7 Faktor ini Mampu Menjaga Hubungan Sehat dan Bahagia Lho!

7 Faktor ini Mampu Menjaga Hubungan Sehat dan Bahagia Lho!
7 Faktor ini Mampu Menjaga Hubungan Sehat dan Bahagia Lho!
Iron Man
Iron Man
Print PDF

Komunikasi yang baik adalah untuk saling mengertibukan saling menjawab, saling menyalahkan atau saling membela diri.”

Semua orang pasti mendambakan sebuah hubungan yang bahagia bersama pasangannya. Hubungan yang bahagia adalah hubungan yang sehat dan mampu bertumbuh bersama ke arah yang lebih baik. Tapi tidak dapat dipungkiri banyak juga yang hubungannya kandas meskipun sudah bertahun-tahun lamanya.

Banyak faktor yang menyebabkan berakhirnya sebuah hubungan walaupun sudah diperjuangkan dengan maksimal, salah satu faktor utama yang sering terjadi adalah tidak terjaganya komunikasi antar individu. Penelitian menunjukkan bahwa banyak hubungan yang terpaksa berakhir karena mereka tidak melakukan komunikasi yang baik satu sama lain.

Komunikasi adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaan dan memahami sesuatu yang diekspresikan orang lain. Komunikasi adalah hal yang paling penting dan harus dikuasai dalam sebuah hubungan atau bisa disebut komunikasi merupakan akar dalam sebuah hubungan. Sehingga melalui komunikasi diharapkan kita bisa mengerti perasaan sendiri dan pasangan.

Lalu komunikasi yang baik dalam sebuah hubungan itu seperti apa? Yuk kita simak penjelasan di bawah ini agar kita bisa menjaga hubungan tetap sehat dan bahagia.

1. Tidak membuatasumsi

Kebanyakan dari kita sering membuat asumsi sebelum dikomunikasikan kepada pasangan. Adanya perasaan dimana kita seolah-olah tahu apa yang sedang dirasakan oleh pasangan hanya karena sudah mengenalnya cukup lama. Padahal tidak jarang bahwa ternyata yang dirasakan oleh pasangan adalah hal yang sebaliknya. Hal ini terjadi karena kita tidak menanyakan langsung kepada pasangan, sehingga muncullah asumsi-asumsi yang mengarah ke hal negatif terhadap pasangan kita sendiri.

Memendam hal-hal negatif yang tidak pernah dikomunikasikan bersama pasangan dapat memicu emosi negatif dalam pikiran kita. Emosi negatif berdampak pada komunikasi negatif juga yang secara tidak sadar akan mengarah ke hubungan negatif dan menjadi lingkaran setan bagi kita dan pasangan.

Oleh karena itu, jika ada sesuatu yang dirasa mengganjal ada baiknya ditanyakan langsung kepada pasangan, jangan selalu berprasangka karena yang menjalankan hubungan ini adalah kita dan pasangan kita sehingga komunikasi dua arah sangatlah penting untuk menjaga hubungan agar tetap menimbulkan aura yang positif.

2. Berkomunikasisecara asertif

Sejak awal menjalin hubungan harus dibangun komunikasi yang jujur dengan pasangan. Segala hal mulai dari hal-hal positif hingga negatif harus tetap dikomunikasikan bersama. Saat berkata jujur harus menerapkan komunikasi yang asertif.

Maksud dari asertif di sini adalah berkata jujur dengan mencoba untuk tidak menyakiti lawan bicaranya. Seperti ketika kita ingin bicara jujur mengenai suatu hal tapi pasangan sedang dalam keadaan marah atau dalam emosi negatif, maka kita harus menahan diri dulu hingga pasangan merasa sudah dalam keadaan tenang.

Berbicara dengan jujur dan tidak menyakiti perasaan pasangan bertujuan agar komunikasi yang terjadi tidak merugikan salah satu pihak sehingga kita bisa lebih mengerti apa yang dimau oleh pasangan kita. Dalam menyelesaikan konflik atau mencari penanganan stres juga harus ada perasaan positif sebelum berkata jujur, hal ini berguna untuk meredam emosi negatif yang meluap-luap, sehingga penyelesaian konflik pun akan lebih positif.

Dengan begitu kita lebih memahami bias positif pasangan, mengetahui dan mengerti karakter diri sendiri dan pasangan serta dapat memperhatikan pola interaksi pasangan, apa yang dia suka dan tidak dia suka.

3. Mendengarkansatu sama lain

Mayoritas pasangan akan mengeluhkan dirinya tidak dihargai ketika bercerita dengan pasangannya. Maksud dari tidak dihargai adalah pasangan tidak benar-benar mendengarkan apa yang kita bicarakan, pasangan bermain gadget ketika kita sedang menceritakan hal yang serius hingga pasangan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas ketika kita sedang bercerita.

