5 Tipe Komentar yang Bisa Bikin Orang ‘Insecure’

5 Tipe Komentar yang Bisa Bikin Orang ‘Insecure’
5 Tipe Komentar yang Bisa Bikin Orang ‘Insecure’
Iron Man
Iron Man
Print PDF

Semakin memiliki banyak teman, tentu semakin besar juga kita akan mengatahui beragam karakter dan kepribadian dalam diri setiap orang. Pasalnya, setiap orang akan tumbuh dengan kebiasaan dan ciri khasnya masing-masing.

Mungkin, di satu sisi hal tersebut akan telihat sangat menarik. Namun, tidak sedikit pula yang akan menimbulkan ketidaknyamanan batin, hingga mengganggu kesehatan mental kita.

Apalagi, jika orang yang kita kenal justru memberikan perasaan negatif seperti menimbulkan rasa insecure.

Umumnya, insecure dikenal sebagai perasaan yang timbul karena adanya rasa tidak nyaman dan ketidakpuasan terhadap kapasitas diri sendiri.

Hampir semua orang pernah merasakan insecure. Ada yang karena memang minder dengan sendirinya, ataukah bermula dari komentar yang sangat toxic sehingga timbul rasa tidak percaya terhadap diri sendiri.

Apakah kamu salah satu orang yang sedang berada di face insecure saat ini? Atau malah sudah terbebas dari rasa insecure?

Nah, berikut beberapa komentar manis namun bisa bikin orang kehilangan rasa percaya dirinya. Simak!

1. Tubuh dan penampilan

Photo by Andres Ayrton From Pexels

Setuju nggak, jika komentar yang berhubungan dengan body shamming menjadi salah satu yang paling menyakitkan? Apa kamu memiliki teman yang suka melakukan body shamming? Seakan-akan mulutnya bakal terbakar bila tidak mengomentari fisik seseorang.

“Eh, kayaknya kamu sekarang gendutan deh!”

“Makan yang banyak gih, kayak orang cacingan aja kurus gizi!”

Kedua komentar tersebut sering banget kita dengar, bahkan menjadi bercandaan dalam pertemanan. Alih-alih ingin mendorang kita agar berubah menjadi sosok yang sempurna. Hingga mereka lupa, bahwa tanpa sadar tubuhnya sendiri tidaklah sempurna.

Katanya sih teman, katanya sih keluarga. Tapi heran juga, kenapa semakin kesini banyak banget yang menjatuhkan kepercayaan diri orang lain dengan menilai fisik mereka.

Tidak hanya body shamming, mereka juga terkadang suka banget nyinyir mengenai penampilan orang lain.

“Ih, apa sih, menor banget”

“Lihat deh, jerawat kamu makin banyak tuh!”

“Sadar nggak, muka sama tangan kamu beda tau!”

Komentar tersebut sering sekali di dapat oleh kebanyakan perempuan. Kritikan tersebut sangatlah menyakitkan, apalagi jika menegurnya secara langsung dan di depan orang banyak.

Jika kamu pelaku body shamming, mulai sekarang kembalikan semua komentar tersebut pada diri kamu sendiri. Jika sakit, marah, dan membenci mereka. Mulai sekarang stop jangan lakukan itu, sebab mereka mungkin jauh lebih kecewa dari itu.

Apabila kamu mendapatkan perlakuan body shammingi, tenanglah kamu tetaplah sempurna. Tidak ada yang berhak menghina penampilanmu.

Masalah style make up, jika mereka nyaman dan percaya diri. Lalu ada masalah apa? Biarkan mereka tampil sesuai dengan apa yang mereka suka. Jika memang terlalu menor, cukup beri tahu dengan baik dan secara privasi.

Namanya juga kulit, pasti memiliki masalahnya masing-masing setiap orang. Tidak ada yang salah dengan jerawat, semua orang pasti pernah punya jerawat dan itu normal kok.

2. Pekerjaan

Photo by Andrea Piacquadio From Pexels

Bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, jenjang karir dijadikan sebagai tolak ukur kesuksesan seseorang. Seakan hidup ini menjadi ajang perlombaan semata.

Siapa yang nggak mau mendapatkan pekerjaan yang bagus, gaji besar, dan posisi yang baik? Tentu, semua orang menginginkan hal tersebut.

Sayangnya, hampir banyak orang yang lupa. Mendapatkan pekerjaan tidak lah semudah saat pemilik perusahaan adalah keluarga atau saudara kita sendiri. Semua butuh proses, kadang pekerjaan juga berhubungan dengan “bejo” dan “jodoh-jodohan”.

Jadi, jangan pernah mengomentari pekerjaan orang lain. Atau bahkan membandingkan pekerjaan mereka dengan pekerjaan orang lain.

Selagi masih bekerja dengan orang lain dan melalui jalur “pintas”. Jangan pernah menuntut orang lain sukses sesuai keinginanmu. Mereka memiliki sayap dan berhak terbang sesuai minat dan keinginan mereka sendiri.

