Siapa yang tidak kenal Kudo? Salahsatu startup bisnis e-commerce terbaik di Indonesia karena menerapkan sistempenjualan yang berbeda. Kudo mengusung sistem O to O alias online to offline.Kudo sendiri memiliki kepanjangan yaitu Kios Untuk Dagang Online. Kudo membantuorang-orang yang ingin berbelanja dan mencari produk kebutuhan secara onlinedengan transaksi offline.
Dengan lebih dari satu juta agenKudo yang tersebar di seluruh Indonesia, Kudo telah membantu memecahkanproblematika penggunaan teknologi yang ada di Indonesia ini. Banyaknya parapembeli yang tidak bisa berbelanja secara online, terbantu dengan adanya Kudoini. Mereka hanya tinggal pergi ke agen Kudo saja untuk mencari produk-produkyang dibutuhkan. Lalu agen Kudo akan mencarikan produk secara online.
Pembeli hanya tinggal membayarmelalui agen Kudo dan menunggu hingga barangnya diantar ke rumah. Untukmenemukan agen-agen Kudo di sekitar rumah, agen Kudo dihimbau memasang posteratau banner Kudo yang menunjukkan bahwa ia adalah agen Kudo yang siap membantumemenuhi kebutuhan pelanggan. Kudo sekarang tidak hanya berfokus pada jual beliproduk saja, namun juga sudah merambah ke berbagai bisnis online.
Seperti berjualan pulsa, ataumembayar tagihan rumah lainnya, semua bisa terbantu dengan Kudo. Seseorang yangingin berbisnis pulsa menjadi agen atau dealer pulsa, semuanya bisa dari Kudo.Kudo menyediakan pulsa untuk semua operator yang bisa dijual oleh agen-agen pulsa.Kudo juga menyediakan server pulsa bagi agen Kudo yang ingin menjadi dealerpulsa. Lalu masih banyak lagi bisnis online lainnya yang menguntungkan.
Awal Berdirinya Kudo
Kudo didirikan oleh dua orang yangsudah bersahabat sejak lama yaitu Agung Nugroho dan Albert Lucius. Merekaberdua merupakan lulusan dari Haas Business of School. Albert dan Agungmendapati sebuah permasalahan yang ada di Indonesia, yaitu keterbatasan aksesinternet untuk membeli produk-produk yang dibutuhkan secara online.
Pada saat itu, sudah ada beberapatoko online, tapi masih ada sebagian orang Indonesia yang masih sulitmenjangkau akses internet. Ataupun memiliki ketidaktahuan dalam menggunakaninternet terlebih lagi untuk belanja online. Serta kurangnya pengalamanmenggunakan kartu kredit maupun rekening bank untuk melakukan transaksi online.Hal ini menjadi landasan rumusan masalah bagi Albert dan Agung untukmenciptakan Kudo.
Hingga pada tahun 2014, dibangunlahKudo sebagai wadah untuk menjembatani antara pembeli dengan agen yang bisa membantumenemukan produk yang mereka cari secara online. Albert Lucius yang pernah bekerjasebagai Product Engineer dari perusahaan Apple pada tahun 2010, menjabatsebagai CEO atau Chief Excecutive Officer di Kudo.
Sedangkan Agung Nugroho yang pernahbekerja di Boston Consulting Group sebagai konsultan, menjabat sebagai COO atauChief Operating Officer di Kudo. Keduanya menggunakan kemampuan dalampengalaman bekerja masing-masing untuk membangun Kudo. Saat itu, Kudo barumemiliki 21 karyawan yang bekerja untuk menciptakan situs Kudo.
Pada awal berdirinya Kudo, Albertdan Agung sempat mengalami kesulitan mendapatkan agen-agen yang mau bergabungdengan Kudo. Promosi demi promosi terus dilakukan dengan mengadakan pameran dibeberapa mall. Saat itu, belum banyak orang yang tertarik menjalani bisnisonline dengan Kudo karena masih belum memahami sistem bisnis yang ada padaKudo.
Belajar dari kesalahan, akhirnyaAlbert dan Agung kembali menyusun siasat sistem bisnis untuk menarik banyakorang yang tertarik bergabung dengan Kudo. Kudo didanai oleh East Ventures pada awal berdiri,kemudian Kudo berkembang dari 2014 ke 2016 dengan perubahan yang cukup baik.Pada tahun 2016, Kudo telah memberdayai lebih dari 250.000 agen yang tersebardi Indonesia.
