Pernahkah nggak, kamu dikecewakan atau dikhinati? Sakitnya itu sampai membuat kamu nggak percaya lagi sama orang lain. Pernah? Bisa jadi kamu mengalami trust issue lho!
Tahukah kamu, jika perasaan trust issue bukanlah hal yang sepele. Trust issue itu penyakit, tidak bisa dibiarkan atau diabaikan begitu saja. Harus segera dicari penyebabnya dan solusi dari permasalahan tersebut.
Akan sangat mengkhawatirkan bila terlalu hanyut dalam masalah tersebut. Pintu kehancuran bukan terbukan terbuka orang lain, melainkan diri sendiri. Bisa dikatakan seperti, nanti kita yang mengubur diri kita sendiri lho! Nggak mau dong!
Nah, untuk menghindari dampak buruk yang begitu besar pada diri kita sendiri. Kita harus segera sadar dengan mencari penyebab dan solusinya. Sebelum itu, sebaiknya kenali terlebih dahulu apa itu trust issue dan tanda-tanda kamu memiliki trust issue. Simak di bawah ini.
Apa Itu Trust Issue?
Trust issue itu berhubungan dengan masalah kepercayaan. Situasi ketika seseorang berada di fase sulit percaya terhadap orang lain. Kondisi ini bisa timbul karena disebabkan oleh banyak faktor, seperti dikecewakan, disakiti, dikhianati, dan sebagainya.
Jika dilihat dari penyebabnya, tentu masalah ini kerap dirasakan oleh hampir semua orang atas pengalaman pribadinya. Biasanya, kasus seperti ini karena kita belum menerima masa lalu dan belum bisa berdamai dengan diri sendiri atas masalah yang pernah terjadi. Pada akhirnya, menyisahkan kepingan di hati dan membuat sebagian orang menjadi trauma, sehingga terbentuklah trust issue ini.
Apabila dibiarkan, penyakit ini akan menguasai diri dan pikiran kita. By the way, apakah kita saat ini tengah mengalami trust issuei? Yuk, cocokan dengan tanda-tanda berikut ini!
Tanda-Tanda Kamu Mengalami Trust Issue
Kenali gejala dan tanda-tanda bahwa diri kita sedang mengalami trust issue.
1. Percaya pada orang yang tidak pantas dipercayai
Biasanya, kondisi ini terbentuk karena kepercayaan dan keyakinan negatif diri kita sendiri. Alhasil keyakinan tersebut menciptakan ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya. Bisa dikatakan, kita mencari kebenaran atas kebenaran yang sebenarnya kita sudah ketahui kebenarnya, begitu.
Misal, kamu punya kenalan dan tahu kepribadiannya seperti apa (baik buruknya). Nah, karena rasa ingin menvalidasi kepercayaan kamu tersebut terhadap orang itu. Tanpa sadar kamu mempercayai dia yang seharunya tidak kamu percayai. Sampai akhirnya, kamu membuktikan kepada diri sendiri bahwa ternyata orang seperti itu tidak dapat dipercaya.
Konsepnya seakan kamu ingin menvadliasi pemikiran negatif kamu gitu. Jadi, apa yang kamu pikirkan semua orang tidak dapat dipercaya itu valid adanya.
Apa kamu termasuk pada tanda pertama orang yang memiliki trust issue?
2. Merasa tidak layak dicintai
Nggak sedikit dari kita pasti pernah merasakan sepertinggak pantes saja gitu diri kita untuk dicintai orang lain. Seakan-akan diri kita sendiri itu rendah. Merasa masih banyak orang lain yang lebih pantas dari pada diri kita sendiri. Apa kamu juga pernah terbesit pikiran seperti itu?
Jadi, ketika ada seseorang yang ingin dekat. Kita udah insecure dulu, padahal kita nggak buruk-buruk amat lho untuk dicintai orang lain. Kita pantas mendapatkan cinta dari orang lain.
Kalau pikiran kita sudah seperti itu, yakin nggak ada yang salah dengan diri dan pemikiran kita?
Faktanya, tidak ada satupun manusia di muka bumi ini yang tidak layak dicintai. Semuanya pantas dan berhak lho! So, jangan pernah menolak percaya bahwa ada seseorang yang ingin mencintai dan membuat hidupmu bahagia bersamanya.
Ingat! Kamu berhak dan layak untuk dicintai. Bukan hanya mereka yang kata kamu sempurna.
3. Memberi jarak antara diri sendiri dan orang lain
Rasa insecure yang tinggi terkadang membuat diri kita tenggelam dalam perasaan takut yang begitu dalam. Faktor inilah biasanya yang membentuk diri kita menjadi manusia intimacy disorder. Artinya, kita tumbuh menjadi seseorang yang sulit menjalin hubungan dengan orang lain. Padahal, kita diciptakan di dunia ini menjadi makhluk sosial yang saling membutuhkan.
