Resesi adalah istilah ekonomi makro yang mengacu pada penurunan yang signifikan dalam kegiatan ekonomi umum di suatu wilayah tertentu. Ini biasanya juga disebut sebagai penurunan ekonomi dua kuartal berturut-turut.
Bagi masyarakat umum, mungkin belum begitu familiar dengan istilah resesi. Namun bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia ekonomi pasti sudah sangat memahami istilah ini.
Apalagi di masa saat ini, dimana kondisi ekonomi sedang tidak stabil, resesi adalah salah satu kondisi yang sangat diwaspadai.
Lantas apa itu resesi, apa penyebab dan dampaknya? Berikut penjelasan tentang definisi resesi.
Pengertian Resesi Menurut Beberapa Sumber
1. National Bureau of Economic Research
Resesi ekonomi adalah penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang terjadi di seluruh sektor perekonomian dan berlangsung lebih dari beberapa bulan. Biasanya resesi terlihat dalam GDP riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan grosir penjualan retail.
2. Business insider
Resesi adalah periode penurunan dalam aktivitas ekonomi secara umum, biasanya didefinisikan ketika suatu perekonomian mengalami penurunan produk domestik bruto selama dua kuartal berturut-turut.
Indikator resesi lainnya termasuk meningkatnya pengangguran, penurunan penjualan ritel, pertumbuhan manufaktur melambat, dan penurunan pendapatan pribadi riil.
3. Forbes
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Para ahli menyatakan bahwa resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami produk domestik bruto (PDB) negatif, tingkat pengangguran yang meningkat, penjualan ritel yang menurun, dan ukuran pendapatan dan manufaktur yang menyusut untuk jangka waktu yang lama.
4. KBBI
Resesi didefinisikan sebagai kelesuan pada kegiatan industri, dagang dan lain sebagainya, dimana kondisinya seolah menurun dan terhenti.
5. Wikipedia
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan, yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan.
Penyebab Terjadinya Resesi
Resesi adalah sebuah kondisi yang terjadi sebagai efek domino. Maka sudah jelas jika resesi ini tidak terjadi tanpa sebab. Setidaknya beberapa hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya resesi.
1. Goncangan Ekonomi yang Terjadi Secara Tiba-Tiba
Faktor pertama yang bisa menyebabkan resesi adalah terjadinya goncangan ekonomi dunia secara tiba-tiba.
Goncangan ekonomi tiba-tiba ini memang tidak terjadi setiap saat. Namun ketika ini terjadi biasanya dapat mengakibatkan permasalahan ekonomi yang besar, seperti resesi ini misalnya.
Salah satu contoh goncangan ekonomi yang terjadi adalah akibat pandemi virus corona.
2. Inflasi yang Tinggi
Inflasi selalu menjadi hal yang paling ditakuti dalam pertumbuhan ekonomi. Inflasi yang terjadi dalam skala wajar tidak akan memberi dampak yang signifikan. Namun ketika sudah berada pada skala yang tinggi, inflasi menjadi hal yang sangat berpengaruh bagi perekonomian.
Inflasi adalah kenaikan harga barang selama periode waktu tertentu. Saat terjadi inflasi, masyarakat akan lebih berhati-hati dalam menggunakan uangnya untuk berbelanja dan lebih memilih untuk menabung.
Saat masyarakat sebagai konsumen mengurangi atau membatasi pengeluaran, maka dampaknya barang yang dibeli pun semakin sedikit.
Hal ini kemudian menyebabkan biaya produksi yang semakin dikurangi sehingga kemudian bisa menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran karena upaya perusahaan untuk efisiensi biaya produksi.
Efek domino dari inflasi inilah yang kemudian menjadi penyebab terjadinya resesi.
3. Deflasi yang Terlalu Banyak
Tidak hanya inflasi saja yang bisa menyebabkan permasalahan ekonomi, deflasi juga bisa menyebabkan permasalahan yang sama.
Deflasi adalah penurunan harga barang di pasar secara terus menerus. Akibat dari deflasi ini menyebabkan harga semakin tertekan dan menyebabkan penurunan upah.
Deflasi yang lepas kendali dapat membuat masyarakat sebagai konsumen berhenti berbelanja, dan bisnis pun bisa saja akan terdampak.
