Pernah nggak kamu merasa ada yang berubah dilingkunganmu (orang-orang disekitar kamu)? Sayangnya, kamu sendiri pun tidak tahu betul apa dan siapa yang memulai perubahan tersebut.
Namun, berjalannya waktu lingkungan sosial tersebut tidak memberikan kenyamanan. Alhasil, kondisi tersebut mulai membuat kita meragukan diri sendiri.
Apabila hal tersebut pernah atau saat ini sedang kamu rasakan. Bisa jadi, kamu tengah mengalami fase yang disebut dengan gaslighting. Lalu, apa gashlighting itu?
Gashlighting adalah suatu perilaku atau tindakan kekerasan secara emosional yang terjadi dalam hubungan pertemanan, relationship, atau bahkan di lingkup family. Dimana, pelaku akan membuat korban mempertanyakan pikiran, realitas, ingatan, hingga seluruh kejadian yang ada disekelilingnya tersebut.
Bisa dibilang gaslighting adalah manipulasi psikologi. Meskipun awalnya tampak sebagai sebuah kerikil kecil (masalah ringan). Namun, jika terjadi terus-menerus, perilaku tersebut dapat menyebabkan pihak korban mengalami stres psikologis dan trauma emosional.
Entah disengaja atau tidak, tindakan gaslighting tidak dapat dibenarkan. Alangkah baiknya jika perilaku tersebut dapat dihentikan dan dihindari oleh semua orang. Berikut ini beberapa ciri-ciri gaslighting yang harus kamu ketahui.
1. Tukang bohong
Percaya atau tidak, perilaku gaslighting biasanya bermula dari sebuah kebohongan. Jadi hampir keseluruhan hubungan tersebut dibangun berdasarkan ketidakjujuran. Tidak heran, jika hampir semua pelaku gaslighting sangat gemar sekali bersilat lidah alias suka berbohong.
Alhasil, semua orang pun percaya dan membenarkan sebuah fakta yang bohong tersebut. Seberapa banyak bukti yang ada didepan mata, tidak akan membuat pelaku gaslighting bersikap jujur. Mereka akan tetap pada pendirian dan akan selalu membatah kesalahannya itu.
Parahnya lagi, pelaku justru melemparkan kesalahan tersebut pada orang lain dan menyebut orang tersebutlah yang berbohong.
Namanya juga tukang bohong, tentu ia tidak akan kehabisan akal untuk menipu orang lain. Mencoba mempengaruhi apapun perkatannya adalah sebuah fakta kebenaran.
2. Korban ization
Pada dasarnya, gaslighting dan ization merupakan suatu tindakan yang berbeda. Jika gaslighting adalah manipulasi psikologi, ization adalah memanipulasi kebenaran. Meskipun begitu, keduanya dapat dipraktekkan dalam waktu yang bersamaan.
Korban ization juga disebut sebagai “play the victim”, dimana istilah ini ditunjukan bagi mereka yang selalu memposisikan dirinya sebagai “korban”. Padahal sebenarnya, merekalah pelaku atau orang yang melakukan kesalahan. Karena tidak ingin disalahkan, jadinya ia menutupi hal tersebut dengan cara mengembalikan keadaan.
Kebanyakan hal tersebut dilakukan karena rasa takut yang amat besar pada diri pelaku. Selain itu, ada rasa khawatir akan mendapatkan tekanan atau perlawanan dari orang lain. Akhinya, dia memilih lebih dulu mengambil peran sebagai yang tertindas atau korban, daripada harus di “cap” sebagai pihak negatif.
3. Labrak ala SMA
Siapa yang dulunya suka banget bertindak sok jagoan atau jadi “preman-nya” sekolah? Atau malah menjadi mangsa pelaku bullying? Bisa dibilang, bulling ala SMA merupakan sikap gaslighting yang cukup offensive atau tindakan yang mampu melemahkan korban.
Tindakan-tindakan yang dilakukan pelaku akan membuat korban merasa putus asa, takut, pesimistis, dan lemah. Pada akhirnya, psikologi korban akan terganggu dan mempertanyakan persepsi dan dirinya sendiri.