Kudo juga sudah memiliki 350 lebihkaryawan yang bekerja. Kemudian pada tahun 2016, Kudo bekerja sama denganberbagai marketplace sukses di Indonesia seperti Hijabenka, Muslimarket, Elevenia,Bukalapak, Lazada, Siciolla, Pesona Nusantara, serta Lakupon. Untukmenghubungkan produk-produk jualan yang ada di situs-situs tersebut ke dalamsistem Kudo dan memperluas jaringan pemasaran.
Tidak hanya itu saja, Sukan Makmuri yang merupakan seorang CEO dari KasKus juga bergabung di Kudo menjadi CTO alias Chief Technology Officer. Yang akhirnya membuat Kudo semakin berkembang begitu pesat. Kudo akhirnya mencapai target satu juta agen di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2016. Bisnis Kudo pun berkembang ke banyak wirausaha digital tidak hanya jual beli produk saja.
Baca Juga: Biografi Forest Li – Pendiri SEA Ltd dan Shopee
Diakuisisi Oleh Grab
Sekitar awal tahun 2017, beritamengejutkan datang dari pihak Grab, salah satu perusahaan ojek online terbesardi Indonesia, yang ingin mengakuisisi Kudo. Kudo bekerjasama dengan Grabsebagai platform untuk tempat mendaftar calon-calon pengemudi Grab. Jadi, agenKudo bisa membantu rekan atau kerabatnya yang ingin mendaftar sebagai pengemudiGrab melelui dirinya.
Pihak Grab tertarik dengan sistemteknologi yang dilakukan oleh Kudo yang memudahkan agen Kudo dalam melakukantransaksi secara online. Sistem bisnis seperti inilah yang ingin jugaditerapkan oleh pihak Grab. Ketika seseorang ingin mendaftar sebagai calonpengemudi Grab, ia hanya tinggal pergi ke agen Kudo. Lalu agen Kudo membantusemua proses pendaftarannya secara online.
Dan juga pembayaran online padaplatform Kudo dialihkan menjadi GrabPay (yang sekarang ini menggunakan OVO).Akuisisi dari Grab ini merupakan investasi langkah besar yang akanmenguntungkan kedua belah pihak. Dan juga merupakan langkah awal untukmewujudkan program GrabIndonesia 2020 di tahun ini.
Untuk mendukung perkembangan ekonomi digital yang ada pada Kudo, Grab akan memberikan investasi hingga 700 juta US Dollar. Investasi ini yang diharapkan bisa membuat Kudo bisa mengembangkan startup digitalnya lebih luas lagi dan menarik banyak agen. Dan Grab bisa memperluas jaringan agen hingga ke seluruh pelosok negeri Indonesia.
Warung Kudo secara perlahan akan berubah menjadi GrabKios. Seluruh warung yang berlogo Kudo saat ini sudah menggunakan Aplikasi GrabKios, sehingga produk dan layanan yang ditawarkan sama.
Kepergian Albert Lucius dari Kudo
Setelah Kudo meraih kesuksesannyabersama Grab hingga tahun 2018, terjadi sebuah peralihan jabatan di akhir tahun2018. Saat itu, GrabPay beralih menjadi OVO untuk kemudahan sistem pembayaranyang bisa dilakukan di semua toko online, gerai toko offline, dan marketplacedi Indonesia. Alberti Lucius meninggalkan jabatannya di Kudo sebagai CEO untukmengambil peran di OVO.
Karena keputusannya ini, Agung Nugroho akhirnya beralih jabatan menjadi CEO di Kudo setelah sebelumnya menjabat sebagai COO. Peralihan jabatan ini terjadi pada bulan Oktober 2018 dan bertepatan dengan laporan dari kantor pusat Grab di Singapura yang telah mengakuisisi saham OVO. Langkah ini merupakan salah satu awal perubahan dari perkembangan teknologi jual beli online di Indonesia.
Kudo telah memberikan pengaruh yangcukup besar pada perkembangan industri teknologi e-commerce di Indonesia karenamengusung ide yang berbeda dari marketplace yang lain. Hal ini membuatstartup-startup digital e-commerce baru lainnya bermunculan dengan konsep yanghampir sama. Hingga saat ini, perkembangan Kudo begitu pesat dengan hampir 2juta agen di seluruh Indonesia.