Kekerasan emosional atau disebut juga emotional abuse adalah kekerasan non-fisik atau verbal yang dilontarkan melalui kata-kata oleh dia kepadamu. Tanpa disadari, kekerasan ini banyak terjadi di dalam hubungan. Karena bentuknya bukan kekerasan fisik, orang-orang sering menganggap sepele kekerasan ini. padahal jika diperhatikan, dampak dari kekerasan emosional tidak kalah menyakitkan dari kekerasan fisik.
Jika kekerasan fisik memiliki luka yang berdampak langsung pada bagian tubuh dan dapat terlihat dengan jelas, lain lagi dengan luka yang disebabkan oleh emotional abuse. Kekerasan emosional bisa menyebabkan sakit hati, dendam, kehilangan kepercayaan kepada diri sendiri sang korban, hingga menjadikan korban memiliki perilaku yang sama seperti dia.
Tak hanya itu, sama halnya dengan kekerasan fisik, kekerasan emosional juga dapat menyebabkan trauma yang berakibat pada hubungan sosial korban.
Karena bentuknya tidak berwujud, kekerasan emosional sering dianggap hal biasa dan tidak disadari oleh korban. Hati-hati, kekerasan emosional bisa menjadi tanda bahwa suatu hubungan sudah tidak sehat lagi.
Agar terhindar dari kekerasan emosional dan kamu tidak larut di dalamnya, berikut tanda-tanda kekerasan emosional dalam hubungan. Yuk simak!
1. Pasangan nggak pernah setuju dengan pendapatmu
Bebas mengutarakan pendapat adalah hak setiap manusia. Tak terkecuali dalam menjalani sebuah hubungan. Mengutarakan pendapat dan mendiskusikannya adalah bagian-bagian penting yang mengisi hubungan dengan pasangan. Perihal setuju atau tidak juga merupakan pilihan. Namun, nggak semua hal menjadi bahan perdebatan dan tidak disetujui, kan?
Terkadang ada beberapa hal yang harus diterima oleh pasangan tentang pendapat kita dan memiliki kesamaan pendapat terhadap hal tersebut. Contohnya jika kamu mengutarakan pendapat tentang suatu hal yang unik atau kamu sukai, kemudian menyampaikan hobi dan impianmu seperti apa, hal-hal tersebut akan membuat kalian akan semakin mengenal satu sama lain.
Namun, jika pasanganmu malah tidak menyetujui dan memberikan pandangan-pandangan yang membuat pendapatmu seolah salah, maka kamu akan merasa kecewa dan tidak didengarkan, bukan?
2. Merasa dipermalukan oleh humor dari pasangan
Karena bentuk kekerasan emosional biasanya dalam bentuk verbal, terkadang kekerasan dalam bentuk kata-kata ini kerap terselubung dalam humor atau candaan dia.
Jika humor harusnya dapat menghibur, namun pasangan malah menyelipkan bentuk kekerasan emosional di dalamnya, maka kamu harus berhati-hati dan mulai mencari cara untuk menghentikan.
Umumnya, kekerasan emosional dalam bentuk humor biasa dilakukan dia dengan cara menggodamu dengan suatu hal padahal tahu kamu risih atau membenci hal tersebut.
Dia juga tak segan mengejek kekurangan yang ada pada dirimu seperti penampilan dan kemampuanmu, bahkan tak segan sampai menjatuhkan harga dirimu di depan teman-teman maupun keluarganya.
Biasanya dia melakukan humor yang tidak mengenakkan tentang dirimu dengan bebas karena kamu selalu membiarkannya tanpa pernah menegur, dia mungkin menganggapnya bercanda dan kamu tidak akan keberatan.
Namun dari sudut pandang orang lain hal ini bisa perlahan mengucilkanmu. Jangan takut dikatakan terlalu sensitif, harga dirimu juga perlu dijaga.
3. Pasangan terus mengkritik dirimu
Jika pasanganmu benar-benar ingin membantumu berubah menjadi lebih baik lagi, maka dia akan memberikanmu solusi yang membangun.
Namun jika pasanganmu hanya memberikan kritik tanpa solusi dan justru membuatmu semakin tidak percaya diri, hal ini menjadi ciri kamu sedang dalam hubungan dengan kekerasan emosional. Jangan biarkan pasanganmu mengkritikmu hingga membuatmu jatuh.
Alih-alih menuruti perkataan pasangan, berusahalah untuk melawannya dan memberi alasan dari pandanganmu. Meskipun dia adalah pasanganmu, tentu kamu memiliki prinsip sendiri. Jangan biarkan kritikan membuatmu semakin kehilangan jati diri. Pasangan justru membuat menjadi lebih baik bukan malah menjatuhkan.
