Pernah nggak terlintas dalam pikiran kalian bahwa hidup itu terkadang tidak begitu adil. Apalagi saat setelah lulus sekolah dan memasuki jenjang karir. Melihat banyak anak atau teman dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan. Entah karena lingkungan keluarganya yang bagus atau bekerja di perusahaan orang tuanya sendiri.
Sebagai seorang manusia, tentu perasaan cemburu itu wajar untuk dirasakan.
Namun, apakah bekerja di perusahaan orang tua itu benar-benar menyenangkan? Dari sisi mana kalian bisa menjamin hal tersebut.
Memang, rumput tetangga lebih rindang dan indah daripada milik kita sendiri.
Jika dari sudut pandang kecepatan mendapatkan pekerjaan, tentu itu tidak sulit untuk dilalui.
Tapi, percayalah tidak ada pekerjaan yang sempurna. Bisa jadi, tekanan akan jauh lebih besar daripada kita bekerja di perusahaan orang lain lho.
Sebelum memilih bergabung di perusahaan milik orang tua kalian. Sebaiknya untuk mempertimbangkan semua pro dan kontra-nya terlebih dahulu.
Berikut beberapa kerugian yang akan kamu dapatkan jika bekerja untuk orang tua. Simak penjelasannya.
1. Kurangnya Rasa Hormat Dari Rekan Kerja
Meskipun kamu memenuhi syarat untuk berada di posisi pekerjaan itu, tapi tidak sedikit rekan yang meremehkan kemampuanmu lho.
Sebab, mereka hanya melihat kamu sebagai anggota keluarga yaitu anak dari pemilik perusahaan tersebut.
Jadi sehebat apapun kemampuan kamu dalam mengelola perusahaan kamu. Kamu tetap dianggap sebagai pewaris bukan orang yang memiliki kemampuan lebih.
Bagi mereka, kamu tidak lain hanyalah orang hasil nepotisme. Ketika pemikiran tersebut sudah tertanam dalam diri mereka, maka jangan harap mendapat perlakuan dengan hormat.
Disisi lain, kondisi ini akan menimbulkan perasaan kebencian yang akhirnya timbul ketidaknyamanan dalam bekerja, baik kamu maupun orang lain tersebut.
Tentu keadaan tersebut bisa menjadi pukulan bagi harga diri kamu sebagai seorang pekerja dan manusia.
2. Berisiko Adanya Gesekan Keluarga
Memiliki ikatan darah dan tumbuh bersama dalam satu atap bertahun-tahun, harusnya bisa hidup rukun dan tentram.
Tidak sedikit pula yang beranggapan, jika akan sangat menyenangkan dan membanggakan bila bisa bekerjasama membangun bisnis bersama keluarga.
Namun, kenyataannya hal tersebut tidak semudah itu untuk dilalui, lho.
Belum lagi, jika ada perselisihan di antara orang tua dan anak. Tentu konflik yang signifikan pun tidak bisa dihindari.
Kerjasama selama di perusahaan bisa rusak, dan begitupun dalam kehidupan keluarga.
Sebab, hampir sebagian besar mereka yang bekerja dengan keluarga. Apabila terjadi konflik mengenai pekerjaan, maka secara tidak langsung perasaan kesal pun akan terbawa dalam kehidupan keluarga sesungguhnya.
Risiko gesekan keluarga bisa timbul semakin besar, apalagi jika kamu dan keluarga memiliki emosional yang sama-sama tinggi. Tentu argumen yang terjadi pun tidak dapat dihindari lagi.
3. Tidak Bisa Pergi
Setelah memasuki dunia kerja dan bergabung di perusahaan milik keluarga. Sedikit atau besar, pasti di dalam hati kalian ada perasaan ‘terjebak’. Benar?
Apalagi jika melihat peluang karir di luar sana yang lebih bagus dari pada di perusahaan keluarga.
