Selain keluarga, sahabat menjadi satu-satunya orang yang paling dekat dan diharapkan kehadirannya ketika sedang terpuruk dan putus asa. Pernahkah dalam benakmu terpikirkan bahwa keceriannya adalah arti ketidakberdayaannya?
Pertanyaannya, sadarkah jika sahabat sedang membutuhkan bantuan? Atau malah banyak yang menyadari sahabatnya sedang berada pada kondisi tidak baik-baik saja. Akan tetapi, memilih berpura-pura tidak tahu apa-apa dan membiarkannya berjuang sendiri melawan depresinya.
Banyak orang yang memilih tidak mau tahu, bukan maksudnya tidak peduli. Namun, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika sahabatnya depresi. Belum lagi, memikirkan tanggapan orang “suka ikut campur dalam urusan orang lain”.
Well, perkataan tersebut mungkin sangat mengganggu bagi kebanyakan orang.
Tidak peduli apapun yang terjadi sebaiknya tetaplah berada disisinya. Berikut beberapa hal yang bisa kamu pelajari tentang bagaimana cara membantu sahabat keluar dari zona depresi.
Kalau bukan kamu, siapa lagi yang membantu dia? Yuk, simak hal penting berikut ini.
1. Peka terhadap situasi yang sedang di alami sahabat
Memperlihatkan ketidakbaikan diri sendiri, mungkin bagi sebagian orang itu adalah momok atau aib yang seharusnya tidak dipertontonkan. Tidak heran, jika kebanyakan orang memilih berusaha lebih keras untuk bersikap biasa-biasa saja.
Begitupun dengan orang yang mengalami depresi, dia akan berusaha menutup-nutupi masalah yang dihadapi dari orang lain. Tidak terkecuali, termasuk dengan sahabatnya sendiri.
Sebab, banyak kekhawatiran dalam diri mereka. Apakah sahabatnya akan menerima kondisinya saat ini? Atau malah, dia akan mendapatkan penolakan dan penghakiman. Sehingga, tidak menceritakan masalahnya kepada sahabat adalah jalan terbaik. Daripada harus mendapatkan tanggapan yang tidak sesuai dengan diharapkan.
Bagaimana pun juga, yang namanya kesedihan, tidak akan pernah bisa disembunyikan dalam waktu lama. Nah, saat inilah waktu dimana kamu sangat dibutuhkan keberadaannya. Apabila dia mulai berbicara dengan tingkah aneh, maka kamu harus langsung peka.
Meskipun, orang lain beranggapan bahwa tidak ada yang salah dengan tingkahnya. Namun, kamu jangan ragu untuk membuka pertanyaan tentang keadaannya saat ini. Sebab, dengan begitu mereka merasa kamu sangat peduli dan perhatian dengannya.
2. Jika dia tidak ingin bercerita, jangan dipaksa
Sebenarnya, seorang sahabat harus tahu, orang yang mengalami depresi cenderung tidak memiliki kepercayaan terhadap semua orang. Inilah kenapa, orang yang sedang mengalami depresi dominan menjadi sosok yang tertutup.
Maka dari itu, apabila nantinya kamu mendapatkan penolakan dari sahabat yang sedang depresi. Pastikan jangan sampai “baper”, ya! Dia pasti memiliki alasan tersendiri. Beri dia waktu untuk menyimpan ceritanya sendiri, jangan terlalu menggebu-gebu “kepo” hingga memaksanya bercerita.
Sebenarnya, itu hanyalah bentuk self defense dari mereka. Hal ini agar tidak sembarangan orang bisa ikut campur dalam kehidupannya. Nah, apabila sahabat menolak untuk bercerita, bukan berarti dia tidak ingin bercerita dan membencimu bukan.
Hanya saja, mereka hanya butuh waktu untuk meyakinkan dirinya bahwa kamu dapat dipercaya. Sebab, mereka hanya butuh orang yang mampu menampung segala unek-unek yang ada di dalam benaknya. Tanpa harus menghakimi ataupun menyudutkan dia.
Yups, memang disinilah tingkat kesabaran dan ketulusan kamu di uji. Tapi, percayalah sahabatmu tetap menyayangi kamu.
3. Jadilah pendengar yang baik dan jangan memotong pembicaraannya
Mungkin tanpa sadar, kita sering memotong pembicaraan orang lain. Akan tetapi, pada kondisi yang berbeda, kamu juga harus tahu apakah pembicaraan tersebut bercanda atau serius.
Meskipun telihat sepele, namun ini poin yang sangat penting dan perlu diperhatikan saat menghadapi sahabat yang depresi. Tidak ada hujan tidak ada angin, tiba-tiba dia bercerita dengan tingkah yang aneh. Cobalah untuk duduk disampingnya dan dengarkan ceritanya.