Tidak jauh berbeda dengan anak SMA, para pelaku biasanya akan menyudutkan korban atau membungkam korban dengan ‘blackmailing’. Jika pun itu tidak dilakukan, pelaku akan menyebarkan gosip dan mengajak orang untuk menyerang si korban.
4. Manipulatif
Tidak peduli hubungan pertemanan, persahabatan, percintaan, bahkan hubungan dengan keluarga. Semua pernah berada pada fase “up and down”. Namun, apabila ada satu sisi yang lebih dominan hingga mampu memanipulasi keadaan, bisa jadi kamu sedang berada pada zona orang yang sedang gaslighting.
Sadar betul bukan, jika banyak sekali orang yang masih memiliki kepribadian ‘fake’ di hadapan kita. Padahal, mereka justru orang yang paling memiliki dampak buruk bagi kehidupan kita.
Biasanya, mereka ingin bergabung dan masuk dalam hidup kita. Mencoba berteman dan menjadi sahabat yang baik. Namun, sayangnya itu bukanlah faktor utamanya. Orang dengan sikap manipulatif cenderung berteman untuk memanfaatkan kebaikan orang lain.
Apabila sudah dekat, orang tersebut tidak segan untuk memanipulasi korban agar bisa melakukan apapun yang pelaku inginkan.
5. Pertanyaan dan kebingungan
Coba jujur, pasti pernah kan satu waktu kamu punya perasaan yang janggal pada seseorang? Tenang, nggak hanya kamu. Semua orang pernah memiliki perasaan tersebut kok.
Misalkan, ada temen sekolah nggak pernah ngobrol, nggak pernah tegur sapa sama kamu. Tapi, tiba-tiba datang dan ngajakin jalan bareng. Percaya deh, pasti hati kecil kamu bingung, kayak:
“kenapa nih orang jadi baik banget gini?”. Atau, “Nggak ada angin, nggak ada hujan, kenapa tiba-tiba baik ya?”.
Siapa yang nggak bingung coba? Hal yang sederhana aja nggak pernah dilakukan, lalu datang dengan kebaikan. Aneh aja kan. Tapi wajar aja sih, jika hal itu bisa menimbul berbagai pertanyaan dan ber-spekulasi yang buruk kepada si dia.
Misalnya, “Ah, apa bener dia seburuk yang aku kira selama ini”.
Timbulnya pertanyaan dan perasaan kebingungan itu juga disebut sebagai ciri kamu sedang mendapatkan perilaku glaslighting.
6. Menjatuhkan
Tidak ada perasaan yang paling menyakitkan, kecuali disudutkan dan dijatuhkan harga dirinya. Nah, salah satu sikap atau tindakan dari gaslighting ialah mencoba menjatuhkan si korban setiap waktunya.
Banyak cara yang bisa mereka lakukan, seperti membuat kebohongan, melakukan manipulasi, memberikan komentar sinis, serta menyudutkan korban dengan pernyataan yang jahat.
Biasanya, hal-hal kecil ini tanpa disadari banyak dilakukan oleh orang terdekat lho. Alih-alih sebagai bercandaan semata. Tapi justru berpotensi merendahkan dan mempermainkan insecurities dari korban. Sehingga, kebanyakan orang tidak menyadari tindakan gaslighting tersebut.
Misalkan, “Ah dasar, kebiasaan kalau diajakin keluar gak pernah ada uang!”, “Kamu itu pinter, tapi sayang…..”, atau “Udah deh, nggak usah belagu. Biasanya juga mintak ditraktir gitu?!”.
Coba deh, renungkan kembali apakah lingkungan sekitarmu pernah mendapatkan tindakan seperti di atas? Ataukah malah kamu yang menjadi korbannya? Apa mungkin juga, kamu pernah melakukan tindakan seperti ciri-ciri di atas?
So, jangan biarkan perilaku gaslighting masuk dalam kehidupan kamu. Apalagi jika kamu menjadi pelaku dari tindakan gaslighting tersebut. Mungkin, tanpa disadari kita bisa bertindak seperti itu.
Oleh karena itu, berhati-hatilah saat bertutur kata dan perhatikan setiap tindakan kamu terhadap orang lain. Kamu orang baik, dan tetaplah menjadi positif dilingkunganmu.