4. Pasangan selalu menyalahkan
Salah satu hal yang membuat sebuah hubungan menjadi sehat adalah kepercayaan dan sikap saling mendukung. Namun, apabila ketika ada masalah dalam hubungan lantas pasangan langsung menyalahkanmu, hal ini menjadi salah satu ciri kekerasan emosional. Pasangan bahkan tidak peduli dengan permasalahannya dan seenaknya menuduh bahwa kamulah penyebab dari pertengkaran kalian.
Selain sifatnya yang selalu menyalahkan, pasangan juga kerap kali berprasangka buruk terhadapmu. Seolah hal-hal buruk yang menimpanya disebabkan olehmu.
Pasangan yang seperti ini akan membuatmu merasa bahwa kamu membawa sial bagi hidupnya. Hal ini tentu akan membuatmu ragu dengan diri sendiri bahkan kamu juga mulai bertanya-tanya tentang kebenaran dari apa yang dikatakan oleh pasanganmu.
Sebelum semuanya semakin memburuk, nggak ada salahnya kamu melawan atau menjauh dari orang seperti ini. kesehatan mentalmu juga perlu dijaga.
5. Diabaikan dan sulit mendiskusikan masalah bersama
Setelah pasangan menyalahkanmu atas sebuah masalah, lantas dia menghukummu dengan cara mengabaikan dan tidak mau diajak berdiskusi tentang masalah yang kalian hadapi.
Dia bahkan tidak mau menghubungimu, tidak mau mendengarkanmu, tidak mau memperhatikanmu, hingga mendiamkanmu dalam jangka waktu yang lama dengan alasan menyuruh untuk membuatmu menyesali perbuatan.
Diabaikan oleh pasangan adalah hal yang menyakitkan. Daripada diabaikan, seharusnya mencari solusi dan jalan keluar dari permasalahan bersama-bersama jauh lebih baik.
Kamu bisa kok mengajukan pendapat kepada pasangan untuk berhenti mengabaikanmu dan pelan-pelan mendiskusikan masalah bersama. Dengan begitu, kamu tidak merasa bersalah seorang diri dan paham letak kesalahan dalam hubungan kalian.
Umumnya, pasangan akan terus menghindar dan keberatan saat kamu mencoba membicarakannya baik-baik. Tapi, apa kamu tahan jika setiap pertengkaran selalu begitu?
6. Membuatmu berubah sesuai keinginannya
Salah satu hal yang mungkin membuat mental tertekan dalam menjalani hubungan adalah tidak menjadi diri sendiri. Menjadi diri sendiri dan merasa dihargai oleh pasangan sangatlah membantu pribadi lebih berkembang dan hubungan yang sehat.
Namun, jika sudah sebaliknya maka bersiaplah dengan rasa tidak nyaman. Pasangan yang tidak bisa menerimamu apa adanya, menuntutmu untuk berubah sesuai keinginannya, bahkan membuatmu terlihat seperti orang lain hanya untuk membuatnya senang.
Dalam setiap kesempatan, pasangan selalu memintamu untuk mengubah penampilan, menentukan bagaimana kamu bersikap, apa saja yang boleh atau tidak kamu lakukan, sehingga kamu akan merasa tidak nyaman karena tidak menjadi diri sendiri.
Tapi pasanganmu cuek-cuek aja asalkan keinginannya tercapai untuk melihat dirimu seperti yang dia inginkan. Jika kamu terus menurutinya seperti ini, bisa-bisa kamu mengalami krisis identitas.
7. Penuh drama
Seseorang yang penuh drama, suka memutar-balikkan fakta, suka berbohong pasti akan membuat hati capek. Jika mendapat pasangan seperti ini, kamu akan merasa kewalahan untuk menghadapinya.
Umumnya, dibalik sifatnya yang penuh drama, pasangan seperti ini cenderung egois. Dia merasa teraniaya padahal sebenarnya begitulah caranya ingin mengendalikanmu.
Jangan berlama-lama dengan orang seperti ini jika masih ingin mentalmu waras. simpan energimu untuk orang-orang yang lebih bisa menghargaimu daripada orang yang hanya membuatmu kelelahan menghadapinya. Hubungan yang seharusnya untuk tumbuh bersama jangan sampai membuatmu semakin terpuruk.
Baca Juga : 7 Tips Menghindari Toxic Relationship di Awal Hubungan Pacaran