Umumnya, vendor adalah supplier atau pemasok. Ya, sebenarnya dari segi bahasa, vendor bisa berarti penjual. Namun dalam praktiknya bisa lebih dari itu. Vendor, tidak menjual langsung ke konsumen, melainkan ke pengecer yang menjual langsung ke konsumen. Oleh karena itu, vendor juga sama dengan pemasok (providing the supply).
Sebenarnya, siapa saja bisa menjalankan bisnis ini asalkan modal dan literasi teknologi yang cukup dan memadai. Saat ini, hampir semua bisnis mengandalkan smartphone. Jadi, ada baiknya untuk setidaknya memahami cara kerja aplikasi seperti WhatsApp, Instagram, TikTok, Facebook, dan aplikasi pendukung lainnya. Karena supplier, retailer dan konsumen umumnya menggunakan aplikasi-apikasi tersebut.
Bagaimana cara kerja bisnis vendor?
Berbeda dengan pengecer yang hanya menjual barang jadi kepada konsumen, vendor dapat menjual berbagai jenis barang. Baik itu bahan baku, bahan penolong, suku cadang, produk setengah jadi atau bahkan produk jadi.
Vendor yang menjual barang jadi biasanya bekerja sama dengan pengecer untuk bertukar barang. Pengecer akan bertransaksi langsung dengan konsumen, kemudian akan menghubungi vendor untuk mengirimkan pesanan barang konsumen tersebut.
Contoh sederhana adalah toko online di media sosial Instagram. Media sosial ini sering dijadikan tempat pengecer untuk menjual produknya langsung ke konsumen. Apabila ada konsumen yang ingin membeli produk, toko (reseller) akan menghubungi vendor untuk menanyakan stok. Ketika stock ada, toko akan meminta vendor untuk mengirimkannya kepada mereka atau langsung ke konsumen.
Namun, vendor umumnya tidak ingin mengirim barang dalam jumlah kecil. Karena biasanya toko ini akan mengambil stok dari supplier dalam jumlah banyak. Di sinilah keuntungan vendor berperan. Ketika vendor berhasil bekerja sama dengan lebih dari satu reseller, vendor akan terus menerima pesanan dalam jumlah banyak dan tetap. Itu membuat uang mengalir terus untuk Anda.
Menentukan modal untuk bisnis vendor
Pemasok perlu menyiapkan dana lebih dari pengecer. Namun bukan berarti jumlahnya sangat banyak. Anda bisa menjadi penjual dengan modal kecil asalkan bisa memilih produk yang akan laris manis. Ketika modal Anda kecil, Anda tidak boleh masuk ke bisnis yang terlalu besar.
Contohnya adalah penjual daging. Dengan tingginya permintaan daging saat ini, penjual daging sapi bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp 60 juta per bulan. Akan tetapi di awal bisnis, penjual daging harus memiliki dana lebih dari itu yaitu sebesar Rp 75 juta.
Dana tersebut nantinya, dibagi sebagai berikut: Rp. 20 juta untuk ruangan tempat menyimpan daging dalam jumlah banyak dan sudah dilengkapi dengan pendingin. Rp 8 juta untuk mesin pemotong daging. Sisanya untuk biaya pembelian transportasi pengiriman daging dan/atau sewa tempat jika tidak tersedia.
Keuntungannya sebenarnya cukup tinggi. Namun jika Anda tidak memiliki modal yang cukup besar, Anda bisa memilih perusahaan supplier yang memiliki modal lebih kecil, seperti supplier konveksi yang bisa didatangkan langsung dari China atau bisnis kuliner.
Apa yang harus Anda lakukan ketika menjalankan bisnis pemasok?
Meskipun pengecer sangat membutuhkan vendor-vendor, namun bukan berarti Anda bisa duduk manis dan menikmati hasilnya lho. Sebab, Anda harus melakukan banyak hal seperti membuat foto katalog yang dapat menarik konsumen.
Jangan sampai, Anda hanya bersantai dan tidak memiliki ide untuk menjemput bola. Karena, ketika vendor Anda memiliki katalog menarik dan strategi bagus, akan banyak mitra yang ingin join dengan bisnis Anda.
Tips sukses meningkatkan omset binis vendor
Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk memajukan bisnis vendor.
1. Foto katalog harus bagus
Jika melihat contoh kebanyakan pemasok saat ini, umumnya mereka memposting foto katalog yang terlalu sederhana. Oleh karena itu, buatlah katalog produk yang menarik. Dan sebaiknya Anda memotret barang-barang yang akan dijual agar terlihat jelas dan enak dipandang.
2. Layanan yang baik
Ketika bisnis pemasok Anda besar, pengecer akan terus menghubungi Anda. Oleh karena itu, Anda tidak dapat melayani mereka semuanya sekaligus. Jika Anda kewalahan saat melakukannya sendiri, Anda bisa mengajak orang untuk menjadi customer service pemasok Anda. Ingat, hubungan yang baik dengan reseller bisa menjadi kunci kesuksesan Anda.
3. Harga reseller dan konsumen berbeda
Walaupun keduanya konsumen, sebaiknya jangan memberikan harga yang sama antara reseller dan konsumen langsung. Reseller bisa dikatakan sebagai calon pelanggan tetap Anda. Sedangkan konsumen individu yang membeli langsung dari Anda bisa jadi tidak akan membeli dalam jumlah banyak setiap bulannya.
Jika Anda tidak ingin memberikan harga khusus kepada reseller, mereka jelas akan berpikir dua kali sebelum melanjutkan bekerja sama dengan Anda.
4. Sistem harus jelas
Sebagai vendor, Anda harus memiliki sistem yang baik untuk menjalankan bisnis Anda. Hal ini dilakukan agar barang masuk dan keluar, jumlah pengecer dan juga arus keuangan dapat dilihat dan dinilai dengan benar. Ada baiknya jika Anda memiliki tim khusus untuk menangani hal ini jika bisnis vendor Anda nantinya menjadi besar.
5. Pandu tim reseller
Vendor harus mampu memandu reseller yang bergabung. Sebab, reseller adalah sumber penghasilan Anda. Oleh karena itu, reseller perlu dibimbing dengan baik dari awal hingga akhir. Ketika reseller dapat bekerja dengan baik, maka keuntungan atau profit-nya nanti juga akan kembali kepada Anda selaku vendor.
Apabila ada reseller yang bertanya perihal katalog produk, vendor tidak boleh langsung mengatakan “cek saja di katalog Instagram” atau media sosial lainnya. Mungkin pengecer tidak memiliki Instagram, mungkin mereka tidak menggunakan media sosial atau mereka tidak tahu nama akun Anda.
Nah, vendor seharusnya menginformasikan secara rinci bagaimana para reseller bisa mendapatkan katalog Anda. Gunakan bahasa komunikasi yang sopan dengan reseller. Ini akan membuat Anda terlihat lebih elegan dan menghormati orang lain. Ketika seseorang sudah merasa dihargai, setidaknya mereka akan berpikir dua kali jika ingin berpindah vendor.
Ada banyak keuntungan menjalankan bisnis vendor. Yang jelas, Anda harus bisa menjaga komunikasi yang baik dengan retailer, terutama yang sudah menjadi pelanggan.