7 Cara Bijak Menghadapi Orang Tua yang Suka Marah

7 Cara Bijak Menghadapi Orang Tua yang Suka Marah
7 Cara Bijak Menghadapi Orang Tua yang Suka Marah
Iron Man
Iron Man
Print PDF

Setiap orang memiliki karakter diri yang berbeda-beda. Tidak heran, jika cara berinteraksi setiap individu terhadap orang lain juga tidak sama. Ada orang tumbuh dengan karakter positif, dan ada juga yang berkarakter negatif.

Hampir semua orang tentu memiliki kedua karakter tersebut. Namun, pasti ada salah satu karakter yang lebih condong dalam dirinya. Akan sangat tidak nyaman jika berhadapan dengan orang yang memiliki karakter negatif, seperti pemarah.

Sifat pemarah bukanlah perilaku yang baik, karena bisa menyinggung perasaan orang lain. Apalagi jika karakter tersebut dimiliki oleh orang terdekat seperti orang tua.

Setiap orang tua pasti sayang dan peduli pada anaknya. Semua bisa terlihat dari sikap, perhatian, maupun perkataannya. Sayangnya, tiap orang tua memiliki cara penyampaian yang berbeda-beda.

Jika pun orang tua suka marah, itu bukan berarti mereka tidak sayang pada anaknya. Oleh karena itu, mulailah berpikir dewasa dan bijak dalam menghadapinya. Jangan mudah tersulut emosi.

Nah, apabila kamu memiliki orang tua yang temperamental, sebaiknya ikuti cara ini untuk menghadapi mereka.

1. Tenangkan pikiran dan perasaan, tidak perlu melawan balik orang tua

Pernah mendengar pribahasa, “Sekeras-kerasnya batu jika ditetesi air akan rapuh juga”. Yups, sekeras apa pun hati manusia, jika dihadapi dengan kesabaran dan ketulusan pasti luluh juga.

So, ketika dihadapkan dengan orang tua yang temperamental, sebaiknya jangan pernah terbawa emosi. Itu hanya sikap childish yang tidak akan menyelesaikan masalah. 

Ketika orang tua sedang marah, anak perlu pikiran yang dingin dan jernih saat menghadapinnya. Untuk itu, lebih baik anak menarik diri dari situasi yang panas dan pelik tersebut.

Tidak perlu menjawab dan melawan orang tua, karena itu hanya akan mematik api kemarahan yang lebih besar. Akan lebih baik jika anak menerima terlebih dahulu. Pikirkan dengan baik semua perkataan orang tua. Apabila sudah tenang, mulailah untuk menjelaskan semuanya dengan kata-kata yang baik.

2. Melatih mengendalikan diri sendiri

Memiliki pemikiran dingin dan jernih, tidak serta merta datang begitu saja secara tiba-tiba. Butuh penguasaan dan pengendalian diri yang baik. Karena semua itu perlu dilatih terlebih dahulu.

Jika memiliki senggang waktu yang lumayan, sebaiknya lakukan beberapa hal yang membuat pikiran fokus dan tenang. Kamu bisa menggunakan metode meditasi. Duduk dengan punggung tegak, serta mata tertutup. Selanjutnya, ambil nafas secara perlahan dan tenang.

Meski sangat simpel dan sederhana, namun dengan melatih pernafasan dan fokus. Pikiran akan lebih tenang, sehingga serasa tidak ada beban yang tertinggal.

3. Mendengarkan argument orang tua

Ketika orang tua marah, bisa dipastikan mereka sedang kalut secara emosi. Bayangkan saja, jika mereka sedang memiliki beban masalah lain. Ternyata, ada sikap anak yang menambah emosi orang tua. Pastinya mereka akan menjadi marah.

Jika hal tersebut saat ini sedang kamu rasakan, akan lebih baik dengarkan apa yang orang tua katakan. Biarkan orang tua mengeluarkan argumennya terlebih dahulu.

Mungkin dengan begitu, anak akan tahu apa yang diinginkan orang tua. Bisa saja mereka meminta anak untuk lebih memahami kondisi orang tua saat ini. Apabila ingin beropini, tunggulah sebentar hingga semua keadaan tenang lalu sampaikan dengan lembut.

