Mengutip pernyataan WHO, tahun 2030 tingkat kematian diprediksi bisa menyentuh angka 50 juta per tahunnya. Tingginya nilai kematian tersebut di dominasi oleh orang dengan gangguan penyakit jantung. Media menyebutkan bahwa hampir 6,7% populasi di Asia telah terdiagnosis mengalami gagal jantung.
Di Indonesia sendiri, prevelensi gagal jantung mencapai nilai 5% dari total populasi. Nilai tersebut, hampir sebagain besar cenderung di dominasi oleh mereka yang memiliki usia muda. Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya terlebih dahulu mengenali apa itu penyakit jantung?
Pengertian penyakit jantung
Penyakit jantung adalah kondisi jantung yang sedang mengalami masalah atau ganguan. Bentuk gangguannya itu bermacam-macam, ada yang diakibatkan karena pembuluh darah, katup, atau otot yang ada pada jantung.
Lalu, apa penyakit gagal jantung itu? Gagal jantung adalah kondisi dimana pompa jantung mengalami pelemahan, sehingga tidak bisa mengalirkan darah keseluruh tubuh. Penyakit ini dikenal dengan istilah heart failure.
Penyebab dan resiko yang ditimbulkan
Timbulnya penyakit tersebut pasti karena ada faktor pendukungnya (penyebabnya). Salah satunya adalah karena penyakit jantung itu sendiri. Akan tetapi, ada faktor lain yang dapat memincu gangguan tersebut yaitu;
1. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Saat tekanan darah tinggi, jantung harus bekerja lebih keras lagi dalam memompa darah. Tujuannya agar pasokan darah dalam tubuh bisa terpenuhi dengan baik.
Apabila kondisi tersebut tidak di obati dengan baik, maka beban kerja jantung akan berlebihan. Pada akhirnya, otot jantung akan kaku dan kemampuan jantung dalam memompa darah bisa terganggu.
2. Aritmia
Penyakit ini disebabkan oleh irama jantung yang tidak nomal. Artinya, jantung memiliki ritme lebih cepat ataupun lebih lambat (ritme jantung tidak teratur). Saat tidak normal itulah, fungsi jantung akan terganggu.
3. Diabetes
Penyakit ini disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi. Ketika diabetes tidak di kontrol dengan baik dan cenderung selalu tinggi, maka penderita akan mudah mengalami penyakit lain seperti gagal jantung.
Kenapa diabetes bisa berperan sebagai penyebabnya? Karena saat gula darah naik dapat merusak pembuluh darah jantung dan ginjal. Jika hal ini terjadi dalam kurun waktu yang lama, maka akan mempengaruhi fungsi jantung itu sendiri.
Tidak hanya itu, tingginya kadar gula darah dapat membuat darah lebih pekat dan kental. Pada akhirnya, jantung harus bekerja lebih keras lagi dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Bisa dibilang, jika penderita diabetes memiliki tingkat risiko lebih tinggi mengalami gagal jantung.
4. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah akibat dari tingginya kadar hormon toroid yang ada dalam darah. Kondisi yang tinggi tersebut dapat berisiko bagi kesehatan. Salah satunya dapat memicu penyakit aritmia yang cenderung lebih cepat. Apabila tidak segera di obati, jantung akan melemah dan berisiko tinggi mengalami gagal jantung.
Penyebab-penyebab tersebutlah nantinya yang dapat mengganggu fungsi organ dalam tubuh. Namun, tidak hanya kondisi-kondisi di atas saja. Ada beberapa penyebab lainnya yang dapat menurunkan tingkat kemampuan jantung, yaitu:
- Obesitas
- Anemia
- Pembekuan darah di paru-paru
- penyakit ginjal
- Hipertensi pulmonal
- Alergi
- Efek samping dari mengkonsumsi obat-obatan
Kondisi ini akan semakin berisiko tinggi mengalami gagal jantung, apabila:
- Usia sudah memasuki 65 tahun atau lebih
- Perokok aktif
- Suka konsumsi alkohol secara berlebihan
- Memiliki riwayat penyakit jantung
- Obesitas
- Jarang berolahraga
- Kurangnya konsumsi makan makanan yang bergizi
Gejala gagal jantung yang umum dirasakan
Adapun gejala yang umum dirasakan oleh sebagain besar pasien gagal jantung, seperti
- Mudah lelah, terutama saat melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat
- Sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik dan berbaring
- Timbul pembengkakan di tungkai dan pergelangan kaki
- Mood makan berkurang
- Jantung berdebar lebih kencang atau sebaliknya, lebih lambat
- Sering buang air kecil (pipis) di malam hari
- Batuk-batuk terus, semakin berat saat malam hari
- Menurunnya tingkat fokus dan konsentrasi
Gelaja-gejala tersebut tidak datang dengan tahapan, melainkan langsung begitu saja terjadi secara tiba-tiba.
