Bagi kamu anak bungsu yang punya pacar atau pasangan yang merupakan anak sulung di keluarganya, atau kamu anak bungsu yang punya pasangan anak sulung di keluarganya. Pernahkah kamu mendengar jika anak sulung dengan anak bungsu adalah pasangan ideal dan dianggap berjodoh?
Anggapan ini bukanlah tanpa alasan. Mengingat keduanya dianggap bisa saling mengerti dan melengkapi dalam sebuah hubungan cinta.
Bahkan pernyataan tersebut telah turun-temurun sejak zaman dulu, tapi tetap dipercaya sampai sekarang. Lantas apa yang sebenarnya mendasari anggapan tentang urutan kelahiran dalam keluarga tersebut?
Alasan dan fakta mengapa anak sulung dan anak bungsu adalah pasangan ideal, sebenarnya dikaitkan dengan sifat bawaan mereka sejak lahir. Di samping itu, lingkup keluarga juga mempengaruhi sikap seseorang dalam menjalin hubungan percintaan nantinya.
1. Anak sulung seringkali memiliki sikap untuk selalu menjaga, berlainan dengan anak bungsu yang cenderung ingin selalu dimanja
Anak tertua atau anak pertama biasanya cenderung memiliki sikap selalu berusaha untuk menjaga, ini biasanya telah ia rasakan sejak masih kecil. Dia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga adik adiknya yang masih kecil, yang tentu tidak pernah dirasakan oleh anak bungsu.
Secara tidak langsung, hal ini bisa menunjukkan naluri alami dari anak sulung yang selalu berusaha mengayomi mereka. Sehingga ketika menjalin suatu kisah cinta, anak sulung bisa mengambil tanggung jawab untuk selalu menjaga pasangan dan membuatnya merasa nyaman.
Berbeda dengan si bungsu yang hampir selalu dimanja ketika dalam keluarga. Anak bungsu seringkali mendapatkan apa saja yang dia inginkan dengan sikap manjanya.
Tentu saja kedua sikap yang berbeda ini akan bisa saling melengkapi satu sama lain, sehingga menjadikan hubungan cinta menjadi lebih awet.
2. Sikap dewasa seringkali menjadi sikap yang diperlihatkan anak sulung, sementara sikap ceria identik dengan anak bungsu
Bukanlah hal yang baru saat kita melihat bahwa anak sulung begitu dewasa dalam bertindak. Dia seolah-olah berperan sebagai seorang yang dewasa, terlihat amat serius, serta tidak memperlihatkan sikap humoris. Sangat berkebalikan dengan anak bungsu yang selalu ceria dihampir segala situasi.
Keduanya tentulah sangat cocok, serta bisa saling melengkapi satu sama lain. Anak sulung bisa mengarahkan bungsu ke hal-hal positif yang mengharuskannya serius. Begitu pula anak bungsu, dia bisa menjadi warna dalam hidup anak sulung yang cenderung serius dan penuh ketegangan.
3. Keras kepala menjadi sifat yang begitu melekat dengan anak sulung dan bisa diimbangi dengan pembawaan supel dari anak bungsu
Keras kepala, mudah emosi, serta gampang menunjukkan emosi yang meledak-ledak menjadi sifat yang biasa dimiliki oleh anak pertama. Biasanya sifat ini memang begitu melekat padanya, sehingga sangat tepat bila dia berpasangan dengan anak bungsu.
Menjalin pasangan dengan anak bungsu bisa mengimbangi karakternya yang terlalu sensitif dan mudah emosi. Apalagi, anak bungsu punya karakter yang terkesan santai dalam menyikapi berbagai hal.
Dia bisa menjadi penyejuk kala anak sulung tengah emosi atau menghadapi masalah. Kedua karakter ini pastilah sangat melengkapi, sehingga tak heran sering dianggap anak sulung dan anak bungsu adalah pasangan yang ideal.
4. Kemandirian anak sulung membuatnya lebih bertanggung jawab, sehingga tepat disandingkan dengan anak bungsu
Anak bungsu cenderung memiliki sifat yang lebih manja dan bergantung dengan orang lain. Hal ini membuatnya lebih membutuhkan sosok pasangan yang bisa mengarahkannya dan memiliki tanggung jawab dalam hubungan.