Mungkin, dulunya kita pernah terluka oleh satu orang. Namun bukan berarti kita bisa men-judge semua orang itu sama. Tidak ada salahnya untuk khawatir pada diri sendiri, tapi bukan berarti kita membentengi diri kita dengan semua orang, bukan.
Percayalah, tidak ada seseorang yang ingin menghianati dan mengabaikanmu. Jadi, jangan memberi jarak yang berlebihan antara dirimu dengan orang lain. Cobalah untuk bersosialisai bersama orang-orang yang memiliki satu frekuensi denganmu, agar kamu tidak merasa asing dan bisa enjoy.
4. Shallow Relationship
Ketika menjalin hubungan, tentu semua orang ingin memiliki ikatan yang begitu dalam. Tidak hanya sekedar mencari teman bermain dan makan, namun lebih dari itu, baik suka maupun duka. Apalagi jika hubungan tersebut berevolusi menjadi patner terbaik dari berbagai segi obrolan.
Sayangnya, membangun dan membentuk hubungan seperti itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika salah satu diantaranya krisis kepercayaan terhadap pasangannya. Tentu itu hal yang sangat sulit untuk digapai, bukan.
Hubungan selayaknya bisa berlangsung dalam rentan waktu yang cukup lama dan saling bersinambungan. Akan tetapi, pada kasus shallow relationship kita tidak akan bisa mencapai titik tersebut.Sebab, hubungan dangkal seperti ini akan sangat rentan karena pasangan hanya sibuk menonjolkan diri sendiri dan tidak ada rasa saling percaya.
5. Terlalu mengantisipasi penghianatan
Mendapatkan perlakuan tidak adil seperti penghianatan, tentu bukanlah hal yang diinginkan oleh sebagian besar orang. Apalagi jika perlakuan tersebut dilakukan oleh orang yang paling kita percayai.
Pengalaman buruk atau luka di masa lalu akan membentuk rasa traumatis yang begitu mendalam.
Memang, kita tidak dapat mengatur kehiduapan orang lain di sekeliling kita untuk bisa sesuai dengan apa yang kita harapkan. Akan tetapi, semuanya bisa kita cegah dan diantisipasi. Namun, jangan terlalu over dalam mengantisipasi diri kamu sendiri.
Sebab, apapun yang berlebihan tidak akan mendapatkan hasil yang baik. So, jangan selalu berpikir bahwa tidak ada hubungan yang bisa berhasil ketika kamu memulai untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
6. Sulit percaya pada orang lain
Terkadang luka di masalalu membuat seseorang trauma dan sulit untuk percaya kembali. Entah itu terhadap orang yang sama atau orang lain lagi. Kondisi inilah yang akan membentuk perasan pistantharophobia dalam diri seseorang.
Faktanya, rasa tidak percaya bisa berdampak buruk bagi kehidupan kita lho. Entah, itu berhubungan dengan orang lain atau pun berhadapan langsung dengan diri sendiri. Ketika kita sulit percaya pada orang lain. Tentu semua sikluk kehidupan tidak dapat berjalan dengan baik. Sesulit apapun itu, kita berusaha untuk menyelesaikan sendiri. Padahal, kenyataannya jika dilakukan sendirian, kita tidak mampu. Alhasil, kesehatan mental kita bisa terganggu lho!
Mungkin ini terlihat sepele, namun dampaknya sangat luar biasa bagi masa depan kita sendiri. So, sekecewa dan terluka seperti apa diri kita terhadap orang lain. Ingat, tidak semua manusia itu jahat. Mereka berhak mendapatkan maaf dan kesempatan kedua dari kita.
7. Selalu mengingat dan menolak memafkan
Wajar saja, jika diri kita merasa marah dan terluka atas tindakan yang tidak tepat. Namun, bukan berarti kita bisa bereaksi berlebihan terhadap suatu kesalahan, bukan.
Tidak mudah memang melupakan perlakukan buruk orang lain terhadap diri kita. Akan tetapi, jangan menyimpan luka terlalu lama dengan cara mengingatnya. Sebab, hal tersebut akan membuat diri kita tersiksa dengan luka yang tidak seharusnya di permasalahkan kembali.
So, jangan pernah menjadi manusia pendendam. Cobalah untuk memaafkan semuanya dan mulailah untuk percaya kembali.
8. Merasa kesepian dan terisolasi
Apakah hidup kamu akhir-akhir ini merasa kesepian dan terisolasi? Apakah kamu sudah mencoba memulai percakapan dengan orang di sekeliling kamu? Sampai kapan kamu seperti ini, menjalin hubungan yang dangkal.
Sebesar apapun rasa kecewa yang diberikan, tetaplah untuk menunjukan rasa percayamu terhadap orang tersebut. Jangan menganggap diri kamu adalah orang buangan.