Membangun sebuah bisnis bukanlah hal yang mudah dan pastinya tidak bisa sembarangan. Semua perlu pertimbangan dan perhitungan yang matang, rinci, dan jelas. Salah satu hal yang memiliki dampak risiko tinggi ialah yang berhubungan dengan laporan keuangan.
Faktanya, keuangan menjadi hal yang terpenting dalam sebuah bisnis. Sebab, faktor inilah yang menjadi tolak ukur, apakah bisnis bisa berkembang atau sebaliknya. Atas dasar itu, hampir semua perusahaan yang berkembang dan sukses memiliki seorang yang ahli di bidang akuntansi.
Sayangnya hampir sebagian besar pengusaha terutama pemula, tidak tahu cara dan pentingnya membuat laporan keuangan untuk sebuah bisnis. Bahkan, staff di bagian akuntansi pun sulit untuk menjelaskan dan menjabarkannya secara rinci dan detail. Akibatnya tidak sedikit dari mereka yang membuat laporan keuangan ala kadarnya. Bahkan, jauh dari kata ‘standar’ yang berlaku.
Sebelum masuk terlalu dalam, sebaiknya pahami terlebih dahulu apa itu laporan keuangan.
Pengertian laporan keuangan
Sederhananya, laporan keuangan merupakan catatan uang dan transaksi dalam bisnis. Record keuangan harus rinci dan detail, baik itu uang masuk maupun biaya pengeluaran semua harus terdata.
Namun, pastinya dalam pikiran kita masih bertanya-tanya. Berapa lama waktu atau periode yang tepat untuk membuat catatan keuangan tersebut? Jawabannya, tergantung kebijakan perusahan.
Kenapa begitu? Karena ada hubungannya dengan menganalisa perkembangan perusahaan. Jika catatan keuangan tersebut hanya bisa di analisa dalam kurun waktu tahunan. Maka, tidak perlu pelaporan bulanan tapi tahunan. Sederhananya seperti itu.
Misal sebagai contoh. Ada perusahaan A yang menjualkan produk skincare. Perusahaan tersebut hanya sebagai penjual bukan yang memproduksi. Disisi lain, ada perusahaan B yang menjualkan produk skincare hasil produksinya sendiri. Artinya, perusahan B tergolong dalam perusahaan besar.
Dilihat dari kasus tersebut, bisa dipahami jika perusahaan A membutuhkan record keuangan dalam periode bulan. Hal ini karena, perusahaan A adalah sebagai distributor atau penyalur produk.
Untuk perkembangan bisnisnya, analisa per bulan itu jauh lebih baik dan efektif. Sebab, perusahaan tersebut harus terus memutar uang dan ingin mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dalam waktu yang relatif cepat.
Sementara untuk perusahaan B tidak terlalu membutuhkan laporan bulanan. Karena perusahaan tersebut sebagai produksi. Artinya, mereka telah memiliki modal yang besar dalam kurun waktu jangka panjang.
Jika dibuat laporan keuangan bulanan, akan sangat kurang efektif untuk melihat fluktuatif bisnis tersebut. Oleh karena itu, laporan per tahunan mampu memberikan algoritma yang jauh lebih jelas dalam menganalisa perkembangan bisnisnya selama ini.
Seberapa pentingnya laporan keuangan untuk sebuah perusahaan?
Selain sebagai record transaksi, agar uang masuk dan uang keluar tahu betul arahnya kemana. Laporan ini memiliki fungsi yang kuat bagi seorang investor untuk menanamkan modalnya ke suatu perusahaan. Itu poin pentingnya!
Gambarannya seperti ini, perusahaan tidak akan berjalan jika tidak memiliki modal yang kuat. Selain modal dari pemilik perusahaan, modal tersebut juga bisa didapatkan dari para investor.
Investor, pastinya tidak ingin asal-asalan dalam menaruh uangnya ke suatu perusahaan. Mereka (investor) tentunya akan melihat seberapa sehat perusahan tersebut. Maksudnya, sehat dari segi keuangan dan potensi pendapatan perusahaan.
Apakah sekarang ini, Anda sedang bertanya-tanya. Darimana investor bisa tahu perusahan itu sehat atau tidak? Jawabannya, ada pada laporan keuangan perusahan.
Seorang Investor tidak akan menyisahkan celah sedikit pun untuk tidak peduli dengan suatu hal yang berhubungan dengan perusahaan. Bagi investor, business is business. Semua analisa harus detail, rinci, dan akurat. Tidak boleh ada informasi yang lolos. Apalagi yang berhubungan dengan keuangan.
Sebesar itulah kekuatan dan pengaruh laporan transaksi dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, membuat laporannya pun tidak boleh asal-asalan. Sebab, laporan tersebut nantinya harus dipertanggungjawabkan sebagai bahan evaluasi perusahaan kedepannya.
