Dalam sebuah hubungan, kata “saling” adalah harga mati yang harus ada karena menjadi kunci kelanggengan. Termasuk di antaranya saling memahami, saling mengerti, menerima kekurangan masing-masing, hingga saling memperjuangkan saat terjadi masalah di dalam hubungan.
Tanpa adanya hal ini, kamu akan menyadari jika sedang ada di titik hubungan yang pincang. Apalagi jika kamu berjuang seorang diri dan harus terus-terusan berusaha tanpa dihargai. Bisa jadi ini adalah ciri hubungan yang tidak layak diperjuangkan lagi.
Alih-alih mencari jalan keluar bersama-sama, bisa saja pasanganmu justru enggan untuk saling berjuang dan mempertahankan. Mungkin saja dia tidak mempedulikan nasib hubungan kalian, sehingga membuatmu bingung apakah harus bertahan atau mengikhlaskan.
Apalagi jika kamu masih belum yakin dengan apa yang kamu rasakan. Oleh karenanya, pastikan dulu perasaanmu dan berhentilah berjuang jika merasakan hal-hal ini.
Terdapat beberapa hal yang bisa kamu jadikan bahan pertimbangan, apakah dia benar-benar layak untuk diperjuangkan ataukah tidak. Berikut penjelasannya.
1. Cuma kamu yang merasa terganggu, sedangkan hidupnya normal-normal saja
Anehnya, permasalahan ini cuma kamu merasakan dan hidupnya justru normal-normal saja. Meski tanpa kamu, semuanya terlihat normal dan hanya hatimu saja yang remuk redam. Jika merasakan seperti ini, sudah pasti situasi hubunganmu dengan dia terasa menggantung.
Persoalan asmara ini bisa-bisa mengganggu aktivitasmu dan membuat hari-harimu jadi makin sendu. Bukan tidak mungkin, hampir tiap hari kamu bakal berkeluh kesah dan mengeluh pada teman-temanmu. Sebagian besar dari mereka, mungkin bakal memberikan nasihat padamu untuk segera mengakhiri hubungan dengannya.
Tapi sayangnya, kamu tak juga mengindahkan dan nggak sadar dengan kondisi ini. Sedangkan menurut orang terdekatnya saja, dia tampak santai dan menganggap masalah ini tidak akan mengganggu kehidupannya.
2. Perjuanganmu semakin berat karena menjadi pasangan yang lebih banyak berkorban
Semakin lama kamu jadi pihak yang lebih berkorban, bahkan nggak terhitung berapa banyak hal yang sudah kamu relakan untuknya dan hubungan kalian. Banyak hal yang sudah kamu korbankan, bahkan mengabaikan soal pengorbanan yang berupa materi.
Karena kamu memilih untuk tidak memperhitungkannya dan ada hal lain yang menurutmu jauh lebih berharga dari sekadar materi. Hal itu adalah waktu yang kamu inginkan bersamanya untuk memperbaiki hubungan kalian.
Kamu selalu menyediakan waktu hampir 24 jam kapan pun dia butuhkan, namun tidak demikian halnya dengan pasanganmu.
Bahkan mungkin ketika kamu sakit pun dia nggak peduli walau hanya sekadar siaga di sampingmu. Memberikan obat dan secangkir air putih pun dia enggan dan tetap asik dengan kehidupannya.
3. Merasakan lebih banyak kecewa dengan perlakuannya padamu
Kalau diingat-ingat, mungkin kamu lebih banyak kecewa dibandingkan rasa bahagia di dalam hubunganmu. Bahkan, keluarga dan teman-teman terdekatmu juga mengatakan hal yang sama dengan sikap dinginnya padamu.
Hingga akhirnya, kekecewaan pun hanya kamu yang bisa merasakannya seperti apa. Belum lagi jika tahu dia kerap bermain hati dan mendua di belakangmu. Hanya saja demi menjaga hubungan, kamu tetap memilih diam hingga akhirnya lelah dan buka suara.
Meminta penjelasan pun terasa percuma, karena hanya kata maaf saja yang keluar dari mulutnya. Namun sayangnya, sikap pasangan nggak hanya membuat dirimu saja yang terluka.
Tetapi juga keluarga dan teman-temanmu, lantaran merasa dipermainkan oleh sikapnya yang keterlaluan dan sama sekali nggak dewasa.