Karena ketidakmandiriannya, anak bungsu perlu mencari pasangan yang bisa bertanggung jawab dan mandiri. Sikap pasangan seperti ini bisa dirasakan ketika mencari pasangan dengan status anak sulung di keluarga.
Meski tidak selalu, tetapi kebanyakan anak sulung punya tanggung jawab yang lebih baik. Selain itu, dia juga punya kemandirian dalam banyak hal, seperti finansial, pekerjaan, melakukan kegiatan, dan lain sebagainya.
Lain halnya dengan anak terakhir yang kerap dimanja oleh orang tua maupun saudara-saudaranya. Sehingga dia cenderung membutuhkan sosok untuk menggantungkan berbagai hal di hidupnya. Sikap seperti ini nyatanya telah menjadi kebiasaan anak sulung maupun bungsu sejak kecil di keluarganya.
5. Menyatukan dua karakter sikap yang saling melengkapi antara anak pertama dan anak terakhir
Sejatinya, di balik ketidaksempurnaan antara anak sulung dan anak bungsu, keduanya punya banyak hal yang menarik buat disatukan dalam hubungan. Memang semua hal tersebut tidak selalu bisa berakhir mulus.
Tetapi jika mau buat berusaha dan mencoba saling memahami satu sama lain, maka mereka bisa jadi pasangan ideal. Meskipun anak sulung dan anak bungsu punya banyak karakter yang berbeda, tetapi justru hal inilah yang akan membuat mereka bertahan.
Perbedaan tersebut membuat kehidupannya semakin sempurna karena bisa saling melengkapi satu sama lain. Tapi pastinya, diperlukan saling komunikasi dan sikap mengalah saat menjalin hubungan asmara.
6. Anak sulung terbiasa berbagi, cocok jika disandingkan dengan anak bungsu dalam hubungan percintaan
Anak sulung biasanya lebih mudah mengalah, dan terbiasa dalam berbagai banyak hal. Bahkan dia tidak segan membagi banyak hal, terlebih bagi orang yang ia cintai dalam hidupnya. Karakter seperti ini telah ditanamkan sejak dia masih kecil, yaiitu berbagi pada saudara atau adik-adiknya.
Kebiasaan dalam keluarga yang dia dapatkan telah membuatnya memiliki kebiasaan mengalah dan berbagi saat dewasa.
Sedangkan pasangan anak bungsu, dalam keluarga dia lebih sering dimanja dan mendapat perlakuan yang selalu dituruti. Hampir semua keinginannya selalu dipenuhi, serta membuatnya terasa sulit untuk mengalah.
Bahkan saat anak bungsu tengah menginginkan sesuatu, maka sifat keras kepalanya bakal kembali muncul. Sikap anak bungsu ini tentu saja layak buat disandingkan dengan anak sulung.
Karena anak sulung akan selalu berusaha buat mengalah dan memenuhi setiap keinginan anak bungsu. Bagaimana pun juga, setidaknya dia telah paham bagaimana sifat pasangannya yang terlahir sebagai anak bungsu tersebut.
7. Anak bungsu seringkali kesulitan ketika menghadapi masalah, sehingga membutuhkan anak sulung untuk mengatasinya
Saling membutuhkan antara anak sulung dan anak bungsu tentunya terlihat ketika berada dalam lingkup keluarga. Anak pertama biasanya menjadi sosok panutan saudara-saudaranya. Jadi, sudah sepantasnya kalau dia punya tanggung jawab jauh lebih besar dalam membantu pasangan yang merupakan anak bungsu di keluarganya.
Karena anak terakhir, biasanya akan lebih lemah dan sering bergantung dengan orang lain. Dia cenderung lebih mengikuti orang tua maupun kakak-kakaknya. Di sinilah peran pasangan anak sulung dalam sebuah hubungan cinta. Mereka berdua cenderung saling membutuhkan dan mempedulikan satu sama lain.
Dengan sikap dan karakteristik seperti ini, bisa dibayangkan kalau anak bungsu dan sulung bisa menjadi pasangan yang serasi. Mungkin saja, keduanya bisa memiliki hubungan yang lebih baik ke depannya hingga jenjang pernikahan.
Apalagi anak sulung punya kepribadian yang cenderung kebalikan dengan sifat anak bungsu. Maka dari itu, keduanya bisa saling melengkapi buat kehidupan yang lebih baik. Inilah sebabnya, mengapa muncul anggapan bahwa anak sulung dan anak bungsu adalah pasangan yang ideal.