Diagnosis dan pengobatan
Jika timbul gejala-gejala seperti yang sudah dijelaskan di atas, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Misalnya dengan pemeriksaan fisik seperti memeriksa ritme jantung. Adapula pemeriksaan tambahan, antara lain:
1. Foto rontgen dada
Pemeriksaan ini dilakukan karena melihat pasien yang mengidap gagal jantung biasanya mengalami penumpukan cairan. Maka dari itu, perlu untuk mendetaksi ukuran jantung atau pun banyaknya cairan yang ada di dalam paru-paru
2. Elektokardiografi
Pemeriksaan elektrokardiografi dilakukan untuk melihat perubahan aktivitas pada jantung melalui aliran listrik jantung saat terjadi gagal jantung. Bisa juga disebut sebagai alat mendeteksi gangguan irama jantung yang terindikasi adanya gagal jantung.
3. Ekokardiografi
Berbeda dengan elekrokardiografi, pemeriksaan ekokardiografi berguna melihat struktur organ jantung. Cara kerjanya dengan menggunakan bantuan gelombang suara berfrekuensi tinggi.
4. Tes darah
Dengan pemeriksaan melalui tes darah, dokter dapat melihat jenis protein yang ada dalam tubuh pasien. Apakah kadar protein dalam tubuh tersebut meningkat atau tidak. Sebab, dengan melihat jenis dan kadar proteinnya dokter bisa menganalisa adanya gangguan gagal ginjal atau tidak.
Tidak hanya itu, dengan pemeriksaan ini dokter juga dapat mendeteksi penyakit apa yang bisa menjadi penyebab gagal jantung dalam diri pasien tersebut.
5. CT Scan atau MRI
CT Scan atau MRI ini bertujuan untuk melihat secara detail gambaran mengenai kondisi organ dalam.
6. Katerisasi jantung
Sementara, pemeriksaan katerisasi jantung bertujuan untuk mendeteksi apakah ada penyumbatan di vasculer atau tidak. Sebab, vasculer yang tersumbat berisiko terjadinya gangguan gagal ginjal.
Dengan pemeriksaan tersebut nantinya dokter akan mengambil diagnosa pasien apakah terkena gangguan gagal jantung atau tidak, dan apa penyebabnya.
Apabila sudah mendapatkan diagnosa, maka cara satu-satunya ialah dengan mengobati penyakit tersebut. Tujuan dari pengobatan ialah agar meringankan gejala, meningkatkan kekuatan, serta mencegah timbulnya risiko jantung berhenti mendadak.
Cara pengobatan untuk penyakit ini ada tiga penanganan, diantaranya pemberian obat, operasi, atau pemasangan (implan) alat.
Tips mencegah dan menghindarinya
Tidak perlu menunggu mengalami gejala terlebih dahulu baru melakukan tindakan. Bukankah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Maka dari itu, untuk mencegah terjadinya gangguan gagal jantung sejak dini, mulailah tips berikut ini:
- Makan-makanan yang bergizi (tinggi zat besi), mengurangi asupan garam yang berlebihan
- Mengontrol berat badan
- Menghindari minuman yang beralkohol
- Berhenti merokok
- Olahraga teratur
- Menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah tetap normal
Itu tadi tips menghindari serangan gagal jantung sejak dini yang bisa kita lakukan. Ingat, yang mampu menjaga tubuh kita ialah diri kita sendiri. Jadi, lakukan sebaik mungkin.