Anda pasti pernah mendengar kata kata buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Lalu apa sih makna dari peribahasa tersebut? Kata kata buah jatuh tak jauh dari pohonnya sering dikaitkan dengan keturunan ataupun sanak-suadara, dimana mereka yang mempunyai sifat, sikap, dan perilaku yang sama seperti orang tuanya atau keturunannya. Pohon diibaratkan sebagai ayah atau ibu, sedangkan buah diibaratkan sebagai seorang anak.Sudah menjadi rahasia umum bahwa kata kata buah jatuh tak jauh dari pohonnya selalu disematkan kepada anak yang berperilaku tidak baik ataupun nakal. Contohnya seperti ini, kita sering banget mendengar omongan dari orang lain ketika melihat seorang anak yang nakal, sering bolos sekolah, dan kegiatan-kegiatan tidak baik lainnya,“Anak siapa ini? kok nakal banget ya?” Dan ketika kita mengetahui anak tersebut adalah anaknya si A, maka kita jadi nggak heran lagi kenapa anaknya jadi nakal begini. “Ya orang tua nya aja nggak peduli sama apa yang anaknya lakukan, ya pantes aja anaknya seperti ini.”Namun tak semuanya lho kata kata buah jatuh tak jauh dari pohonnya selalu identik dengan anak yang nakal, karena sering juga kita melihat anak yang rajin sekolah, pintar, dan pandai mengaji juga punya orang tua yang memiliki kebiasaan seperti itu.Nah dari kedua contoh diatas kira-kira kita sudah sedikit paham tentang buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Meskipun dari teori pohon dan buahnya tak semuanya harus kita benarkan. Karena pada kenyataannya sifat seorang anak belum tentu diturunkan oleh kedua orang tua.Melanjutkan teori tentang pohon, terlepas dari pohonnya baik ataupun buruk, bagus atau tidak pohon tersebut, begitupun dengan buahnya. Meskipun pohonnya sering di pupuk dan di rawat dengan baik belum tentu si pohon menghasilkan buah yang baik. Begitupun sebaliknya, pohon yang tak di rawat dan dibiarkan begitu saja, terkadang menghasilkan buah yang baik dan sempurna.Pun ketika buah itu jatuh, belum tentu juga buah itu jatuh di dekat pohon tersebut. Bisa saja buah itu jatuh jauh dari pohonnya karena faktor angin, di bawa hewan, hayut dalam air karena pohonnya berada di pinggir sungai, buahnya menggelinding ke bawah karena pohonnya berada diatas bukit dan sebagainya.Pada intinya sih banyak faktor yang menyebabkan terbentuknya sifat seorang anak. Anak yang nakal belum tentu orang tuanya tidak baik. Sebaliknya. orang tua yang tidak baik, belum tentu juga anaknya ikut-ikutan tidak baik.Kemudian kita harus adil juga, bahwa anak yang baik belum tentu orang tuanya baik. Anaknya berprilaku baik untuk mengasih contoh kepada kedua orang tua nya agar bisa berubah.Dan orang tua yang baik belum tentu anaknya juga baik. Banyak kejadian anak yang bersikap baik di hadapan orang tua nya, namun ketika diluar anaknya berubah menjadi nakal tanpa diketahui orang tua-nya.Oleh karena itu, janganlah menganggap anak yang nakal karena pengaruh didikkan orang tua-nya. Karena Anda sendiri tak tahu dengan pasti apa yang menyebabkan anak tersebut menjadi nakal, salah satunya bisa jadi karena pengaruh teman-temannya dan pengaruh pergaulannya.Walaupun didikan orang tua menjadi salah satu kunci untuk membentuk kepribadian seorang anak, namun jika situasi dan kondisinya memang sedang tak baik, janganlah menghakimi dan terlalu mudah menilai keduanya.Lebih baik nilailah yang baik-baiknya saja. “Oh anak ini baik dan pintar nih, pasti orang tuanya pintar juga.” Dan tinggalkanlah angapan-anggapan yang negatif jika menemukan anak yang berperilaku sebaliknya.