“Sebuah hubungan diibaratkan sebagai sepasang burung yang terbang bebas di dalam kastil namun mereka tidak terkurung.”
Pernah mendengar kata merdeka dalam sebuah hubungan? Atau selama ini kamu malah terbelenggu dalam bayangan pasangan?
“Kalau aku begini dia suka nggak ya?”
“Kalau aku memilih pilihanku ini dia pasti nggak setuju.”
“Kamu harus selalu kontak aku kalau lagi jalan di luar.”
“Kamu harus ijin dulu ke aku kalau mau pergi.”
“Nggak mau tau pokoknya kamu harus gini gitu. Kamu harus nurut sama aku.”
“Kalo sudah punya pasangan kamu gak akan bebas kemana-mana ataupun ngelakuin hal-hal yang kamu suka.”
Banyak yang tidak menyadari bahwa hubungan yang sedang dijalani malah mengubah orang lain menjadi sosok yang mereka mau, harus seperti ini-itu, bahkan tidak jarang memaksakan idealisme mereka kepada pasangan.
Hingga akhirnya hubungan yang sedang mereka jalani saling mengontrol satu sama lain. Untuk memastikan apakah hubunganmu selama ini sudah merdeka atau belum, yuk kita simak bagaimana makna merdeka dalam sebuah hubungan, apakah benar sudah diterapkan atau masih mengambang dalam angan-angan?
1. Merdeka itu punya pondasi yang kuat untuk memulai sebuah hubungan
Setiap hubungan harus dibangun dengan pondasi yang kuat agar semakin ke depan hubungan tersebut tidak mudah goyah. Faktor utama dalam membangun sebuah hubungan yaitu kepercayaan dan komitmen.
Hubungan yang sehat seharusnya adalah hubungan yang saling melibatkan komitmen untuk menghargai kebebasan pasangan dan mempercayai satu sama lain. Salah satu akibat dari kepercayaan yang tidak sepenuhnya kepada pasangan adalah hubungan tersebut akan dipenuhi dengan pemikiran negatif, keraguan dan kesalahpahaman.
Untuk membangun kepercayaan kamu harus bersikap terbuka kepada pasangan dan berkata jujur sehingga pasangan akan lebih mudah mengerti dirimu, begitu juga sebaliknya. Sepenuhnya mempercayai pasangan berarti kamu juga berusaha untuk menghargai keberadaannya.
Jika dua hal tersebut sudah kalian tanamkan dengan benar maka hubungan yang kalian miliki sudah siap naik ke level berikutnya atau ke jenjang yang lebih serius.
2. Merdeka itu saling menerima dan menghargai satu sama lain
Tidak mudah bagi seseorang untuk menerima orang lain yang tiba-tiba hadir dalam hidupnya. Proses yang dijalani pun juga cukup panjang, bukan hanya melalui perkataan saja “Tenang aku akan terima kamu apa adanya.”, melainkan butuh proses adaptasi dan keterbukaan setiap pasangan untuk melewati itu.
Kebebasan dalam sebuah hubungan itu sangat penting untuk satu sama lain agar dapat mengadaptasikan dirimu dan pasangan, sehingga lebih mampu memahami pasangan dibandingkan dengan hubungan yang selalu terkontrol yang membuat kalian terpaksa menjalaninya.
Kamu perlu menghargai dan bersikap toleran satu sama lain karena masing-masing dari kalian terbentuk dari dua pribadi yang berbeda latar belakang dan karakter, sekalipun memiliki kesamaan tidak menutup kemungkinan hanya sepersekian persen saja.
Jika kamu mampu menerima dan menghargai pasangan maka kalian sudah pasti mampu mengerti satu sama lain. Ketika dia memiliki masalah kamu sudah menyediakan bahu dan telinga untuknya. Sekalipun tidak bisa selalu hadir tapi dia tau jika bersamamu segalanya akan terasa lebih mudah.
3. Merdeka itu bebas menjadi diri sendiri
Memiliki ruang sendiri untuk menjalani kehidupan adalah salah satu cara memahami diri sendiri dan pasangan. Kebebasan menjadi diri sendiri adalah suatu hal yang mutlak dan harus dimiliki bagi setiap orang. Kamu harus membebaskan pasangan sesuai versi terbaik mereka sehingga mereka bisa meng-explore apapun yang mereka mau. Begitu juga kamu yang harus menjadi diri sendiri di depan pasangan.