Jika ditarik kesimpulannya, akuntansi keuangan memiliki fungsi penting untuk menilai kondisi bisnis, sebagai bahan untuk evaluasi, serta bentuk pertanggungjawaban perusahaan.
Maka dari itu, Anda tidak boleh melewatkan cara membuatan akuntansi keuangan yang benar dan sesuai standar.
Macam-macam jenis laporan keuangan pada bisnis
Sebelum melanjutkan ke cara membuatnya, alangkah baiknya jika Anda mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis akutansi keuangan yang ada.
1. Laporan laba rugi
Laporan yang berisi tentang data-data pemasukan dan pengeluaran suatu perusahan dalam periode tertentu. Disini, laporan terbagi lagi menjadi 2 jenis yaitu single step dan multiple step.
Single step adalah penghasilan bersih. Perhitungannya dari penjumlahan nilai pendapatan dan keuntungan, dikurangi jumlah dari nilah beban dan kerugian.
Rumusnya,
Penghasilan bersih = (pendapatan + keuntungan) – (beban+kerugian)
Sementara, multiple step lebih kompleks daripada single step. Dimana, sebelum mendapatkan nilai akhir (labar bersih) harus ada perhitungan mengenai laba kotor, pendapatan operasi, dan penghasilan bersih-nya.
Lebih jelasnya, bisa dilihat pada gambar.
2. Laporan arus kas
Laporan yang berhubungan dengan arus keluar masuknya uang perusahaan. Yang berguna untuk mengetahui perputaran uang. Ada 3 aktivitas utama pada laporan ini, diantaranya yaitu operasi, investasi, dan pendanaan.
Aktivitas operasi berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Aktivitas investasi dari hasil penjualan / pembelian aktiva tetap. Dan, aktivasi pendanaan berasal dari penambahan modal perusahaan.
Contoh laporan arus kas bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
3. Laporan perubahan modal
Laporan yang memberikan informasi tentang ekuitas perusahaan, akibat dari operasi perusahaan dan transaksi dengan pemiliknya.
Agar lebih mudah perhatikan contoh gambar ini.
4. Laporan neraca
Laporan menginformasikan tentang aktiva dan yang berhubungan dengan kewajiban perusahaan. Ada dua macam pada laporan neraca, yaitu bentuk stafel (vertikal) dan skontro (horizontal).
Aset = kewajiban + modal
Kurang lebih, laporannya seperti gambar di bawah.
5. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang memberikan penjelasan mengenai nilai dari laporan keuangannya. Yang membantu untuk menginformasikan perihal penyimpangan anggaran dalam metodelogi akun tahun ke tahun.
Cara membuat akuntansi keuangan
Mengetahui macam-macam laporan tidak akan cukup jika tidak dipraktikkan. Karena itulah, ikuti cara tahapan-tahapannya berikut ini secara ringkas dan padat.
1. Kumpulkan dan catat transaksi di buku kecil
Setiap hari, perusahaan pasti melakukan transaksi dan ada bukti transaksinya. Pastikan bukti tersebut aman dan tidak hilang. Catat semua transasi dengan rinci.
2. Rekap dan masukkan dalam buku besar
Setelah itu, jangan lupa memasukkan data transasi dalam buku besar. Dimana di dalamnya terdapat rincian keseluruhan transaksi dari setiap periode.
3. Susun neraca saldo
Susun dengan cara mengelompokkan ke dalam kelompok pasiva atau aktiva. Tujuannya agar mempermudah pengecekan keseimbangan rekening, baik debit ataupun kredit.
4. Mengumpulkan data untuk membuat akutansi penyesuaian
Mencatat transaksi sedikit banyak pasti ada satu bagian transasi yang terkadang lupa atau belum di catat. Bisa jadi, ada catatan yang tidak sesuai dengan kebenarannya. Maka dari itu, perlu membuat catatan penyesuaian sebelum tahapan pembuatan laporan.
5. Menyusun neraca lajur
Disini, Anda cukup menyesuaikan data dari neraca saldo dengan akuntansi penyesuaian. Yang nantinya akan dilaporkan dalam neraca dan laporan rugi laba.
6. Membuat laporan keuangan
Setelah menyusun neraca lajur, Anda tinggal menyalin kembali dan di tulis dengan rapi sesuai dengan standar pembuatan laporan akuntansi.
Apa risikonya, jika laporan akuntansi ala kadar atau tidak sesuai standar?
Perusahaan yang memiliki laporan ala kadar dan tidak sesuai standar, tentu akan sangat berisiko bersar terhadap perkembangan bisnisnya. Diantaranya yaitu,
- Perusahaan di anggap tidak profesional
- Investor tidak akan tertarik untuk menanamkan modal
- Kesehatan perusahaan di pertanyakan
- Terindikasi adanya aliran dana yang tidak sesuai dengan kebutuhan
- Diragukan.
Sekarang, cek laporan akuntansi perusahaan Anda. Sudahkan sesuai standar? Jika belum, ikuti tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan. Sukses untuk bisnis Anda!