Seberapa banyak dia mengeluh dan menangis, jangan sekali-kali memotong dia saat bercerita. Berikan kesempatan dia untuk mengeluarkan semua masalahnya. Dia hanya butuh didengar, bukan mendengarkan opinimu.
Sebab, selama ini dia sudah berjuang menyimpan semua masalahnya seorang diri tanpa bisa membaginya dengan banyak orang.
4. Ingat! Orang yang sedang depresi tidak butuh nasihat
Tidak bisa dipungkiri, ketika seorang teman bercerita tentang kehidupan. Sedikit banyak dari kita sering memberikan arahan dan nasihat. Apalagi jika teman sedang mengalami masalah, tentu mereka membutuhkan solusi untuk memecahkan masalahnya.
Sayangnya, tidak semua orang mau dan terima di nasehati. Tidak sedikit pula yang percaya, bahwa sebesar apapun nasehat yang diberikan, tidak akan mampu merubah takdir yang sudah digariskan.
Nah, hal-hal seperti inilah yang sebenarnya harus kita pahami sendiri. Kita harus tahu, mana sahabat yang membutuhkan nasihat dan mana yang tidak.
Sebab, seseorang yang mengalami depresi tidak membutuhkan nasihat. Justru, akan membuat mereka semakin sedih dan merasa bersalah. Yang mereka butuhkan hanyalah didengar, ditemani, dan di support, itu saja tidak lebih. Karena, mereka hanya butuh orang yang dapat dipercaya.
Asal kamu tahu, mencari orang yang gemar berkata bijak itu gampang. Tapi, mencari pendengar yang baik itu sangatlah susah sekali! Karena, pada dasarnya orang hanya pandai berkata tapi tidak dapat dipercaya.
5. Jangan terlalu mengekspos diri sendiri
Kamu tahu bukan, jika setiap orang memiliki jalan kehidupannya masing-masing. Kamu juga sadarkan? Jika nggak semua solusi hidupmu bisa diterapkan oleh orang lain.
Hayo ngaku, siapa nih yang sering berkata “ah basi! Aku udah ngelewatin hal itu. Sekarang aku bahagia!”.
Hai, tahu nggak sih. Ucapan seperti itu bukan malah membuat dia semangat untuk bangkit. Bisa jadi, ucapan kamu semakin memperburuk keadaannya saja! Yang ada, kamu malah membuatnya kehilangan kepercayaan pada dirinya sendiri, lho.
Sebab, dia merasa dengan masalah yang sama. Kenapa dia merasa tidak bisa menjalani hidup sekuat dan sebahagia kamu. So, jangan pernah meng-expose kehidupan kamu dihadapan orang yang sedang mengalami depresi.
6. Temanilah dia, jangan pernah meninggalkannya dia sendirian
Sebagai seorang teman, tentu kamu sangat paham apa yang dia suka dan tidak, bukan. Misalnya ajak dia nonton drama korea yang dimainkan aktor kesukaannya. Atau pun, melakukan hal-hal lain yang membuat dia lupa akan masalahnya.
Jika pun nantinya dia tidak mau, jangan pernah memaksa dia untuk mengikutimu, ya! Mungkin, saat ini mood-nya sedang buruk. Tapi, bukan berarti orang yang depresi itu butuh waktu sendiri lho. Namun, sebenarnya bukan itu yang mereka butuhkan.
Asal kamu tahu, orang yang mengalami depresi itu malah hampir sebagian besar waktunya telah dibuat untuk menyendiri. Jadi tidak mungkin, saat mengalami masalah ia butuh sendiri. Lalu, menurut kamu apa yang dia butuhkan? Yups! Kamu, sahabatnya.
7. Buatlah dia percaya, bahwa dirinya adalah orang terpenting yang ada di hidupmu
Terkadang tidak sedikit pula yang menganggap bahwa pertemanan selama ini tidaklah berarti. Saling peduli, tapi tidak pernah saling mengungkapkan perhatian satu dengan yang lain.
Maka dari itu, jangan pernah berhenti mengatakan bahwa kamu tulus menyayanginya. Sebab, perkataan tersebut akan menjadi power yang luar biasa bagi mereka yang depresi.
Ucapan sederhana itu, bisa mengubah pikirannya, bahwa ia tidak sendiri. Alhasil, pemikirannya untuk bunuh diri pun tidak ada.
Seperti yang sudah dijelaskan, orang yang sedang depresi hanya butuh ditemani, didegar, dipahami, dan diperhatikan.
Ingat iya! Depresi tidak datang begitu saja, semua terjadi melewati beberapa fase. So, jagalah sahabatmu dengan baik dan tetaplah bersamanya apapun yang terjadi. Pastikan bersamamu ia bisa melalui masa kelamnya ini dan bisa hidup bahagia.