4. Jangan pernah mengungkit pemasalahan

Beban yang dipikul orang tua bukan hanya soal mencukupi kebutuhan anak saja. Namun, juga mengenai masalah-masalah lain yang di luar keluarga. Masalah yang awalnya di pendam, bisa saja sekarang menjadi tumpukan gunung.

Agar tidak mematik kemarahan, sebaiknya anak tidak mengungkit permasalahan yang lama. Karena itu bisa membuka luka lama yang tidak seharunya terbuka kembali.

Jika respon yang diberikan baik, bagaimana jika sebaliknya? Oleh karena itu, sebaiknya belajarlah untuk menyelesaikan masalah satu per satu dengan orang tua. Selesaikan hingga mencapai solusi yang baik antara orang tua dan anak.

Ketika semua telah kembali normal, barulah kamu bisa membicarakan kembali dengan cara yang baik-baik.

5. Apapun yang terjadi, tetaplah peduli terhadap mereka

Tidak ada yang namanya bekas orang tua. Sejahat apapun mereka, sekeras apa pun pola asuh mereka terhadap kita. Mereka tetaplah orang tua yang membesarkan kita hingga saat ini.

Meski sikap orang tua menyebalkan, tapi bukan berarti mereka tidak memiliki cinta kasih untuk anak-anaknya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa setiap orang memiliki cara penyampaian yang berbeda-beda.

Apapun yang dilakukan orang tua, baik buruknya. Mereka pasti memiliki alasan tersendiri. Mungkin salah satunya agar anaknya bisa tumbuh menjadi orang baik. Oleh karena itu, sebagai seorang anak harus tetap menunjukkan perasaan sayang dan peduli terhadap orang tuanya.

6. Bangun kepercayaan mereka

Terkadang, sebagai seorang anak kita selalu menuntut orang tua untuk selalu percaya sama kita. Tanpa disadari, kepercayaan orang tua jauh lebih penting untuk didapatkan.

Hal ini karena orang tua selalu memiliki ekspektasi yang lebih pada sang anak. Mengharapkan anaknya bisa melakukan hal yang terbaik disetiap tindakannya.

Terkadang orang tua akan menutup telinga rapat-rapat saat orang lain membicarakan kelebihan anaknya. Mereka lebih suka jika sang anak menunjukkannya langsung di depan orang tuanya.

Sesekali berceritalah kepada orang tua, mengenai pendidikan ataupun masalahmu bersama orang lain. Karena bagi orang tua, ketika anak berani membuka cerita hidupnya. Artinya, solusi orang tua selalu diutamakan.

Tidak hanya itu, untuk mendapatkan kepercayaannya cobalah untuk menepati janji yang telah dibuat dengan mereka. Buatlah suasana yang nyaman saat anak berada di dekat orang tua. Sederhana, namun tindakan tersebut bisa membangun kepercayaan antara orang tua dan anak.

7. Layaknya, orang tua pada umumnya tidak luput dari kesalahan

Setiap orang selalu ingin berbuat baik untuk orang lain. Begitu juga dengan orang tua, berharap mereka bisa menjadi suri tauladan yang baik bagi anak-anaknya. Namun, setiap orang tua memiliki cara parenting yang berbeda dalam mendidik anaknya.

Terkadang, orang tua memilih cara yang sedemikian agar nanti anak bisa lebih mandiri dan memiliki mental yang kuat. Karena, didikan orang tualah yang akan menggambarkan kesuksesan sang anak.

Tidak heran, jika orang tua selalu marah apabila sang anak melakukan kesalahan yang sangat fatal. Ini menunjukkan kasih sayangnya kepada anaknya.

Percayalah, tidak ada manusia yang sempurna begitu pun orang tuamu. So, saat ini yang bisa kamu lakukan adalah bersikap baik setiap beriteraksi dengan orang tua.

Intinya, bersikaplah baik dan santun kepada orang tua. Semoga kamu dan orang tua selalu hidup bahagia. Happy Family!