Dalam menjalankan sebuah bisnis, kualitas produk bukan satu-satunya hal yang bisa membuat Anda bertahan. Ada banyak faktor, salah satunya dengan cara menentukan harga jual.
Seperti diketahui, penetapan hargalah yang akan memberikan keuntungan terhadap pedagang. Semakin tinggi selisih harga jual dan harga pokok maka semakin tinggi pula keuntungan yang bisa didapatkan.
Aspek lain yang juga sangat menentukan harga jual adalah merek. Produk Chanel misalnya, sekali pun produsen menggunakan bahan standar seumpama, namun orang rela membeli harga sangat tinggi karena nilai produk tersebut.
Akan tetapi, hal ini bisa dilakukan jika memang produk Anda telah dikenal dan memiliki tempat eksklusif di pasar.
Untuk menentukan harga jual, tidak bisa dilakukan sembarangan apalagi sebatas kira-kira. Menentukan harga per unit misalnya, dalam praktiknya memiliki sejumlah tantangan serius yang harus dipilih yaitu:
- Harga jual sangat murah. Menentukan harga yang terlalu murah jika dibandingkan harga pasaran memang akan membuat orang tertarik, begitu pun dengan tingginya kuantitas penjualan. Namun, Anda tak akan mendapat untung banyak dan kalah terlebih dengan biaya operasional yang tinggi. Jangan mematok harga melalui kisaran, tapi perhitungkan harga pokok serta pengeluaran operasional lainnya.
- Harga jual sangat mahal. Pada kondisi sebaliknya, menetapkan harga terlalu mahal hanya akan membuat Anda kehilangan pelanggan. Jika konsumen melihat harga rata-rata di pasar dengan kualitas yang sama, mereka tentu memilih harga termurah. Memang, penjualan per unit akan mendatangkan keuntungan besar, sayangnya tidak akan membuat Anda menang dari kompetitor.
Dari kedua kasus tersebut, kita sebenarnya dapat melihat bahwa menentukan sebuah harga jual harus melihat dari berbagai aspek. Misalnya, melalui riset pasar tentang berapa harga produk yang sama dengan kualitas serupa.
Berikutnya tentu, menganalisis harga bahan baku serta pengeluaran operasional yang sangat menunjang kegiatan produksi. Untuk mengetahuinya, berikut ini beberapa metode dan tahap penentuan harga jual:
1. Harga Markup
Markup umumnya dihitung dalam persentase biaya akuisisi produk. Biaya perolehan ini bisa menjadi biaya beli barang maupun jasa dan masuk dalam pengeluaran produksi.
Karena itu, langkah untuk menambahkan persentase markup produk adalah dengan memutuskan seberapa banyak markup agar memberi keuntungan.
Setelah menghitung persentase, tentukan lagi berapa biaya produk yang mencakup barang dan overhead apabila terdapat biaya produksi, penjualan, biaya umum, administrasi serta hal spesifik lainnya.
Tambahkan juga tunjangan untuk risiko kerusakan barang untuk mengantisipasi bentuk kerugian.
Harga Jual = Harga Perolehan + (Harga Perolehan x % Markup)
Di atas adalah rumus dasar dalam menghitung harga jual menggunakan metode markup. Persentase harga markup bisa Anda tentukan sendiri, namun ingat dalam batas rasional dan sesuai dengan kantung target konsumen Anda.
2. Harga Margin
Berikutnya cara menentukan harga jual melalui harga margin. Berbeda dengan markup yang menambahkan nilai persentase pada akuisisi atau modal. Metode ini menggunakan persentase harga yang didapat dari perbandingan harga jual serta harga akuisisi atau modal.
Pelaku usaha umumnya menggunakan metode ini karena sudah mengetahui berapa kisaran harga yang diinginkan. Kendati demikian penting bagi Anda untuk memperhitungkan margin, karena pada tahap perbandingan harga jual akan menentukan harga perolehan.
Nantinya, Anda akan mendapat harga rasional, tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal agar dapat berkompetisi di pasar sesungguhnya.
Margin = (Harga Jual – Harga Perolehan) / Harga Jual
3. Harga Keystone
Umumnya, perhitungan dengan metode keystone digunakan untuk pengaturan harga barang jadi yang akan dijual kembali dengan perhitungan dua kali harga grosir maupun biaya perolehan produk tersebut.
