Perusahaan adalah organisasi atau lembaga yang menghadirkan barang atau jasa untuk dijual agar mendapatkan keuntungan. Perusahaan merupakan tempat terjadinya aktivitas semua faktor produksi dari barang atau jasa. Faktor produksi di antaranya yaitu tenaga kerja, sumber daya alam, modal, dan kewirausahaan.
Bentuk usaha yang paling dikenal di masyarakat adalah PT (Perseroan Terbatas), CV (Persekutuan Komanditer), dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah). Sedangkan jenis bidang usaha yang paling banyak dijalankan perusahaan adalah perusahaan adalah jasa dan produk atau barang.
Mungkin banyak di antara Anda yang sudah paham bahwa perusahaan jasa akan menawarkan jasa dan perusahaan produk atau barang akan menawarkan produk atau barang.
Namun sebenarnya ada banyak perbedaan signifikan di antara keduanya mulai dari konsentrasi produksi, sistem pengelolaan, sistem akuntansi dan lain sebagainya. Berikut pembahasannya:
1. Definisi Perusahaan Jasa dan Barang
Perusahaan jasa adalah suatu usaha yang memiliki kegiatan utama menawarkan jasa kemudian menjualnya ke konsumen untuk mendapatkan keuntungan. Meskipun menjual produk tak berwujud atau non fisik, namun perusahaan jasa masih membutuhkan produk fisik untuk menunjang produksi.
Sedangkan perusahaan produk atau barang adalah suatu usaha yang kegiatannya memproduksi barang kemudian menjualnya untuk mendapatkan keuntungan. Perusahaan produk atau barang biasanya berhubungan dengan perusahaan manufaktur yang menyediakan bahan baku.
2. Sifat Produk yang Dijual
Perbedaan utama dari perusahaan jasa dan perusahaan barang adalah sifat produk yang dijual ke konsumen.
Perusahaan jasa menjual produk yang tidak berwujud atau tidak bisa dilihat dan disentuh wujudnya namun bisa dirasakan manfaatnya.
Sebagai contoh yaitu perusahaan yang menjual jasa ojek online, kursus menjahit, dan lain sebagainya. Perusahaan tetap membutuhkan barang berwujud untuk memberikan jasanya, namun bukan barang tersebut yang dijual.
Sedangkan sifat produk dari perusahaan produk atau barang yaitu berbentuk fisik yang berupa barang dagangan. Jadi konsumen bisa melihat dan merasakan secara langsung, Misalnya seperti tas, buku, baju, dan lain sebagainya. Barang dagangan biasanya dipercantik dengan kemasan untuk meningkatkan nilai jual.
3. Penurunan Kualitas atau Kadaluwarsa
Perusahaan jasa tidak memiliki penurunan kualitas atau tanggal kadaluwarsa. Bahkan dengan pengalaman yang lebih banyak, perusahaan jasa bisa meningkatkan kualitas seiring berjalannya waktu.
Sebaliknya, perusahaan produk atau barang memiliki tanggal kadaluwarsa. Apabila barang yang dijual sudah melewati tanggal kadaluwarsa maka kualitasnya akan menurun dan tidak boleh dijual lagi.
4. Ketersediaan Produk
Perusahaan jasa tidak menjual barang secara fisik sehingga tidak perlu stok produk. Ketersediaan produk dari perusahaan jasa tergantung dari pegawai yang mengerjakannya dan barang penunjang yang digunakan.
Sedangkan perusahaan produk atau barang harus melakukan stok di gudang untuk mempertahankan penjualan. Apabila stok di gudang habis maka proses jual beli tidak bisa dilakukan lagi. Selain itu, kegiatan di perusahaan produk atau barang mengenal istilah First In First Out (FIFO) dan First In Last Out (FILO) dalam proses penjualan ke pasaran.
