Dalam menjalani hidup, setiap orang mengambil perannya masing-masing. Kebanyakan orang berharap bisa hidup bahagia setiap hari bahkan setiap saat. Namun, tidak semua orang bisa merasakan kebahagiaan itu. Ada beberapa orang yang justru merasa kurang bersemangat, stres bahkan depresi.
Ya, bahagia setiap orang memang berbeda. Namun, cara berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari menjadi langkah yang baik agar bisa memiliki hidup yang lebih bahagia. Berikut adalah beberapa kebiasaan buruk yang sebaiknya kamu singkirkan agar hidup terasa ringan dan bahagia:
1. Stres yang Berlebihan
Stres adalah bagian kehidupan yang normal, tetapi stres yang berlebihan dan tidak terkontrol juga tidak baik untuk otak. Saat stres, otak melepaskan hormon kortisol yang ketika disekresikan dalam jumlah besar menghalangi otak berfungsi dengan baik. Hal ini juga menyebabkan otak menyusut sehingga menghambat pembelajaran dan memori.
Ada berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk meredakan stres, mulai dari liburan, istirahat yang cukup, hingga menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Menjaga tubuh agar tetap sehat dan terjaga adalah sebuah keharusan.
2. Berusaha Menjadi Sempurna
Setiap orang harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang hidup sempurna. Terlalu terobsesi menjadi sempurna bisa mempengaruhi kesehatan mental dan menetapkan tujuan yang berada di atas jangkauan.
Berjuang untuk kesempurnaan sepanjang waktu justru mengarah pada kekecewaan dan stres berlebihan yang bisa membuat hidup tidak bahagia. Solusinya, kamu bisa memperbaiki kehidupanmu sebaik mungkin tanpa harus memikirkan bagaimana cara menjadi sempurna.
3. Marah Tanpa Penyebab
Studi menunjukkan bahwa kemarahan yang tidak terkendali menyebabkan kabut mental di mana kamu tidak bisa berpikir jernih. Kemarahan adalah emosi yang normal, tetapi kemarahan yang memendam adalah sifat buruk yang harus kamu kendalikan dan singkirkan sepenuhnya. Mengapa?
Kemarahan bisa membuat kamu terlihat buruk dan mengatakan hal-hal yang mungkin akan kamu sesali selamanya. Selain itu, marah berlebihan juga dapat mengganggu kesehatan mental. Ada baiknya meredakan amarah dan mulai berbicara ketika kamu sudah merasa tenang.
4. Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Jika kamu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain, hal itu dapat berdampak besar pada suasana hati dan sikap. Ini memaksa kamu untuk fokus pada apa yang tidak kamu miliki daripada semua hal positif yang telah kamu miliki dalam hidup.
Cara yang tepat untuk mengatasinya yakni dengan berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan perbanyak bersyukur. Jika sudah terlanjur membandingkan diri sendiri dengan orang lain, gunakan perbandingan tersebut sebagai pendorong motivasi kamu untuk berbuat yang lebih baik lagi.
5. Selalu Berpikir Negatif
Negative thinking adalah cara berpikir yang lebih condong pada sisi-sisi negatif dibanding sisi positifnya. Selalu berpikir negatif membuatmu merasa tidak bahagia dan hanya membuat hidup menjadi sulit. Kamu dapat meningkatkan kebahagiaan dengan berfokus pada hal-hal positif dan mengurangi pikiran negatif.
Otak akan terus memantau nada emosi dan pikiran. Terlalu sering berpikir negatif akan memicu otak merespons dengan menciptakan stres dan kesedihan. Saat kamu bisa lebih banyak berpikiran positif, otakmu akan menciptakan relaksasi dan kebahagiaan.
6. Kurang Tidur
Menurut sebuah riset yang dilakukan oleh sekelompok psikolog dari Norwegia dan diterbitkan dalam the Journal Sleep, kurang tidur membuat kita sulit untuk merasakan kebahagiaan yang utuh.
Peneliti mengungkapkan bahwa kurang tidur hanya 2 jam dari durasi normal bisa membuat kita sulit merasakan kebahagiaan yang utuh. Dalam jangka waktu lama, kurang tidur juga bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental.