Pelaku usaha di Indonesia banyak menggunakannya dalam berbagai industri seperti department store atau toko barang jadi dimana pemilik menawarkan sebagai reseller.
Jika menganalisis metode perhitungan, keystone sebenarnya serupa dengan markup. Perbedaannya terletak pada nilai markup yang cukup besar. Nominalnya bisa mencapai harga jual hingga 2 kali dari biaya perolehan yakni markup 100%.
Bahkan, pada sejumlah industri justru bisa mencapai tiga kali lipat dari total biaya perolehan lantaran ingin mendapatkan keuntungan dalam jumlah lebih besar.
Baca Juga: 8 Taktik Cerdas Penetapan dan Penulisan Harga Produk Agar Bisnis Laku Keras
Namun jika menghitung dengan limit tersebut, ada kemungkinan pengembalian barang karena tidak laku atau return. Hasilnya, stok barang akan tinggi dan tak bisa dijual kembali. Kondisi ini akan berisiko terhadap kondisi gudang dan kerugian serius untuk proses pembersihannya.
4. Penetapan Harga dari Rekomendasi Pemilik Merek
Jika usaha yang Anda miliki memiliki hak cipta merek dari suatu perusahaan, Anda mungkin akan mendapat rekomendasi. Misal saja pada Manufacturing Suggested Retail Price (MSRP), memang harga yang diberikan hanya bersifat rekomendasi jadi Anda tidak harus menggunakannya.
Namun, Anda mesti menghitung berapa biaya perolehan dari barang tersebut. Hal ini karena metode perhitungan amat membantu dalam penetapan harga margin. Dengan begitu Anda akan tahu berapa banyak keuntungan Anda dari setiap produk yang dijual.
Selain itu dengan penjualan harga standar misalnya, Anda bahkan tau berapa nilai atau harga yang ditawarkan kompetitor lain. Penetapan harga yang sesuai dengan pemilik merek tak banyak dipilih.
Terutama pada bisnis ritel yang dijalankan, ada banyak pertimbangan dalam penetapan harga sehingga menentukan dengan harga kompetitif sangat dibutuhkan. Namun, jika Anda memilih menggunakan harga lebih dari yang disarankan berhati-hatilah.
Sebagian besar konsumen memiliki kemampuan untuk riset pasar sebelumnya untuk membandingkan harga terbaik. Jika mereka tau harga yang Anda pasang lebih tinggi dari harga pasaran besar kemungkinan barang tidak akan dibeli.
Ini bentuk membuat Anda kehilangan potensi konsumen dalam jangka pendek. Bahkan jika harga tinggi tersebut hanya pada beberapa produk, asumsi bahwa Anda menjual rata-rata barang di atas harga wajar akan tetap ada.
Kesimpulan
Melalui sejumlah penjelasan mengenai beberapa cara menentukan harga jual di atas, Anda tentu harus menghitung per produk dan membuat penilaian yang berbeda pula.
Contoh saja, jika Anda menggunakan metode markup, artinya tidak semua item akan dengan markup yang sama semisal 30%. Bisa saja ada yang lebih tinggi, lantaran tingginya permintaan terhadap barang tersebut. Bisa juga, karena pesaing lain yang menjual barang tersebut.
Selain itu, faktor volume tidak bisa diabaikan karena sangat dibutuhkan. Ini merupakan faktor yang menentukan harga jual. Bisa, jika Anda menjual sejumlah barang dengan margin kecil namun dengan kuantitas yang lebih banyak untuk meningkatkan penjualan.
Selama Anda berupaya meningkatkan jumlah penjualan, produk dengan margin kecil tidak akan ada masalah dan tetap memberi keuntungan besar.
Seluruh metode perhitungan di atas bisa Anda terapkan sesuai dengan kondisi bisnis Anda, industri serta metode yang memang dianggap lebih ideal.
Setelah cara menentukan harga jual diketahui dan diterapkan, berikutnya adalah tugas Anda untuk menentukan bagaimana metode pemasaran maupun strategi lain agar penjualan terus meningkat.