5. Cara Mendapatkan Produk yang Dijual
Perusahaan jasa mendapatkan produk yang dijual melalui eksploitasi keterampilan dan keahlian. Oleh sebab itu, kebanyakan pegawai dari perusahaan jasa harus memiliki kualifikasi sesuai dengan jasa yang ingin dijual.
Misalnya perusahaan yang menjual jasa kursus harus memiliki pegawai yang bisa mengajar keterampilan tertentu. Tidak ada pembelian untuk bisa mendapatkan produk yang akan dijual sehingga pebisnis tidak selalu membutuhkan modal.
Sedangkan perusahaan produk atau barang harus mendapatkan produk dari hasil produksi secara langsung.
Selain itu, perusahaan produk atau barang juga bisa mendapatkan produk dari proses produksi perusahaan manufaktur. Jadi ada proses pembelian yang dilakukan perusahaan produk atau barang dalam mendapatkan produk sehingga pebisnis selalu membutuhkan modal.
6. Penggunaan Produk
Karena sifatnya non fisik atau tidak bisa dilihat secara langsung, produk jasa akan langsung habis setelah dibeli. Oleh sebab itu, konsumen atau pembeli tidak bisa menyimpan produk jasa untuk digunakan di lain waktu.
Sementara penggunaan produk dari perusahaan produk atau barang tidak akan selalu langsung habis setelah digunakan. Konsumen bisa menyimpannya kemudian menggunakan produk di lain waktu. Namun jika terlalu lama disimpan, kualitas produk bisa menurun sesuai jenis produk yang dijual.
Baca Juga: 7 Peluang Usaha di Bidang Jasa
7. Kualitas Produk
Perusahaan jasa dan perusahaan produk atau barang sama-sama bisa memiliki produk yang berkualitas. Namun karena berbentuk non fisik dan tidak berwujud, pelanggan tidak bisa mengetahui kualitas secara langsung. Mereka bisa menentukan kualitas produk jasa apabila sudah menggunakannya.
Hal tersebut berbeda dengan perusahaan produk atau barang dimana para pelanggan bisa mengetahui kualitas sebelum membelinya. Jadi pelanggan bisa memutuskan untuk membeli atau tidak membeli barang yang telah ditawarkan perusahaan.
8. Penetapan Harga Jual
Bisnis di bidang jasa tidak memiliki harga resmi di pasaran. Jadi harga yang ditawarkan oleh perusahaan satu dengan lainnya bisa berbeda meskipun jasa yang diberikan sama. Harga produk jasa biasanya tergantung pada lokasi bisnis, fasilitas, dan keahlian.
Lain halnya dengan perusahaan produk atau barang yang memiliki patokan harga resmi di pasaran atau Harga Pokok Penjualan (HPP). Jadi sebuah barang dengan kualitas sama memiliki harga yang tidak jauh berbeda. Oleh sebab itu, pelayanan kepada pelanggan juga menjadi hal penting dari perusahaan produk atau barang.
9. Izin dan Legalitas
Semua jenis perusahaan harus memiliki izin dan legalitas untuk bisa beroperasi dan mendapatkan keuntungan. Apabila tidak memiliki izin maka perusahaan tersebut termasuk perusahaan yang ilegal.
Sebagai perusahaan jasa maka izin yang dimiliki untuk memberikan jasa, sedangkan perusahaan produk atau barang harus memiliki izin yang berbeda.
10. Sistem Distribusi ke Konsumen
Perusahaan jasa yang tidak memiliki barang fisik tidak membutuhkan alat angkut untuk melakukan distribusi ke pelanggan. Sedangkan perusahaan produk atau barang harus menyediakan alat angkut untuk bisa mendistribusikan produk.
Itulah pembahasan mengenai perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan produk atau barang. Setiap jenis usaha pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pahami setiap jenis usaha tersebut dan pilih yang sesuai dengan kemampuan Anda.
Meskipun memiliki perbedaan namun semua jenis perusahaan memberikan kontribusi besar bagi perekonomian. Semoga informasi ini bisa memberikan inspirasi untuk memulai bisnis dengan baik.