4. Gelembung aset
Dalam gelembung aset, harga aset seperti saham perusahaan teknologi atau perusahaan lainnya mengalami kenaikan dengan begitu cepat seolah-olah menjadi gelembung raksasa.
Dan ketika gelembung itu pecah, maka panic selling akan terjadi dan dapat menghancurkan pasar, hal inilah yang menyebabkan resesi.
5. Hutang yang Berlebihan
Faktor resesi selanjutnya adalah hutang yang berlebihan. Saat sebuah bisnis ataupun individu memiliki hutang dalam jumlah yang terlalu banyak, bisnis atau individu ini kemudian akan sampai pada titik dimana tagihan hutangnya tidak bisa dibayar.
Saat jumlah hutang terus meningkat, maka default kebangkrutan bisa membalikkan perekonomian dan akhirnya menyebabkan terjadinya resesi.
6. Suku bunga tinggi
Suku bunga tinggi membuat konsumen membeli rumah, mobil, dan pembelian besar lainnya menjadi mahal.
Akibatnya, permintaan pasar menjadi lesu dan perusahaan harus mengurangi pengeluaran dan rencana pertumbuhan mereka karena pembiayaan yang terlalu tinggi. Hal inilah menjadi penyebab perekonomian menjadi menyusut.
Baca Juga: Pengertian Fungsi dan Jenis Bisnis Retail
Indikator Terjadinya Resesi
Resesi merupakan suatu permasalahan ekonomi yang pernah dirasakan oleh semua negara. Untuk mengetahui suatu negara sedang mengalami resesi bisa dilihat dari beberapa indikator seperti berikut ini.
1. Pertumbuhan Ekonomi yang Cenderung Melambat Hingga Merosot
Sudah umum diketahui jika pertumbuhan ekonomi menjadi tolak ukur dalam menentukan kondisi perekonomian sebuah negara.
Apabila pertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, maka artinya perekonomian negara tersebut berada pada kondisi stabil. Begitu pula sebaliknya.
Pertumbuhan ekonomi mengacu pada Produk Domestik Bruto (PDB) yang didapat dari jumlah konsumsi, investasi, ekspor impor dan pengeluaran pemerintah.
Ketika produk domestik bruto ini mengalami penurunan dalam kurun waktu yang signifikan, maka sudah jelas jika pertumbuhan ekonominya pun mengalami kemerosotan, yang kemudian dikenal dengan resesi.
2. Inflasi dan Deflasi yang Tinggi
Salah satu faktor penyebab terjadinya resesi adalah inflasi dan deflasi. Saat perekonomian di suatu negara sedang mengalami inflasi dan deflasi pada tingkat yang tinggi, ini bisa menjadi indikasi bahwa perekonomian negara tersebut sedang mengalami resesi.
3. Pasar Saham yang Mengalami Kejatuhan
Penurunan besar yang tiba-tiba di pasar saham bisa menjadi tanda resesi, hal ini terjadi karena investor menjual sebagian atau semua kepemilikan saham mereka untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi.
4. Meningkatnya Angka Pengangguran
Dalam sebuah kegiatan produksi, tenaga kerja merupakan faktor penting yang juga berperan dalam menggerakkan roda perekonomian.
Ketika angka pengangguran semakin meningkat, hal ini berarti ada masalah pada kegiatan industri yang menyebabkan sebuah industri harus melakukan pengurangan tenaga kerja.
Saat pengangguran semakin meningkat, ini menunjukkan jika bidang industri dan aktivitas ekonomi juga sedang mengalami penurunan secara signifikan. Hal itulah yang terjadi saat resesi sedang berlangsung.
5. Kehilangan kepercayaan konsumen.
Ketika konsumen mengkhawatirkan keadaan ekonomi, mereka cenderung memperlambat pengeluaran dan menyimpan uang mereka.
Karena hampir 70% PDB bergantung pada belanja konsumen, maka ini dapat menyebabkan seluruh perekonomian melambat secara drastis.
Berbagai permasalahan ekonomi terjadi dan mengintai setiap saat, seperti contohnya resesi ini.
Dengan mengetahui apa saja penyebab dan indikator yang menandai terjadinya resesi, diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan masyarakat pada permasalahan ekonomi yang terjadi di suatu negara.