Disatu sisi, kamu harus bertahan untuk mengembangkan perusahaan milik keluarga. Namun, disisi lain ada jenjang karir yang lebih menjanjikan.
Meskipun begitu, kamu pun tidak bisa meninggalkan orang tua begitu saja. Dimana perasaan bersalah pun akan muncul, setelah orang tua menghabiskan waktunya untuk mengajari kamu.
Jika pun, kamu bertekad untuk pergi dari perusahaan keluarga dan melanjutkan karir di tempat orang. Bukan hanya kerjasama di pekerjaan saja yang berhenti, bisa jadi kerjasama dalam kehidupan keluarga pun akan berhenti lho.
Perasaan kecewa dan amarah dari keluarga bisa muncul, ketika mereka terang-terangan tidak setuju dengan jalan yang kamu ambil.
Lalu, apakah kehidupanmu akan berjalan baik dengan perasaan bersalah ke orang tua kamu?
4. Rasa Emosional yang Lebih Mendalam
Perjalanan dalam membangun usaha bukanlah hal yang mudah. Terkadang, ada titik dimana usaha berada dalam kondisi sulit dan lambat.
Saat itu pun, kamu harus melihat orang tua yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, disisi lain mereka juga harus menjaga perusahaan agar tetap bertahan.
Kondisi tersebut pastinya akan menguras emosi kamu dan sedikit memalukan bagi orang tua.
Tidak ada satupun orang tua yang menginginkan anaknya tahu bahwa sekarang ini berada di posisi yang lemah.
Sebagai anak yang bekerja dengan orang tuanya dalam melawan perusahaan besar lainnya. Tentunya, perusahaan ketika berada di pasang surut perasaan emosionalnya jauh lebih pribadi.
5. Ide Kamu Akan Sulit Dihargai
Hampir sebagian besar orang tua yang melibatkan anak dalam usaha yang sedang di bangun. Akan memiliki kesulitan dalam membedakan antara anggota perusahaan atau anak kandungnya.
Lantas inilah yang terkadang membuat orang sulit untuk mempercayai atau menghargai setiap ide yang diberikan oleh sang anak.
Karena bagi mereka, kamu tidak lain adalah ‘bayi’ kecilnya yang tidak memiliki kemampuan dalam mengurus perusahaan.
Meskipun kamu berkompeten dalam bidangnya dan pendapat kamu faktanya bagus untuk perusahaan. Namun, orang tua akan menolak ide yang telah kamu berikan tersebut.
Sayangnya, sebagai seorang manusia yang memiliki perasaan. Penolakan tersebut bisa akan membebanimu dan menimbulkan perasaan dendam yang mendalam.
6. Tidak Ada Waktu Keluarga yang Ada Hanya Pekerjaan
Keadaan akan menjadi membosankan ketika kondisi rumah tidak jauh berbeda dengan bekerja.
Ketika bekerja untuk keluarganya, tidak dapat dipungkiri jika kebanyakan yang diobrolkan ialah pekerjaan.
Tidak peduli dalam kondisi makan ataupun sedang bersenang-senang, semua percakapan bisa beralih ke bisnis.
Ketegangan antar keluarga pun cenderung terjadi. Kamu akan kehilangan suatu momen yang tidak mungkin bisa kamu dapatkan lagi. Ya, sebuah hubungan pribadi antar anggota keluarga.
Lantas, apakah dengan kekurangan semua itu kamu masih ingin bergabung di perusahaan orang tua? Apapun jalan karir yang kamu ambil, sudah cukup dewasa dan luas pemikiranmu.
Apabila membangun perusahaan keluarga lebih penting bagimu dan sudah bergabung. Pastikan untuk menghindari kondisi di atas dan buatlah keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan.
Jika kamu punya tips menjalankan bisnis bersama keluarga yang bisa dibagikan. Jangan lupa untuk tulis di kolom komentar ya! Good luck!