Siapa bilang pendidikan tinggi hanya untuk orang yang berkemampuan finansial yang kuat saja. Seperti kata kata bijak yang mengatakan “Ada banyak jalan menuju ke Roma”, jika punya niat dan kemauan, pasti semua ada jalannya.Seperti sosok Sulaiman Sulang berikut ini, dirinya sukses menginspirasi banyak orang karena keberhasilannya membiayai kuliahnya hingga S2 hasil dari menjual sampah.Sampah seperti kardus, plastik, dan kertas hanyalah barang sepele bagi kebanyakan orang. Bahkan untuk dijual sekalipun, harganya juga sangat rendah dan tak begitu terasa.Namun bagi Sulaiman, sampah ibaratnya emas yang sangat berharga. Tenaga honorer di SMK Negeri 6 Kota Malang ini sangat bersemangat mengumpulkan sampah. Disamping bisa membersihkan wilayah sekitar, dirinya juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk membiayai kuliahnya.Sedikit demi sedikit, ya lama-lama jadi bukit. Sulaiman berhasil membuktikan bahwa untuk meraih pendidikan yang tinggi itu tergantung dari kemauan dan tekat dari diri sendiri.Menurut sulaiman “Saya ingin buktikan untuk kuliah tidak harus menunggu dapat beasiswa, menunggu kaya raya atau dibiayai orang tua. Dengan menjual sampah seperti saya ternyata juga bisa,” ungkapnya seperti yang dikutip dari detikcom, Selasa (7/8/2018).Sejatinya, motivasi Sulaiman bermula saat dirinya menjadi inspirator terbentuknya Bank Sampah di tempatnya mengajar pada tahun 2016 silam. Di sekolah itu, seluruh siswa memang diperkenankan membayar biaya sekolah dengan mengumpulkan sampah yang dibawa dari rumah masing-masing.Pria asal Flores, NTT itu pun mencium ada peluang yang bagus untuk dirinya.“Saya lihat ada peluang bagus yang sekalian bisa mengedukasi anak-anak agar mandiri dan mencintai lingkungan. Akhirnya saya mengumpulkan sampah layak jual yang hasilnya bisa untuk biaya kuliah,” terang Sulaiman yang dilansir dari detikcom.Namun tantangan sempat datang dari sang istri. Apalagi sebagai tenaga honorer dengan gaji berkisar 1,5 juta perbulan, melanjutkan pendidikan Strata 2 pasti tidak akan cukup karena butuh biaya yang besar.”Istri sempat protes. Gaji berapa mau kuliah S2, tentunya butuh biaya besar,” tandasnya.Namun tentangan dari sang Istri tersebut tak menggoyahkan niat Sulaiman untuk meraih gelar magister. Sulaiman yakin akan mampu bayar kuliah tanpa mengambil uang gajian. Karena dirinya dirinya mampu meraup pendapatan sekitar Rp 200-300 ribu tiap bulan dari memungut sampah.Setiap hari, Sulaiman rajin menyetor sampah di bank sampah sekolahnya. Sampah-sampah ini dibawanya sejak dari rumah atau dikumpulkan di sekitar sekolah.Meski jumlahnya tidak menentu, namun bila dikira-kira ayah dua anak itu mengaku bisa mengumpulkan sampah sebanyak 5-10 kg dalam sehari.“Kalau diuangkan sekitar Rp 25-30 ribu, melihat dari jenis sampahnya. Contoh setor air mineral gelas sekilonya seharga Rp 4.500,” terangnya, sebagaimana yang dilansir dari detikcom.Selanjutnya Bank Sampah Sekolah akan disetor ke Bank Sampah yang dikelola oleh Pemkot Malang setiap bulannya.Dalam sebulan, Sulaiman setidaknya memiliki tabungan sekitar Rp 300 ribu. Tabungan itulah yang akan dipergunakan untuk melunasi biaya kuliah S2-nya yang sebesar Rp 5,5 juta per semester.Melihat hal ini, teman-teman dan para guru di sekolahnya kaget sekaligus kagum dengan apa yang dilakukan oleh Sulaiman Sulang. Mereka tak menyangka Sulaiman bisa membiayai kuliah pascasarjana meski hanya menjadi tenaga honorer.Bahkan Sulaiman mengaku kini banyak guru di sekolahnya yang ikut menabung dengan mengumpulkan sampah.Bagi Sulaiman, seseorang harus membuang rasa malu walaupun apa yang dilakukannya bisa bermanfaat.Contohnya Sulaiman, dirinya bisa membersihkan lingkungan sekitar, sekaligus mendapat uang tambahan.“Buat apa malu, tapi kembali kepada diri masing-masing. Menurut saya. sampah uangnya cukup besar. Dan ini bisa dilakukan bukan hanya saya, juga oleh orang lain,” tutupnya yang dilansir dari detikcom.