Secara etimologi, paragraf berasal dari bahasa Latin paragraphus yang berarti tersusun. Secara umum, paragraf adalah suatu gagasan yang terdiri dari serangkaian kalimat yang saling berkaitan satu sama lain..
Paragraf atau juga dikenal sebagai alinea merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari suatu karya tulis. Mulai dari novel, artikel populer, jurnal ilmiah, dan lain sebagainya. Namun, tahukah Anda bahwa paragraf rupanya mempunyai klasifikasinya sendiri? Tidak hanya itu, bahkan terdapat pula kriteria khusus agar dikatakan sebagai paragraf yang tepat. Lalu apa itu paragraf? Berikut adalah definisi paragraf.
Pengertian Paragraf Menurut Para Ahli
1. KBBI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Paragraf adalah:
- Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru); alinea
- Sedangkan alinea adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu tema yang dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih; paragraf;
2. Cambridge Dictionary
Dalam Kamus Cambridge, Paragraf adalah:
- Bagian pendek dari sebuah teks, yang terdiri dari setidaknya satu kalimat dan dimulai pada baris baru. Biasanya berkaitan dengan satu peristiwa, deskripsi, ide, dll.
3. Oxford Dictionary
Dalam Kamus Oxford, Paragraf adalah:
- Bagian dari sebuah tulisan, biasanya terdiri dari beberapa kalimat yang berhubungan dengan satu subjek. Kalimat pertama paragraf dimulai pada baris baru.
4. Ramlan (1993)
Paragraf adalah bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan gagasan utama sebagai pengendalinya.
5. Widiyanto (2004)
Paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran yang diungkapkan dalam tulisan.
6. Tarigan (1987)
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang berkaitan erat satu sama lainnya. Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan dan diperjelas.
7. Caer (2011)
Paragraf adalah satuan bahasa yang dibangun oleh dua buah kalimat atau lebih yang secara semantis dan sintaksis merupakan satu kesatuan yang utuh. Secara semantis berarti di dalam paragraf tersebut terdapat satu ide, satu gagasan pokok atau utama yang dilengkapi dengan keterangan tambahan mengenai ide atau gagasan pokok itu. Sedangkan sintaksis artinya di dalam paragraf terdapat sebuah kalimat utama yang berisi gagasan pokok atau utama, ditambah sejumlah kalimat lainnya yang berisi keterangan tambahan.
Unsur-Unsur Paragraf
Paragraf memiliki unsur-unsur sebagai pembentuknya, berikut adalah unsur-unsur paragraf.
1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka atau paragraf pendahuluan berfungsi sebagai pengantar atau pembuka tulisan untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan
Paragraf pembuka berfungsi agar pembaca dapat langsung memahami ke mana arah topik bahasan hanya dengan melihat bagian pembukaan. Oleh karena itu, komponen ini harus disusun secermat dan semenarik mungkin agar membuat orang lain mau terus membacanya.
2. Paragraf Isi
Paragraf isi ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Pada fase ini masalah atau topik utama akan mulai diuraikan oleh penulis sekaligus memperkuat argumen pada paragraf pembuka. Oleh karena itu, antara paragraf yang satu dan yang lain harus saling berhubungan secara logis.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir tulisan atau yang mengakhiri sebuah tulisan. Biasanya, paragraf penutup ini berisi kesimpulan dari semua pembahasan yang telah diuraikan pada paragraf isi.
Paragraf penutup yang berfungsi mengakhiri sebuah tulisan tidak boleh terlalu panjang, tetapi tidak berarti bahwa paragraf ini dapat tiba-tiba diputuskan begitu saja. Kalimat-kalimat yang menyusun paragraf penutup perlu meninggalkan kesan yang kuat di benak pembaca. Bukan hanya sekadar dibaca, lalu dilupakan begitu saja.
Jenis-Jenis Paragraf
1. Induktif
Paragraf induktif adalah kalimat yang menempatkan ide pokok di bagian akhir. Biasanya, ide pokok tersebut dikenal juga sebagai kalimat utama. Paragraf induktif tersusun atas pola tertentu, yakni dari khusus ke umum. Misalnya, Anda ingin menjelaskan mengenai sebuah peristiwa, maka fakta-fakta terkait dipaparkan di awal, lalu bagian penutupnya memuat kesimpulan.
Sebagai contoh, “hari ini hujan sangat deras dan guntur menggelegar. Rani masih berlindung di bawah selimut demi menghalau udara dingin. Meski ibunya sudah berteriak memanggil dan menggedor pintu kamar, gadis itu enggan bergerak. Kalau boleh jujur, rasanya Rani sangat malas berangkat ke sekolah.”
Kalimat alasan mengapa Rani belum berangkat ke sekolah diungkapkan pada kalimat awal, yakni karena hujan deras dan guntur menggelegar.
2. Deduktif
Paragraf deduktif adalah kalimat pokok ditempatkan pada awal paragraf, lebih tepatnya pada kalimat pertama atau kalimat kedua sehingga kesimpulannya bisa diketahui sejak awal.
Misalnya pada contoh kalimat tentang perasaan “Rani yang malas berangkat ke sekolah” harus diletakkan di awal paragraf.
3. Paragraf Deduktif-Induktif
Paragraf deduktif-induktif merupakan kalimat pokok ditempatkan pada awal paragraf, kemudian kembali diulang lagi pada akhir paragraf.
“Hari ini hujan sangat deras dan guntur menggelegar. Rani masih berlindung di bawah selimut demi menghalau udara dingin. Meski ibunya sudah berteriak memanggil dan menggedor pintu kamar, gadis itu enggan bergerak. Kalau boleh jujur, rasanya Rani sangat malas berangkat ke sekolah karena hujan sangat deras.
Baca Juga: Pengertian, Jenis, Ciri, dan Contoh Opini
Kriteria Paragraf Berdasarkan Susunan Kalimat
Paragraf memiliki kriteria untuk mengetahui apakah suatu kalimat dapat dikatakan sebagai paragraf atau tidak, berikut kriterianya.
1. Efektif
Paragraf adalah karangan yang disusun oleh kalimat efektif di mana diharapkan mampu mengemukakan ide dengan cara paling tepat.
2. Berkembang
Bukan paragraf namanya jika kalimatnya terus mengulangi penjelasan yang sama. Penulis harus dapat menunjukkan perkembangan dari paragraf pembuka hingga paragraf akhir.
3. Koherensi
Koherensi atau kesesuaian mengacu pada adanya hubungan di antara sesama kalimat. Hubungan tersebut kemudian membentuk paragraf yang utuh sehingga pembaca dapat menangkap ide dari penulisnya.
4. Kesatuan
Masih terikat dengan koherensi, kesatuan ini meliputi rangkaian kalimat yang memberikan penjelasan penuh terhadap suatu gagasan tertentu. Antara suatu kalimat dengan kalimat lainnya harus saling bergaitan untuk menguatkan ide yang sama.