Pengertian Audit adalah: Arti, Jenis, Tujuan, dan Cara Audit

Pengertian Audit adalah: Arti
Pengertian Audit adalah: Arti
Iron Man
Iron Man
Print PDF

Secara etimologi, kata audit berasal dari bahasa Latin ‘auditus‘ yang berarti memeriksa, dari ‘audire‘ yang berarti mendengar. Audit adalah pengumpulan dan pemeriksaan bukti terkait informasi untuk menentukan dan membuat laporan mengenai tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan.

Istilah audit biasanya mengacu pada audit laporan keuangan. Audit keuangan adalah proses pemeriksaan dan penilaian atas laporan keuangan suatu perusahaan atau badan hukum lainnya yang dilakukan oleh pihak independen.

Namun, audit memiliki jenis-jenis lain yang juga diterapkan oleh banyak organisasi. Nah untuk mengetahui apa itu audit, berikut ini pembahasan lengkap mengenai definisi audit.

Pengertian Audit Menurut Para Ahli

Pengertian Audit Menurut Para Ahli

1. KBBI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, audit memiliki beberapa arti, yaitu:

  • Pemeriksaan pembukuan tentang keuangan (perusahaan, bank, dan sebagainya) secara berkala.
  • Pengujian efektivitas keluar masuknya uang dan penilaian kewajaran laporan yang dihasilkannya.
  • Pemeriksaan terhadap peralatan, program, aktivitas, dan prosedur untuk menentukan efisiensi dari kinerja keseluruhan sistem terutama untuk menjamin integritas dan keamanan data.

2. American Accounting Association

Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan dan peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Kementerian Negara PANRB

Menurut peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No: PER/05/M.PAN/03/2008, audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

4. Standar Profesional Akuntansi Publik 2011

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang independen dan komponen

5. Arens

Audit adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi yang didapat dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang memiliki kompeten dan independen.

6. Sukrisno Agoes

Audit adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

7. Mulyadi

Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Jenis-Jenis Audit

Jenis-Jenis Audit

1. Audit Internal

Audit internal adalah proses audit suatu bisnis yang dilakukan oleh mereka yang dipekerjakan oleh perusahaan atau organisasi tempat mereka melakukan audit, Akan tetapi, bisa juga dilakukan oleh auditor konsultan jika perusahaan tidak memiliki sumber daya internal untuk mengaudit bagian tertentu dari operasi mereka sendiri.

Laporan audit yang dihasilkan akan diberikan langsung kepada manajemen dan dewan direksi. Hasil audit internal ini digunakan untuk melakukan perubahan manajerial dan perbaikan pengendalian internal.

Tujuan audit internal adalah menilai dan mengevaluasi apakah organisasi tersebut mengikuti suatu proses internal, peraturan, aturan, dan norma selain demi menentukan mengenai kesesuaian norma peraturan.

2. Audit Eksternal

Audit eksternal adalah proses audit yang dilakukan oleh perusahaan dan lembaga independen atau pihak ketiga yang ditugaskan secara khusus untuk mengevaluasi dan menilai kepatuhan organisasi yang dikaitkan dengan norma peraturan.

Keunggulan dari audit eksternal adalah konsep independen. Yang mana ketika audit dilakukan oleh pihak ketiga, laporan yang dihasilkan auditor atas item yang diaudit (keuangan perusahaan, pengendalian internal, atau sistem) dapat jujur ​​tanpa memengaruhi hubungan kerja sehari-hari di dalam perusahaan.

Selain itu, audit eksternal juga berfungsi untuk melengkapi audit internal sehingga memberikan keyakinan kepada pihak yang berkepentingan terhadap laporan audit bahwa audit yang dilakukan akurat dan lengkap.

3. Audit Keuangan

Audit keuangan merupakan audit yang biasanya dilakukan oleh pihak eksternal untuk menentukan dan menganalisis kewajaran dan keakuratan laporan keuangan bisnis.

Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut akan dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan mengenai informasi keuangan seperti pemegang saham, kreditur dan pemberi pinjaman.

4. Audit Operasional

Audit operasional bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian organisasi, menganalisis tujuan, struktur organisasi, proses perencanaan, prosedur, dan hasil operasi perusahaan.

Audit operasional dapat menjadi pemeriksaan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan karena hasil dari audit operasional ini berupa rekomendasi-rekomendasi perbaikan.

Umumnya audit operasional dilakukan secara internal. Namun, audit operasional juga bisa bersifat eksternal.

5. Audit Pajak

Audit pajak dilakukan untuk menilai keakuratan laporan pajak yang diajukan perusahaan. Biasanya audit jenis ini mengandung konotasi negatif dan dipandang sebagai indikasi dari beberapa jenis kesalahan oleh wajib pajak. Namun, audit pajak tidak selalu merupakan indikasi adanya kesalahan.

Auditor akan menganalisa kewajiban pajak suatu bisnis untuk memastikan perusahaan tidak lebih membayar pajak atau tidak kurang membayar pajak.

