Generasi milenial disematkan bagi mereka yang lahir antara tahun 1980 hingga 2000. Saat ini kisaran usianya antara 17 sampai 35 tahun dengan masa produktifitas dan fokus kerja yang tinggi. Umumnya mereka telah bekerja atau berpenghasilan sendiri. Walaupun generasi milenial dianggap sebagai generasi yang melek terhadap teknologi namun sayangnya mereka masih sering melakukan kesalahan dalam mengelola finansial atau keuangan.
Maka tak jarang bila generasi milenial dianggap tidak berkompeten dalam mengurus keuangan pribadi dikarenakan gaya hidup yang tidak sesuai dengan besar penghasilan mereka. Apakah kamu termasuk generasi yang melakukan kesalahan dalam mengolah keuangan? Simak kesalahan yang sering dilakukan generasi milenial berikut ini, apa sesuai dengan kondisi kamu saat ini?
1. Tidak menganggarkan pengeluaran
Pendapatan tak hanya berupa gaji bagi yang sudah bekerja, bisa juga uang bulanan dari orang tua, biasanya yang menerimanya adalah mahasiswa. Umumnya, pengeluaran terbesar digunakan untuk makan, kuota internet dan membayar tagihan. Bila setelah gajian, kamu langsung menghabiskan uang dengan berbelanja keperluan pribadi, makan di restoran, mentraktir teman, atau membayar hutang, maka stop untuk melakukan hal-hal tersebut karena uang kamu akan habis sebelum tanggal delapan.
Perbaiki kesalahan tersebut dengan menganggarkan jumlah dana yang harus dikeluarkan tiap-tiap kebutuhan. Tak peduli seberapa besar atau kecilnya pendapatanmu, mengelola keuangan yang benar akan menyelamatkan kondisi dompetmu hingga akhir bulan. Jangan hanya menganggarkan pengeluaran untuk diri sendiri, poskan juga dana untuk tabungan masa depan, sedekah, bahkan menyenangkan orang tua.
2. Tidak mencatat arus keuangan
Apa kamu pernah merasa uang gaji habis begitu cepat padahal masih tanggal muda? Atau kamu tidak ingat menggunakan uang itu untuk keperluan apa saja? Generasi milenial kerap kali melakukan kesalahan ini dimana mereka tidak mencatat uang yang telah dipakai.
Perbaiki kesalahan tersebut dengan membuat catatan arus keuangan mulai dari pendapatan hingga pengeluaran yang dilakukan setiap hari, pengeluaran per minggu hingga pengeluaran rutin setiap bulan.
Kamu bisa membuat sendiri atau membeli buku kas sederhana. Isi kolom dengan item pengeluaran dan pendapatan, barang yang dibeli, serta besaran uang yang dikeluarkan. Hal ini akan memudahkanmu untuk mengingat kemana dan berapa jumlah uang yang sudah terpakai.
3. Membeli barang yang tidak dibutuhkan
Generasi milenial selalu ingin mengupgrade diri dan mengupdate kehidupannya termasuk untuk urusan berbelanja gadget. Setiap kali gadget versi terbaru dirilis, ada keinginan untuk membeli dan mengganti gadget dengan yang baru, walapun gadget yang dimiliki masih bagus dan berfungsi dengan baik.
Godaan untuk membeli barang yang tidak dibutuhkan sering terjadi setiap kali melihat iklan atau review dari teman yang sudah memiliki barang tersebut. Belum lagi dengan kemudahan kredit sehingga menambah jumlah tagihan setiap bulan.
Perbaiki kesalahan tersebut dengan memprioritaskan kebutuhan, bukan keinginan. Beli barang yang benar-benar kamu butuhkan, bukan karena tergiur iklan, gaya hidup sesuai tren atau bujukan teman. Jangan sampai menyesal karena barang yang sudah terbeli malah tidak sesuai dengan kebutuhan.
4. Berbelanja produk kecantikan secara berlebihan
Hal ini sering dialami oleh wanita bila sedang lapar mata ingin membeli produk perawatan kulit atau kosmetik. Termakan bujukan iklan, akhirnya membeli produk kecantikan yang tidak diperlukan. Bahkan ada yang membeli produk perawatan yang tidak sesuai dengan kondisi kulitnya.
