Cinta memiliki definisi yang sangat luas dan kompleks. Saking luasnya kita bahkan kesulitan mendefinisikan secara khusus apa itu cinta. Apakah cinta adalah ketika kita menyukai seseorang tanpa batas? Mencintai segala kekurangan dan kelebihannya? Ataukah saat kita merasa butuh, nyaman, lalu takut kehilangannya?
Atau bahkan ketika kita hanya cukup dengan melihat dan memastikannya baik-baik saja sudah bisa diartikan sebagai cinta? Entahlah, tapi sampai saat ini perasaan cinta mampu membangkitkan gairah yang kadang tidak terbatas.
Beberapa orang bahkan ahli memiliki teori dan arti sendiri mengenai cinta. Apalagi kita yang hanya orang awam, hanya merasakan bentuk cinta tanpa paham arti sebenarnya apa.
Namun bukan kewajiban kota untuk harus mengetahui apa itu cinta. Merasakan cinta saja rasanya sudah lebih dari cukup. Tapi tahu nggak sih, ternyata bentuk cinta yang kita rasakan memiliki jenisnya sendiri.
Psikolog asal Amerika bernama Robert Stenberg dengan teorinya membagi cinta menjadi 7 jenis. Teori cinta yang dicetuskan oleh psikolog ini memiliki tiga bentuk utama yaitu kedekatan emosional (emotional intimacy), gairah (passion), dan komitmen (commitment).
Untuk lebih jelasnya, berikut penulis paparkan pembagian kategori atau jenis dari ketiga bentuk tersebut:
1. Cinta monyet (passion)
Jenis cinta monyet atau juga dikenal dengan fase infatuation ini jenis cinta yang lebih kepada gairah semata. Jenis cinta ini masih jauh dari keintiman dan komitmen.
Biasanya dua sejoli yang merasakan jenis ini memiliki ketertarikan dengan gairah yang menggebu-gebu tapi tidak berpikir untuk ke jenjang yang lebih jauh. Biasanya dirasakan oleh dua orang yang tidak begitu saling kenal namun saling tertarik satu sama lain.
Mereka juga belum menemukan kecocokan satu sama lain. Meski di awal mereka berjanji untuk terus bersama-sama, namun biasanya hal itu terjadi karena gairah di awal semata.
Fase ini biasa dirasakan saat beberapa waktu pertama jatuh cinta. Putus nyambung atau bergonta-ganti pasangan menjadi hal biasa dalam fase ini, karena seperti disebutkan tadi, belum adanya komitmen untuk ke jenjang yang lebih serius.
Menurut psikolog, jenis cinta yang seperti ini ada kemungkinan untuk berkembang menjadi lebih dalam seiring berjalannya waktu. Namun mungkin membutuhkan proses putus dulu sebelum saling menemukan kembali. Kasusnya pun jarang banget terjadi.
2. Friendzone atau pertemanan (intimacy)
Jenis cinta yang kedua ini kayaknya sering banget dirasakan ya, yuk cung dulu yang pernah terjebak di fase ini! hehehe.
Fase ini lebih kepada keintiman dalam pertemanan berbeda lawan jenis. Gairah di sini tidak terlalu menonjol, karena saking akrab dan dekatnya dengan temannya sendiri sampai susah membedakan antara rasa cinta atau rasa sayang hanya sebatas teman. Nah lho! Membingungkan ya, namun itulah kenyataannya.
Merasakan perasaan hangat, nyaman, dan rasa saling membutuhkan dengan teman sendiri. Lalu saat dia pergi baru merasakan kehilangan dan tiba-tiba tersadar selama ini perasaan sayangnya ternyata adalah benih-benih cinta.
Jika saat ini kamu sedang berada pada fase ini, nggak usah khawatir dengan hubungan yang sedang kamu jalani. Memiliki pandangan hidup yang sama dan sefrekuensi memang sudah menjadi alasan kalian menjalani hubungan pertemanan.
Mencoba untuk melanjutkannya menjadi sebuah komitmen yang serius ya nggak salah sih. Tapi kamu harus pikir-pikir dulu ya, jangan-jangan cuma kamu sendiri yang merasakan perasaan tersebut, sedangkan dia nggak. Friendzone memang fase yang membingungkan, jalani aja dulu, ok?!