Cukup duduk dan doakan agar ia mendapatkan pekerjaan yang layak. Sudah itu saja, tidak perlu berkomentar yang berlebihan yang berujung mematikan kepercayaan dalam diri orang lain.

3. Ekonomi

Photo by Karolina Grabowska From Pexels

Bagi sebagian orang, uang bukanlah segalanya dalam hidup. Itu memang benar, tapi hidup juga sejujurnya membutuhkan uang. Mustahil rasanya, jika sampai saat ini bisa bertahan hidup tanpa uang.

Masalah ini sering kali dialami oleh kebanyakan laki-laki. Hingga mereka kehilangan rasa kepercayaan diri untuk mendekati seorang perempuan.

Idealnya, seorang laki-laki memang berkewajiban memenuhi seluruh kebutuhan keluarganya. Karena itu laki-laki diharapkan memiliki penghasilan yang lebih besar daripada perempuan.

Sayangnya, kita tidak dapat mengatur kondisi ekonomi hidup orang lain. Ada kalanya, kondisi tersebut justru terbalik.

Namun, alangkah baiknya jika tidak pernah mengomentari hal-hal yang berhubungan dengan materi. Sebab, hal tersebut bisa masuk dalam komentar penghinaan karena sangat sensitif.

“Ah, gimana bisa nikahin dia kalau kamu masih gak punya uang”

“Berapa sih uang kamu, berani-beraninya pengen beli rumah”

“Ya ellah, gak usah sok kaya deh. Beli barang yang biasa-biasa saja”

Memangnya kenapa kalau perekonomiannya tidak sebesar itu? Ada yang salah jika mereka membeli barang yang mereka mau? Selagi mereka mampu kenapa tidak.

Bila pun niatnya baik, jangan pernah berkomentar yang berujung toxic. Kita tidak tahu, seberapa keras mereka telah berusaha untuk berjuang hidup.

So, jangan pernah menyinggung tentang ekonomi. Sebab, hal tersebut bisa menimbulkan rasa insecure dalam dirinya.

4. Sosial

Photo by cottonbro From Pexels

Kondisi ini banyak sekali di alami oleh remaja sekarang. Bagaimana tidak? Dalam silsilah sosial, remaja tidak memiliki kejelasan posisi. Sebab, tidak termasuk anak-anak ataupun orang dewasa. Oleh karena itu, mereka membuat kelompok seusianya. Disinilah tahapan seorang remaja mencari jati diri.

Dalam proses pencarian jati diri, mereka menemukan banyak sekali pengalaman. Entah itu dalam segi positif maupun negatif.

Hingga, tanpa disadari seorang remaja terkadang memaksakan diri untuk mengikuti pola hidup disekitarnya. Inilah kenapa banyak remaja yang termakan oleh gengsi dan lupa jati diri.

Tidak hanya remaja, di masa digital saat ini hampir semua orang mudah terserang penyakit gengsi. Kondisi ini dipengaruhi karena booming-nya media sosial saat ini.

Banyak kalangan yang menampilkan berbagai kelebihan hidupnya, seperti materi, pekerjaan, gaya hidup, dan lain sebagainya. Sehingga, sangat mudah menimbulkan rasa tidak percaya diri (insecure).

Salah dua bentuk komentar yang bisa bikin seseorang insecure mengenai kehidupan sosial ialah:

“kok kamu sekarang kalah sukses dari dia”

“Yah, udah nggak laku dan populer lagi. Kasian amat sih”

Yuk, jangan pernah sibuk ngurusin hidup orang. Biarkan mereka dengan kehidupan sosialnya seperti itu. Tidak perlu banyak berkomentar. Belum tentu kehidupan sosial kita lebih baik dari mereka.

5. Emosional

Photo by Andrea Piacquadio From Pexels

Banyak orang menganggap diri mereka mudah tersinggung atau lebih rentan dalam beberapa hal, tanpa tahu persis mengapa mereka berpikir seperti ini.

Stygma sosial, bulliying merupakan salah satu faktor seseorang bisa timbul rasa emosional insecurity.

Perasaan insecure secara emosi memang membuat perasaan terasa tidak stabil lho. Bagaimana tidak, terkadang kita merasa cemas, takut, marah, hingga gelisah.

Nggak usah sok cantik”

“jangan merasa hebat”

Nggak usah sok kaya, miskin ma miskin aja”

Komentar-komentar bullying seperti contoh diatas tentu bisa membuat patah hati. Tidak hanya itu, mereka juga akan kehilangan rasa percaya dirinya.

Pernah nggak merasa insecure soal mengenai diatas? Meski insecure telah biasa terjadi dalam keseharian. Namun, kita bisa mencoba menguranginya lho. Dengan cara menerima diri kita sendiri.