Dalam 2 tahunterakhir, jumlah perempuan mitra Amartha yang dibawah garis kemiskinan,berkurang 22 persen
Jakarta, Sepanjang tahun 2018,Amartha sebagai perusahaan fintechpeer to peer lending terpercayaberhasil meningkatkan kesejahteraan ratusan ribu mitranya, yang merupakanperempuan pengusaha mikro di pedesaan. Dari data Sustainable Accountability Report 2018, terungkap bahwa (rata-rata)pendapatan perempuan desa mitra Amartha naik dari Rp 4,2 juta menjadi Rp 6,7juta per bulan, atau setara naik 59 persen.
Meningkat drastisnya pendapatanperempuan mitra Amartha yang berdampak pada berkurangnya angka kemiskinan,dicapai lewat serangkaian program povertyintervention sebagai berikut:
- Menyediakan akses modal agar para perempuan mitraAmartha di desa bisa memulai dan mengembangkan usaha
- Memberikan pelatihan wirausaha dan literasi keuangan,agar para perempuan mitra Amartha bisa mengelola keuangan untuk mengembangkanbisnisnya
- Meningkatkan daya beli perempuan desa yang akhirnyamampu meningkatkan kualitas hidup
“Yang dibutuhkan masyarakat supaya bisa produktif bukan cuma modal, tapi juga pendampingan supaya mereka bisa bijak menggunakan modalnya demi keberlangsungan usaha,” kata CEO dan Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra.
Sejalan dengan meningkatnyapendapatan para perempuan pengusaha mikro mitra Amartha, 52 persen dari mitraAmartha sudah mampu menyisihkan uang untuk membeli peralatan penunjang usahaseperti membeli sepeda motor dan merenovasi toko mereka. Bahkan mitra Amarthakini sudah bisa mengalokasikan keuntungan usaha mereka untuk membeli keperluankonsumtif seperti membeli telepon seluler dan televisi.
“Setelah dapat modal dari Amartha usaha saya bisa meningkat. Dulunya saya hanya petani ternak ikan cupang, sekarang saya sudah bisa menjadi pengumpul ikan cupang dari para petani dan buka kios di Jakarta,” kata Ibu Apsiah dari desa Ciseeng Bogor yang menjadi mitra Amartha sejak 2010.
Selain kucuran modal dan pendampingan, ribuan perempuan desa pengusaha mikro mitra Amartha juga merasa terbantu oleh program pembagian 7.039 pasang kacamata.
Pasalnya, banyak dari mereka mengalami rabun jauh sehingga tidak bisa dengan efektif mengelola keuangan. Bantuan kacamata terbukti membantu satu dari tiga mitra Amartha, yang merasakan produktivitas mereka meningkat sebanyak 4 jam perhari.
Meningkatnya pendapatan jugaberdampak positif terhadap turunnya tingkat kemiskinan mitra Amartha. Padatahun 2016, sebanyak 63 persen dari total mitra Amartha masih berada dibawahgaris kemiskinan. Per akhir 2018, jumlah mitra Amartha yang dibawah garis kemiskinanturun drastis menjadi 41 persen. Berkurangnya populasi penduduk miskin yangmenjadi mitra Amartha,
Penurunan tingkat kemiskinan mitra Amartha ternyata lebih cepat dari level nasional, berhasil mengurangi jumlah mitra Amartha yang semula ada di bawah garis kemiskinan sebanyak 22 persen. Dari data Badan Pusat Statistik, penurunan rata-rata tingkat kemiskinan per tahun sebesar 1,1 persen.
“Ini membuktikan bahwa perusahaan fintech bisa membawa dampak positif, jika kita semua tidak hanya berpikir untuk mengejar keuntungan, tapi juga membantu masyarakat yang membutuhkan,” lanjut Andi Taufan Garuda Putra
Tentang Amartha
Per April 2019, Amartha sudahmengucurkan modal usaha lebih dari satu triliun rupiah pada 223,000 perempuanpengusaha mikro yang tersebar 3,500 desa di penjuru Indonesia. Setelahmengucurkan modal, Amartha melalui 1.100 petugas di desa, memberi pendampingandan pelatihan literasi keuangan kepada semua mitranya.
Amartha adalah perusahaan finansial teknologi peer-to-peer (P2P) lending terpercaya yang fokus membantu ratusan ribu perempuan pengusaha mikro di pedesaan.
Amartha mempertemukan perempuan pengusaha mikro yang membutuhkan modal kerja dengan perorangan atau perusahaan yang mencari alternatif pengembangan dana dengan keuntungan menarik, sekaligus memberikan dampak sosial bagi masyarakat, seperti mengangkat kualitas hidup ratusan ribu perempuan desa.