Kegagalan dalam mendengarkan bukan suatu hal yang asing dalam sebuah hubungan, yang kemudian akan menimbulkan miskomunikasi satu sama lain. Pada dasarnya mendengarkan yang diperlukan suatu hubungan adalah mendengarkan secara aktif satu sama lain, bukan sekedar mendengarkan suara tapi juga membuka mata dan hati kita terhadap pasangan, menjauhkan hal-hal yang mendistraksi dan saling menerapkan eye contact satu sama lain.

Hal ini bertujuan agar kita dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang pasangan lalu menemukan jalan tengah untuk mendapatkan win-win solution. Begitu juga ketika kita ingin menceritakan sesuatu yang mengandung aura negatif dan kondisi pasangan sedang tidak enak maka kita harus menunggu waktu yang tepat hingga kondisi pasangan kembali seperti semula, dengan begitu tidak ada unsur paksaan dan pasangan bisa mendengarkan cerita kita dengan seksama.

4. Bertoleransidalam berkomunikasi

Dalam hal berkomunikasi dalam sebuah hubungan kita juga harus menerapkan prinsip saling toleransi satu sama lain. Di sini banyak hubungan yang gagal karena tidak mampu bertoleransi mengenai cara berkomunikasi satu sama lain ketika ada masalah.

Terkadang kita terlalu menuntut kepada pasangan untuk segera menyelesaikan masalah saat itu juga. Padahal emosi kita dan pasangan masih tinggi-tingginya. Hal tersebut malah bisa berakibat fatal untuk hubungan itu sendiri, akan ada keputusan yang hanya berlandaskan emosi tanpa dipikirkan dengan baik kemudian berakhir dengan penyesalan.

Emosi merupakan cara terakhir dalam menyampaikan ekspresi kita atau dalam menyelesaikan masalah, jika sudah di luar kendali dan kita tidak dapat bertoleransi dalam mengkomunikasikan permasalahan maka emosi yang akan menguasai.

Tidak semua komunikasi akan keluar dari mulut atau disampaikan secara verbal, bahkan ada komunikasi yang hanya bisa dimengerti antara kita dan pasangan, seperti diam yang dilakukan oleh pasangan bisa saja memang dia tidak ingin bicara atau memang sedang membutuhkan waktu untuk masalahnya sendiri, jika sudah seperti itu kita tidak bisa mengganggu.

Mungkin memang ada beberapa pasangan yang bisa menyelesaikan masalahnya saat itu juga, tapi kebanyakan dari mereka juga membutuhkan waktu untuk menstabilkan emosinya terlebih dahulu, mendinginkan diri bukan berdebat atau menggebu-gebu, membutuhkan ruang sendiri untuk berpikir dengan jernih, hingga merasa dirinya kembali tenang.

Hal ini bertujuan agar pasangan tidak membuat keputusan atau pendapat yang merugikan bagi hubungan tersebut, karena prinsipnya komunikasi yang baik adalah untuk saling mengerti bukan saling menjawab, saling menyalahkan atau saling membela diri.

5. Komunikasi bertumbuh

Sebuah hubungan akan terus berjalan maju ke arah yang lebih baik. Mau tidak mau jika kita tetap ingin mengusahakan hubungan tersebut kita harus memperbaiki pola hubungan dari dalam diri kita terlebih dahulu, kemudian saling mengusahakan bersama pasangan.

Pada awalnya komunikasi yang terjalin bersama pasangan tidak baik, tidak berusaha saling mendengarkan dan dalam menyelesaikan konflik lebih sering menggunakan emosi, tapi lama-kelamaan kita pasti ingin memperbaiki hubungan tersebut, saling mengevaluasi, tidak lagi berharap bisa mengerti sendiri dan tidak lagi mengedepankan ego masing-masing sehingga hubungan yang sedang dijalani akan berubah menjadi baik asalkan kita dan pasangan saling mau memperbaiki.

Pada dasarnya prinsip komunikasi adalah saling terbuka tapi tetap memiliki privacy. Jika prinsip komunikasi sudah diterapkan dengan baik maka akan mengarah ke komunikasi bertumbuh, yang artinya komunikasi yang bisa saling menumbuhkan, dapat naik ke level yang lebih tinggi untuk memperbaiki emosi masing-masing agar bisa dikontrol dan dikendalikan.

Tidak kalah penting dalam hal berkomunikasi dengan baik harus ada kata saling antara kita dan pasangan.