Argumen adalah rangkaian pernyataan yang disebut premis, dimaksudkan untuk menentukan tingkat kebenaran pernyataan lain atau kesimpulan. Istilah argumen umumnya digunakan ketika terjadi debat atau diskusi dan berfungsi untuk menyampaikan pemikiran atau menolak gagasan terhadap sesuatu hal.
Jika melihat dalam sebuah debat, mungkin banyak orang yang mendefinisikan argumen ialah suatu pemikiran yang digunakan untuk mengkritik atau menyerang pendapat seseorang. Namun sebenarnya, fungsinya tidak hanya itu saja.
Argumen juga bisa digunakan untuk mendukung suatu sudut pandang tertentu yang berbeda. Karena itu, maka kemudian dibutuhkan diskusi lanjut agar ditemukan jalan keluar dari persoalan yang ada.
Untuk lebih mengetahui apa itu argumen, simak definisi argumen berikut ini.
Pengertian Argumen Menurut Berbagai Sumber
1. Kamus Bahasa Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan argumen adalah alasan yang bisa digunakan untuk memperkuat sebuah pendapat. Argumen juga bisa didefinisikan sebagai alasan yang dipergunakan untuk menolak suatu gagasan atau ide.
2. Kamus Webster
Argumen adalah tindakan atau proses berdebat, bernalar, atau berdiskusi, yang muncul atas ketidaksepakatan atau tidak setuju atas gagasan yang berkembang.
Pada penerapannya akan diberikan serangkaian alasan, pernyataan, atau fakta, untuk mendukung pernyataan pembela tersebut.
3. Patrick Girard
Argumen adalah sekumpulan pernyataan dimana di dalamnya terdapat premis yang saling mendukung antara satu pernyataan dengan pernyataan lainnya, untuk kemudian digunakan dalam menentukan kesimpulan.
Premis argumen ini berfungsi sebagai alasan yang diberikan untuk mendukung suatu pandangan, yang diungkapkan dalam kesimpulan argumen.
4. Collins COBUILD
Argumen adalah pernyataan atau serangkaian pernyataan yang digunakan untuk mencoba meyakinkan orang lain bahwa suatu pendapat adalah sesuatu yang benar.
Argumen juga bisa diartikan sebagai diskusi atau debat di mana sejumlah orang mengemukakan pendapat yang berbeda atau berlawanan.
Komponen-Komponen Penyusun Argumen
1. Premis
Premis adalah pernyataan yang muncul dari asumsi. Meski muncul dari asumsi namun premis ini didasari atas fakta yang ada atau apa yang sebenarnya terjadi.
Premis ini kemudian dijelaskan dengan menyertakan berbagai bukti dan alasan sehingga nantinya premis dapat digunakan untuk mempercayai inferensi, klaim, atau kesimpulan.
2. Kesimpulan
Kesimpulan adalah komponen argumen yang bagian akhir dalam penalaran premis. Kesimpulan ini juga bisa disebut sebagai inferensi akhir dari premis.
Argumen akan dianggap berhasil apabila klaim yang diberikan didukung di dalam argumen tersebut. Hal ini karena tujuan dari penyampaian argumen adalah untuk memberikan bukti serta alasan guna menetapkan kebenaran pada sebuah proposisi.
Indikator premis | Indikator kesimpulan |
Karena | Karena itu |
Sejak | Jadi |
Seandainya itu | Karenanya |
Berasumsi bahwa | Justru itu |
Mengingat bahwa | Maka dari itu |
Jenis-Jenis Argumen
Jenis argumen yang terkenal terdiri dari dua jenis, yaitu argumen deduktif dan argumen induktif. Berikut penjelasannya.
1. Argumen Deduktif
Argumen dalam logika deduktif bisa valid atau tidak valid. Argumen tidak valid selalu tidak masuk akal. Argumen yang valid hanya terdengar jika premis yang mereka tempatkan itu benar.
2. Jenis Induktif
Argumen dalam penalaran induktif bisa kuat atau lemah. Argumen lemah selalu tidak masuk akal. Argumen kuat hanya meyakinkan jika premis-premisnya didasarkan pada kebenaran.
Baca Juga: Pengertian, Macam, Faktor, dan Unsur Keberagaman
Etika Menyampaikan Argumen yang Baik
Biasanya, Argumen adalah pernyataan yang digunakan untuk menolak ataupun mendukung sebuah gagasan, pendapat maupun pendirian. Namun tidak selamanya argumen yang disampaikan dapat diterima dengan baik, begitupun sebaliknya.
Dalam menyampaikan argumen, ada etika yang perlu dilakukan agar argumen yang disampaikan dapat diterima oleh orang lain. Berikut adalah etika dalam menyampaikan pendapat argumen.
1. Gunakan Intonasi yang Sopan
Etika paling dasar dalam menyampaikan argumen yaitu dengan menggunakan intonasi yang sopan. Oleh karena itu, meskipun argumen biasanya digunakan untuk menolak suatu gagasan, tidak boleh sampai menyinggung orang lain, apalagi sampai menimbulkan perselisihan.
Untuk menghindari hal tersebut, maka saat menyampaikan argumen haruslah menggunakan intonasi yang sopan. Gunakan kalimat sapaan untuk memulai agar lebih sopan.
Selain itu, jangan meninggikan intonasi suara saat menyampaikan argumen. Sehingga nantinya tidak menyinggung lawan bicara.
2. Jangan Memotong Pembicaraan
Etika beragumen selanjutnya adalah tidak memotong pembicaraan seseorang saat sedang menyampaikan argumen.
Kalau Anda ingin menyampaikan argumen, tunggu lawan bicara selesai berbicara. Memotong pembicaraan seseorang saat sedang menyampaikan argumen adalah tindakan yang tidak sopan yang bisa menyinggung lawan bicara tersebut.
3. Paparkan Argumen Beserta Bukti
Argumen bertujuan untuk membuat orang lain percaya dengan apa yang Anda sampaikan, maka etika selanjutnya adakah orang yang memberikan argumen harus menyertai bukti atau fakta dalam argumennya.
Bukti yang Anda sertakan di dalam argumen tersebut bertujuan agar orang bisa menerima dan mempercayai argumen tersebut.
4. Tidak Boleh Memaksakan Pendapat
Etika terakhir dalam menyampaikan argumen yaitu tidak boleh saling memaksakan pendapat. Setiap orang pasti memiliki pendapatnya masing-masing yang disertai dengan alasan serta bukti masing-masing pula.
Setiap pendapat yang disampaikan ini juga perlu dipertimbangkan bersama untuk menemukan solusi atas permasalahan.
Dari segi kesopanan, memaksakan pendapat termasuk tindakan yang tidak sopan. Hal ini dapat menyinggung orang lain yang berbeda pendapat. Jika terus dibiarkan, maka bukan tidak mungkin akan menimbulkan perselisihan dalam suatu diskusi.
Menyampaikan argumen dalam sebuah forum diskusi mungkin sudah menjadi hal yang biasa, sebab Indonesia berpedoman dari Pancasila yang memutuskan segala sesuatu melalui musyawarah untuk mufakat.
Dalam diskusi tersebut, setiap orang pasti memiliki argumen masing-masing, namun argumen tersebut haruslah disertai bukti-bukti dan dilakukan dengan etika yang baik.