Masalah utama ketika sebuah hubungan saling mengontrol satu sama lain adalah kamu atau pasangan akan kehilangan diri sendiri. Hal ini mengakibatkan pasangan harus menutup-nutupi sesuatu darimu, mencoba untuk berbohong dengan alasan demi kebaikan, menjadi sosok yang berbeda ketika bersamamu dan teman-temannya.
Jika hal tersebut mulai muncul dalam sebuah hubungan artinya pasangan kalian tidak bisa menjadi dirinya sendiri atau lebih parahnya pasangan kalian telah kehilangan dirinya sendiri di depan kalian, hal ini akan menyebabkan hubungan yang sedang dijalani menjadi tidak sehat.
4. Merdeka itu menyelesaikan masalah, bukan mengadili siapa yang salah
Setiap hubungan pasti memiliki masalah dan hal tersebut tidak lepas dari memperdebatkan argumen masing-masing. Ego yang sama-sama tinggi membuat kalian tidak mau mengerti satu sama lain, melainkan mencari siapa yang salah dalam sebuah masalah.
Jika hal ini terjadi maka akan memperparah masalah tersebut dan tidak bisa diselesaikan dengan adil. Padahal seharusnya sebuah masalah diselesaikan dengan kepala dingin dan mengesampingkan ego terlebih dahulu, lalu mencari jalan tengah melalui dua sudut pandang, keputusan mana yang terbaik untukmu dan pasangan, bukan inginnya menang sendiri.
Tidak semua masalah harus diselesaikan saat itu juga ada kalanya kalian perlu waktu sendiri dan mengembalikan emosi seperti sedia kala. Ingat, ini adalah hubungan yang terbentuk dari dua pribadi yang berbeda. Hubungan yang serius akan melibatkan banyak fase, masalah dan perubahan dalam menuju kedewasaan serta menuju hubungan yang lebih matang.
5. Merdeka itu tidak membatasi ruang gerak pasangan
Hubungan yang sehat adalah hubungan yang bisa menyeimbangkan ruang gerak pasangan dengan diri sendiri, antara kebutuhan dan keinginan pasangan, antara menghabiskan waktu bersama dan menikmati me-time masing-masing. Butuh ruang sendiri itu perlu, dengan tidak memberikan batasan-batasan yang berlandaskan kepentingan kalian sendiri. Sama-sama fokus untuk mengembangkan potensi diri sendiri, sebelum bisa saling memantapkan satu sama lain ke jenjang yang lebih serius.
Kamu dan pasangan adalah dua orang yang tidak bisa disamakan, masing-masing memiliki ketertarikan atau hobi, mimpi dan cita-cita yang berbeda. Memperbolehkan pasangan memiliki ruang geraknya sendiri akan mempermudah kalian meraih apa yang diinginkan.
Tidak terkurung adalah makna dari kemerdekaan itu sendiri, keadaan yang tidak terbebani atau tidak terkekang sehingga tidak membatasi kemampuan dirimu ataupun pasangan.
Memiliki privacy atau ruang gerak sendiri juga dapat memberikan perspektif yang lebih luas mengenai hubungan yang kalian jalani, entah di saat kalian memiliki masalah atau sedang merencanakan masa depan, sehingga kamu dan pasangan akan lebih mampu berpikir jernih dan tidak bersikap egois karena tidak ada paksaan atau tuntutan tertentu dari kalian masing-masing.
Membutuhkan waktu sendiri seperti melakukan hobi atau sekedar me-time bukan berarti kalian akan kehilangan pasangan, hal ini bertujuan agar masing-masing dari kalian tidak kehilangan keotentikan diri meskipun sudah memiliki pasangan.
Ketika pasangan ingin menyelesaikan masalahnya sendiri kalian tidak harus selalu ikut campur, percayakan pada mereka bahwa mereka juga bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Nanti ada saatnya kalian akan membutuhkan satu sama lain, tak terkecuali dia juga akan melibatkan dirimu.
Jika sudah begitu maka berilah dia saran dengan menjabarkan sisi positif dan negatif, bukan mengatur agar dia menjadi seperti yang kamu inginkan. Kebebasan dalam sebuah hubungan adalah membebaskan orang yang kamu cintai untuk mengembangkan diri dengan cara mereka sendiri, tidak luput juga dukungan dan dorongan darimu.