Dengan rasa kecewa yang kamu rasakan, apakah kamu tahan buat tetap bersamanya? Ingat, situasi seperti ini merupakan ciri hubungan yang tidak layak diperjuangkan lagi.
4. Sendiri mempertahankan hubungan dan dia hanya duduk tenang di belakang
Perjuangan yang kamu lakukan hanyalah seorang diri dan dia hanya duduk tenang di belakang? Pantas saja kalau merasa lelah dalam mempertahankannya.
Akhir-akhir ini hubunganmu dengannya di ambang masalah, kamu yang masih mencintainya tetap bersikeras berjuang dan mempertahankannya.
Mengingat hubungan kalian yang sudah cukup lama, tentu akan sangat disayangkan jika harus berhenti di tengah jalan.
Tapi mau bagaimana lagi bila hanya kamu yang berjuang seorang diri? Bahkan dia seolah enggan peduli dengan nasib hubungan kalian, namun nggak juga berani memutuskanmu.
Status kamu dan dia semakin tak jelas arahnya tanpa kamu tahu apa keinginannya. Mungkin saja dia hanya memanfaatkanmu atau hanya membutuhkan status saja. Dia nggak benar-benar cinta dan peduli dengan dirimu maupun hubungan kalian.
5. Pergaulanmu dibatasi tanpa alasan dan membuatmu nggak bisa menolak
Kamu tidak mampu menolak tegas meski duniamu jadi sangat terbatas. Tanpa alasan yang jelas, dia membatasi pergaulanmu dengan sahabat, rekan kerja, atau bahkan keluarga sendiri.
Hubunganmu dengannya sudah tak lagi sehat, karena penuh rasa curiga yang kekanak-kanakan dan keributan nggak jelas di antara kalian.
Semakin lama kamu semakin lelah menghadapi sifat posesifnya, namun dia tak kunjung sadar dan memahami perasaanmu.
Baginya, mencintai berarti duniamu adalah miliknya. Kamu bebas asalkan bersamanya dan diharuskan membatasi hubungan dengan orang lain. Dengan demikian, sudah jelas bahwa ini adalah hubungan yang tidak layak diperjuangkan.
6. Jarang memanggil sayang dan mengeluarkan panggilan romantis seperti di awal hubungan
Panggilan sayang sekarang makin langka dan lama-lama kamu merasa seperti cuma berteman? Perasaan spesial yang lama-lama terkikis tentu sangatlah menyakitkan, terutama jika dia nggak menyadarinya.
Perhatiannya sudah nggak lagi kamu rasakan, meski dari hal-hal sepele seperti panggilan sayang. Hingga di satu titik kamu merasa sudah nggak lagi dianggap sebagai pasangannya dan justru kamu merasa seperti hanya sebatas teman.
Di lubuk hatimu yang terdalam, kamu sebenarnya merindukan sifatnya dulu penuh perhatian, peduli, serta romantis padamu.
Mungkin dulu dia rela antar jemput saat sedang sibuk, namun kini lain ceritanya. Bahkan sekedar untuk menanyakan kabar dan memanggil sapaan sayang saja sudah hampir tidak terdengar.
7. Sering hadir perasaan ragu atas pilihan bertahan ataukah mengakhiri hubungan
Pertanyaan untuk bertahan atau melepaskan sering terlintas di pikiran, tapi kamu sendiri masih bimbang. Meski hubunganmu dengannya berantakan dan di ujung tanduk, namun kamu enggan untuk berhenti berjuang.
Kamu pun masih berharap jika hubungan kalian bisa terselamatkan. Membiarkan diri terjebak dalam hubungan yang berantakan dan nggak sehat terus menerus hanya akan membuat luka. Sehingga baiknya kamu tegas dalam mengambil keputusan dan perlahan belajarlah buat mengikhlaskan dia yang nggak tepat untukmu.
Mengakhiri hubungan bukan berarti berhenti untuk saling menyayangi, melainkan berhenti untuk saling menyakiti. Rasa sayangmu yang masih besar bisa dicurahkan sebagai teman dan kamu pun bisa berkomitmen untuk bahagia dengan cara masing-masing.
Hubungan yang tidak layak diperjuangkan harus diikhlaskan, meski memang nggak mudah. Tapi inilah jalan keluar yang melegakan dan baik buat kalian berdua. Nah, bagaimana? Mau lanjut atau tetap berjuang?