Oleh karena itu, biasakanlah untuk tidur lebih awal di malam hari, usahakan juga waktu tidur malam minimal 8 jam agar tubuh kita dapat beristirahat total dan dapat meregenerasi sel-selnya.
7. Kurang Olahraga
Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan demensia dan depresi. Ini juga berhubungan dengan olahraga dan kesehatan mental. Selain itu, resiko mengalami sakit dua kali lebih tinggi jika kamu tidak berolahraga. Berolahraga secara teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan mental dan fisik.
Menurut penelitian tentang suasana hati yang baik dan aktivitas fisik, orang yang berolahraga seminggu sekali atau hanya 10 menit sehari cenderung lebih ceria daripada mereka yang tidak pernah berolahraga.
Sejumlah penelitian sebelumnya telah mencatat bahwa orang yang aktif secara fisik memiliki risiko yang jauh lebih rendah untuk mengalami depresi dan kecemasan daripada orang yang jarang bergerak.
8. Berlebihan Menggunakan Media Sosial
The Child Mind Institute mengatakan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan kecemasan remaja. Masalah kesehatan mental akibat penggunaan media sosial juga dapat mempengaruhi orang dewasa.
The Telegraph melaporkan survei terbaru terhadap 1.500 pengguna Facebook dan Twitter dari kalangan dewasa dimana 62 persen partisipan melaporkan perasaan tidak mampu dan 60 persen melaporkan rasa kecemburuan karena membandingkan diri mereka dengan pengguna media sosial lainnya.
Sementara 30 persen mengatakan menggunakan media sosial hanya membuat mereka merasa kesepian. Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam Psychiatric News mengaitkan penggunaan berbagai platform media sosial dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan.
9. Suka Menunda-nunda
Terlalu sering menunda-nunda ternyata bisa membuat hidup kurang bahagia lho. Penulis The Procrastination Equation, Piers Steel menjelaskan hubungan antara penundaan dan kebahagiaan.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Procrastination Research Group dengan lebih dari 10.000 responden menemukan bahwa 94 persen melaporkan penundaan memiliki beberapa efek negatif pada kebahagiaan mereka, dengan 19 persen menunjukkan bahwa efeknya sangat negatif.
Selain itu, Piers Steel juga melakukan penelitian serupa di situs web miliknya. Dia menemukan bahwa 70 persen orang yang suka menunda-nunda merasa kurang bahagia daripada orang kebanyakan. Alasan untuk ini, sebagian besar dari mereka menyesal karena telah menunda-nunda waktu.
“Dalam buku saya, saya mengidentifikasi domain kehidupan di mana kebanyakan penundaan terjadi, yaitu kesehatan, karir, dan pendidikan Anda. Ini adalah area kehidupan yang sama di mana kita akan mengalami penyesalan” ujar Piers Steel
10. Tidak Bersyukur
Selalu merasa kurang dan tidak bersyukur membuat hidup tidak tenang. Kurangnya rasa syukur membuat kamu sering mengeluh, selalu membandingkan diri dengan orang lain, melihat suatu kejadian dari sisi negatif hingga merasa lebih banyak kehilangan daripada menerima. Padahal bersyukur memberikan dampak yang sangat baik bagi kehidupan.
Seorang psikolog dan profesor, Robert Emmons telah melakukan banyak penelitian tentang hubungan antara syukur dan kesejahteraan. Penelitiannya menegaskan bahwa rasa syukur secara efektif meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi depresi. Dengan bersyukur bisa mengurangi iri hati, kebencian hingga frustasi dan penyesalan.
Kita semua memiliki kemampuan dan kesempatan untuk menumbuhkan rasa syukur. Dibanding harus mengeluh memikirkan bagaimana cara mendapatkan apa yang kamu inginkan, meluangkan waktu untuk fokus pada yang kamu miliki membuat kamu menjadi lebih baik dan bahagia.
Memiliki ‘sikap syukur’ adalah salah satu cara paling sederhana untuk meningkatkan kepuasan hidupmu.
Itulah beberapa kebiasaan buruk yang harus disingkirkan sehingga membuat hidup merasa lebih bahagia dan tanpa beban. Sayangi dirimu sendiri dengan menerapkan hal-hal positif dalam hidup!