Baca Juga : Mungkin Cuma Baper. Kenali 6 Tanda Jebakan Friendzone
3. Romantic love atau teman tapi mesra (passion + intimacy)
Nggak punya hubungan apa-apa, tapi saling mengisi layaknya pasangan dengan hubungan yang serius. Duh, gimana tuh maksudnya? Lebih sering disebut sebagai teman tapi mesra, atau cuma sebatas kenal tapi memiliki kedekatan layaknya dua sejoli yang berstatus berpasangan. Waduh waduh waduuhh, ini sering banget terjadi pada muda-mudi jaman sekarang. Sama-sama nyaman, sudah sama-sama suka, tapi tidak mau berkomitmen serius.
Komitmen menjadi hal yang langka pada jenis cinta ini, karena gairah dan kedekatan sudah menguasai. Pasangan dalam cinta jenis ini jarang banget yang sampai ke status pernikahan, karena bagi mereka komitmen nggak penting, asal bisa saling memiliki satu sama lain.
4. Empty love atau cinta yang hampa (commitment)
Pasangan yang menjalani tipe cinta seperti ini biasanya didasari oleh komitmen tanpa adanya gairah atau ketertarikan satu sama lain. Sehingga dikatakan adalah jenis cinta yang hampa karena pasangan seperti ini menjalani kehidupan yang biasa dikenal dengan sebutan hubungan tanpa cinta.
Hanya ikatan komitmen yang menyatukan mereka. Beberapa pasangan seperti ini biasanya terlibat karena ikatan perjodohan atau pemaksaan dari sebelah pihak.
Meskipun begitu, menurut psikolog hubungan cinta seperti ini bisa saja berevolusi menuju cinta yang sempurna jika pasangan ini bisa menemukan gairah dan kedekatan.
Maka seiring berjalannya waktu, pasangan yang menjalani fase cinta ini haruslah melakukan sedikit usaha dengan menunjukkan perhatian atau berusaha membuka hati untuk bisa mencapai gairah. Sebaliknya, jika sama-sama menarik diri maka lambat laun akan mencapai akhir yang sia-sia.
5. Fatuos love atau cinta naif (passion + commitment)
Fase ini ditandai dengan ketika pasangan ini memiliki perasaan suka satu sama lain, siap untuk berkomitmen dan menjalani hingga ke jenjang pernikahan. Namun, mereka masih belum merasakan kedekatan emosional dalam hubungan. Meski mereka sama-sama suka dan punya tujuan untuk membawa hubungan, tapi masih merasakan ada yang kurang.
Menurut pikolog, pasangan ini punya potensi besar untuk memiliki hubungan yang awet. Meskipun untuk kadar kebahagiaannya tergantung dari individu yang menjalani hubungan itu sendiri.
Sebaliknya, jika pasangan ini gagal menjalin kedekatan rumah tangga mereka kemungkinan besar bakal penuh drama dan prahara. Sebaiknya tetap rawat rasa suka agar segera menemukan gairah ya!
6. Companionate atau cinta persahabatan (intimacy + commitment)
Fase ini bisa dibilang merupakan kelanjutan dari jebakan friendzone. Jika kamu bisa terlepas dan sahabatmu memiliki perasaan yang sama serta mau berkomitmen untuk menjalani kehidupan dengan status baru yang lebih dari sebatas sahabat, hubungan kalian bisa mencapai tahap ini. Sebagai sepasang sahabat yang melanjutkan ke tahap lebih serius, kalian memiliki kedekatan yang lebih dari sekedar pasangan biasa.
7. Consummate love atau cinta sempurna (passion + intimacy + commitment)
Siapa sih yang tidak ingin cinta yang sempurna? Seperti namanya, fase ini haruslah memiliki tiga komponen dalam cinta yaitu gairah, kedekatan emosional dan komitmen.
Meski kadarnya tidak sama rata, namun ketiga komponen tersebut harus ada dalam hubungan. Fase ini merupakan fase tertinggi dalam hubungan. Selama kalian mau berusaha membentuk tiga komponen tersebut, maka kalian bisa mencapai consummate love.
Nah, berada pada fase manakah hubungan kalian saat ini?
Baca Juga : 8 Cara Bersikap Dewasa dalam Menjalani Hubungan Cinta Bersama Pasangan