Perbaiki kesalahan tersebut dengan mengecek produk kecantikan atau perawatan apa yang masih kamu miliki dan yang sudah habis. Belilah produk yang sudah habis dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan kulitmu. Jangan tergiur dengan pembelanjaan paket kosmetik yang biasa diberikan, karena tidak semua item tersebut akan digunakan. Beli yang benar-benar kamu perlukan saja.
5. Berpergian tanpa rencana matang
Generasi milenial juga memiliki kebiasaan bepergian atau traveling. Ada yang menjadikan kegiatan ini sebagai gaya hidup, ada pula yang hanya ingin gaya-gayaan saja. Tidak masalah kamu melakukan traveling bila menunjang pekerjaan atau memiliki pendapatan yang besar dari kegiatan tersebut.
Namun bila pekerjaanmu tidak menunjang traveling dan gaji kamu pas-pasan, maka rencanakan kegiatan traveling secara matang agar kegiatan tersebut jadi menyenangkan, bukannya memusingkan karena budget kamu tidak cukup.
Perbaiki kesalahan melakukan traveling tanpa rencana yang matang. Menabunglah bila kamu ingin bepergian ke luar daerah atau luar negeri, pilih waktu berlibur atau cuti saat traveling, agar kamu tidak meninggalkan pekerjaan, dan siapkan dana darurat bila terjadi hal-hal mendadak saat kamu bepergian.
6. Menghabiskan uang untuk hedonisme
Gaya hidup hedonisme pada generasi milenial dapat dilihat dari berbagai hal. Seperti kebiasaan nongkrong di cafe setiap hari, menghabiskan uang untuk membeli gadget terbaru, berbelanja pakaian, atau menyalurkan hobi secara berlebihan.
Banyak orang yang bertameng pada hobi, sehingga menghabiskan uang untuk membeli barang-barang yang tidak penting, misalnya selalu membeli alat pancing model terbaru, atau memodifikasi vespa agar terlihat semakin jadul. Hal tersebut dilakukan hanya untuk kepuasan pribadi.
Perbaiki kesalahan tersebut dengan menganggarkan dana untuk melakukan kegiatan yang menurut kamu tergolong hedonisme. Bisa jadi nongkrong di cafe atau makan siang di restoran termasuk hedonisme. Ukuran hedonisme seseorang bisa berbeda-beda. Jangan hanya memikirkan kesenangan semata. Pikirkan juga masa depan. Lakukan hal-hal yang bermanfaat dengan uangmu.
7. Tidak berinvestasi
Masih banyak generasi milenial yang berpikiran bahwa berinvestasi hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah tua atau pengusaha saja. Itu adalah pemikiran yang salah! Investasi semakin baik bila dilakukan sejak dini, sebab ada banyak investasi yang bisa dilakukan oleh generasi milenial misalnya; reksadana, investasi emas, investasi rumah atau tanah, hingga jual beli saham.
Bila kamu sudah terbiasa menganggarkan pos pos kebutuhan maka tambahkan pos untuk berinvestasi. Melakukan investasi bukan untuk mendapat keuntungan di masa sekarang namun untuk masa depan. Contohnya, saat kamu berinvestasi tanah, harga yang kamu beli sekarang akan terus bertambah di masa depan. Bisa lebih dari 100% dari harga awal.
Bila sebelumnya kamu tidak berpikiran untuk melakukan investasi, maka perbaiki kesalahan itu dengan belajar berinvestasi kecil-kecilan mulai dari sekarang seperti berinvestasi emas yang bisa kamu lakukan di Pegadaian.
Saat memutuskan untuk berinvestasi, kamu harus mempelajari keuntungan dan resiko yang akan kamu hadapi pada produk yang diinvestasikan. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerugian di masa depan. Selain itu, jangan asal memilih investasi bodong karena akan mengganggu kestabilan keuanganmu sendiri.
Setelah mencek 7 daftar di atas, apakah kamu termasuk generasi milenial yang melakukan kesalahan dalam mengelola keuangan? Bila iya, maka perbaiki kesalahan tersebut sekarang juga. Jangan sampai pendapatan kamu tidak menghasilkan manfaat dan habis dengan sia-sia. Kunci penting dalam mengelola keuangan adalah pandai membedakan hal-hal yang menjadi prioritas dan yang bukan prioritas. kamu harus dapat membedakan mana keinginan dan kebutuhan, serta belajar untuk menahan diri dari bujukan iklan dan tren masa kini.