Di AS, mereka mengalami masa-masa sulit. Keluarga Koum tinggal di apartemen kecil dengan dua kamar tidur hasil bantuan pemerintah. Mereka terpaksa bergantung pada jaminan sosial dan mengantre kupon makanan karena tak punya uang. oum pun bekerja sebagai tukang sapu di sebuah toko untuk memenuhi kebutuhan hidup, sementara ibunya mengambil profesi baru sebagai baby sitter.
MASA MASA SULIT
Setelah pindah ke Amerika serikat, Jan Koum bersekolah di sana. Diantara teman-teman sekolahnya, dia adalah murid yang paling miskin. Jan Koum satu-satunya murid yang tidak memiliki mobil di sekolah. Jadi, dia harus berangkat ke sekolah pagi sekali agar tidak ketinggalan bis sekolah. Selain itu, Jan Koum juga mengalami kendala lain selama belajar karena pada saat itu dia belum mahir bahasa Inggris. Namun, usaha kerasnya dalam belajar akhirnya berbuah manis, dia bisa lulus dari sekolahnya.Setelah lulus sekolah, ia melanjutkan pendidikan di San Jose University dengan mengambil jurusan komputer dan matematika. Tetapi setelah mengikuti pendidikan ditempat tersebut, prestasi Koum sangat buruk dan akhirnya Drop Out dari kampus. Jan Koum merasa lebih enak belajar secara otodidak dan melanjutkan hobinya, yaitu programming.Setelah Drop Out, Jan Koum harus bekerja sebagai pembungkus barang belanjaan di supermarket untuk menyambung hidup. Dia juga pernah bekerja di toko elektronik, internet provider, hingga perusahaan audit. Sampai kemudian pada tahun 1997, Jan Koum bertemu dengan Brian Acton dari Yahoo. Enam bulan setelahnya, Koum mulai bekerja di Yahoo bersama Brian Acton.
KETIKA MENDIRIKAN WHATSAPP
Koum menghabiskan waktu selama sembilan tahun bekerja di Yahoo, termasuk Yahoo Shopping. Dia merasa tidak nyaman dengan banyaknya iklan yang harus diurus dan bertebaran di mana-mana. Dan pada akhirnya Koum memilih keluar dari Yahoo pada 31 Oktober 2007 silam.Saat itu usia Koum 31 tahun dan telah mengumpulkan uang untuk memulai bisnisnya sendiri. Dia bertekad bahwa bisnisnya tersebut tak akan direcoki oleh iklan yang mengganggu. Akhirnya Jan Koum dan Acton memutuskan untuk berpisah karena perbedaan prinsip. Tetapi walaupun begitu komunikasi mereka masih tetap terjalin dengan baik.
Pada tahun 2009 Jan Koum membeli sebuah iPhone, dia merasa bahwa aplikasi AppStore masih banyak kekurangan, dan ini kemudian dijadikan peluang bisnis oleh Koum. Jan Koum mendapat ide untuk mendirikan sebuah aplikasi messaging yang bisa juga meng-update status di mana status tersebut berguna untuk memberikan kabar kepada orang lain. Dari ide tersebut kemudian muncullah nama WhatsApp.Sebenarnya aplikasi WhatsApp tersebut mirip dengan aplikasi BlackBerry messenger. Namun pada saat itu BlackBerry messanger hanya bisa dimanfaatkan oleh pengguna ponsel BlackBerry. Berbeda dengan WhatsApp yang bisa diaplikasikan pada semua jenis smartphone dan contact data WhatsApp berasal dari nomor hp masing-masing pengguna. Selain itu, Whatsapp menawarkan layanan messenger yang mudah digunakan dimana pesan akan sampai ke tujuan dengan sangat cepat.
KISAH PENOLAKAN BEKERJA DI FACEBOOK
Ia sempat melamar untuk menjadi salah satu karyawan di facebook akan tetapi ia di tolakKisah Acton menjadi inspirasi tentang penolakan, kerja keras, dan kewirausahaan. Saat ditolak oleh Facebook, ia bahkan berkicau di media sosial Twitter. Namun, dengan optimistis, ia berkata akan memulai “petualangan berikutnya dalam hidup”.Baca Juga : 4 Manfaat Mematikan Lampu Ketika Tidur untuk Kesehatan“Facebook menolak saya. Ini adalah kesempatan besar untuk berhubungan dengan beberapa orang yang fantastis. Menanti untuk petualangan berikutnya dalam hidup,” tulis Acton pada 4 Agustus 2009. Pada tahun saat ia ditolak oleh Facebook, Acton mulai membangun aplikasi WhatsApp bersama Jan Koum di Mountain View, California, AS. Koum juga merupakan mantan karyawan Yahoo!. Di tahun itu pula, TheNextWeb melaporkan bahwa Acton juga ditolak oleh Twitter.
Pembuktian
Nama WhatsApp begitu cepat populer, sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan SMS di dunia. hingga akhirnya Facebook “jatuh cinta” dan meminangnya dengan membayar mahal USD 19 miliar karya calon karyawan yang pernah mereka tolak. Koum yang memiliki 45 persen saham WhatsApp mendadak menjadi orang kaya dengan kekayaan sekitar USD 6,8 miliar.Pelajaran yang bisa kita ambil dari Kisah Inpiratif Pendiri WhatApp adalah hasil yang kita dapat hari ini bukanlah penentu apa yang kita dapat esok. maka dari itu teruslah percaya bahwa segala sesuatu yang didapat adalah hasil doa, kerja keras, percaya diri, dan jangan pernah takut apa yang akan dihadapi.