6. Audit Sistem Informasi

Audit sistem informasi dilakukan oleh perusahaan yang menggunakan teknologi dalam menunjang bisnisnya. Audit sistem informasi bertujuan untuk mendeteksi masalah yang berkaitan dengan pengembangan perangkat lunak, pemrosesan data, dan sistem komputer.

Jenis audit ini memastikan sistem dapat memberikan informasi yang akurat kepada pengguna dan memastikan pihak yang tidak berwenang tidak memiliki akses ke data pribadi. Perusahaan harus secara teratur melakukan audit keamanan siber untuk memastikan sistem mereka aman dari peretas.

Selain itu, audit ini juga bertujuan untuk menentukan apakah kegiatan operasional IT sudah sesuai dengan standar-standar prosedur yang telah ditetapkan.

7. Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan, regulasi, dan kebijakan yang telah ditetapkan, baik oleh pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal seperti pemerintah atau instansi pemerintahan.

Tujuan Melakukan Audit

Tujuan Melakukan Audit

1. Memastikan Akurasi

Audit dilakukan untuk memastikan dan memperkirakan saldo dan transaksi sudah dicatat dengan jumlah yang benar. Selain itu, juga dilakukan dengan cara perhitungan yang benar, diklasifikasikan, serta dicatat secara tepat.

2. Memastikan Kelengkapan

Tujuan dari audit adalah untuk memastikan semua transaksi yang terjadi telah dicatat atau dimasukkan ke dalam jurnal dengan segala kelengkapannya.

3. Membuat Penilaian

Tujuan selanjutnya dari audit adalah untuk melakukan penilaian. Memastikan bahwa prinsip-prinsip yang berlaku secara umum sudah diterapkan secara benar.

4. Memastikan Kejadian

Memastikan bahwa semua transaksi dan peristiwa serta hal-hal lain yang telah dicatat memang benar-benar terjadi, dan berhubungan dengan organisasi tersebut.

5. Memastikan Keberadaan

Memastikan bahwa seluruh kewajiban, aset, dan ekuitas (modal dan cadangan) yang dimiliki perusahaan secara fisik memang ada atau dimiliki entitas pada tanggal pelaporan.

6. Membuat Klasifikasi

Membuat Informasi keuangan yang disajikan dan diungkapkan dengan tepat, jelas dan ringkas sehingga membuatnya dapat dipahami

7. Cutoff

Cutoff adalah memastikan transaksi dan kejadian telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar.

Tahapan dan Cara Audit

Tahapan dan Cara Audit

1. Tinjauan Analitis

Tinjauan analitis bukanlah prosedur yang digunakan untuk memperoleh bukti audit, tetapi merupakan prosedur yang digunakan untuk menilai transaksi atau peristiwa yang tidak biasa sebagai prinsip atau dasar untuk melaksanakan prosedur lain.

Sebagai contoh, jika auditor menemukan adanya transaksi atau peristiwa yang tidak biasa sebagai akibat dari penggunaan tinjauan analitis, maka auditor akan menggunakan prosedur lain yang berlaku untuk memperoleh bukti.

2. Pertanyaan

Permintaan keterangan adalah metode pengujian dimana auditor mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang proses bisnis dan pencatatan transaksi keuangan yang tepat untuk memastikan perusahaan melakukan segala kemungkinan untuk menghindari risiko.

Salah satu contoh penyelidikan yang biasa dilakukan adalah menanyakan kepada manajemen bagaimana catatan keuangan perusahaan disimpan, bagaimana standard operating procedures, dan lain sebagainya.

3. Pengamatan

Pengamatan merupakan salah satu prosedur audit yang digunakan auditor untuk memperoleh pemahaman dan mengumpulkan bukti audit terutama pada proses atau cara klien melakukan beberapa proses bisnis tertentu.

Misalnya, manajemen menyatakan bahwa catatan keuangan disimpan dengan baik di lemari terkunci. Kemudian, untuk memverifikasi bahwa catatan tertentu telah disimpan dengan aman di lemari terkunci, auditor akan melihat dan mengamati seorang karyawan membuka dan menyimpan catatan di lemari tersebut.

4. Inspeksi

Inspeksi mengacu pada pemeriksaan dokumen-dokumen. Auditor akan memeriksa dan menentukan apakah proses bisnis secara konsisten didokumentasikan dengan benar. Misalnya auditor dapat memeriksa apakah formulir-formulir sudah diisi dengan benar, dan pemeriksaan bukti yang mencakup peninjauan dokumentasi dan catatan lainnya.

5. Perhitungan Ulang

Perhitungan ulang adalah jenis prosedur audit yang digunakan untuk memastikan keakuratan transaksi yang melibatkan perhitungan. Misalnya, memeriksa penggajian otomatis untuk memastikan gaji yang dibayarkan kepada karyawan sudah benar.

Itulah gambaran secara detail mengenai audit. Intinya sebelum melakukan audit, pastikan dahulu bahwa Anda sudah memahami berbagai pengetahuan mengenai hal tersebut.