsi administrasi.Disamping itu, setiap organisasi selam ini selalu berhadapan dengan perkara-perkara operasional, seperti persoalan manusia baik itu pemimpin pelaksana atau pekerja pokok maupun pekerja penunjang atau sampingan, persoalan modal keuangan, dan persoalan perlengkapan kerja, sarana dan prasarana serta persoalan hubungan kerja.Menghadapi hal ini organisasi harus pula menerapkan fungsi-fungsi administasi agar pengelolaan dapat dilakukan secara efektif, efisien dan produktif. Managemen dalam pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.Berkaitan dengan administrasi organisasi lembaga pendidikan ini, maka administrasi operasionalnya bisa disebut managemen sumber daya manusia, sumber daya material serta managemen kemasyarakatan atau dapat dijabarkan menjadi managemen tata usaha sekolah, persoalan guru dan pegawai, managemen murid, supervisi pengajaran, pelaksanaan dan pembinaan kurikulum, pendirian dan perencanaan pembangunan sekolah serta managemen hubungan sekolah dengan masyarakat.Penerapan fungsi-fungsi administrasi dalam hal ini sudah barang tentu memerlukan tenaga ahli menurut bidang-bidang yang dibutuhkan seperti ahli perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan sebagainya baik dalam bidang managemen sumber daya manusia maupun managemen sumber non manusia.Adapun fungsi-fungsi administrasi yang harus diterapkan adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, penggerakan atau motivasi pengawasan/supervisi dan penilaian/evaluasi.c. Meningkatkan kualitas guruGuru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu guru seyogyanya memiliki kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru adalah dengan menumbuhkan kreatifitas guru di lapangan.1) Menumbuhkan kreativitas guruKreatifitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suasan produk baru, baik yang benar-benar baru sama sekali maupun yang merupakan modifikasi atau perubahan dengan mengembangkan hal-hal yang sudah ada. Dikaitkan dengan kreatifitas guru, maka guru yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu strategi belajar mengajar yang benar-benar baru atau memodifikasi bentuk-bentuk yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru.2) Penataran dan loka karyaPenataran dan loka karya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam penetapan dan loka karya ini selain guru mendapatkan informasi, juga diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar mengajar.3) SupervisiSupervisi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar mulai dari saat melaksanakan belajar mengajar. Hal ini bisa dilakukan oleh beberapa orang yang sama-sama ingin meningkatkan kemampuandalam proses belajar mengajar, dengan secara bergantian melakukan pengamatan terhadap berbagai bentuk tingkah laku dalam proses belajar mengajar. Setelah masing-masing mengetahui bentuk kelemahannya, maka hal ini dijadikan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kemampuan.4) Pengajaran MakroPengajaran makro secara praktek untuk melatih kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar disuatu sekolah. Karena pelaksanaan latihan ini bersifat khusus, maka pelaksanaannya dilakukan diluar kegiatan belajar mengajar yang sebenarnya. Kegiatan ini merupakan suatu cara untuk bekerjasama meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pengajaran.